WASHINGTON, KAMIS— Para tokoh dan pimpinan Demokrat di Kongres AS terus mencari jalan untuk meneruskan penyelidikan mereka sebagai bagian dari proses pemakzulan Presiden Donald Trump setelah Gedung Putih berupaya menghalangi proses penyelidikan tersebut.
Dua hari setelah pemerintahan Trump tiba-tiba menghalangi Duta Besar AS untuk Uni Eropa memberikan kesaksian kepada tiga komite Dewan Perwakilan Rakyat AS, para anggota parlemen dari Demokrat berusaha mencari cara bagaimana mengamankan kesaksian dari intelijen AS yang melaporkan adanya percakapan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Hari Selasa (8/10/2019), Departemen Luar Negeri AS membatalkan kesaksian Gordon Sondland, Duta Besar AS untuk Uni Eropa, setelah Sondland terbang dari Brussels secara sukarela.
Para anggota parlemen itu mencari cara bagaimana mencegah agar identitas pelapor tidak terungkap kepada publik. Salah satu kemungkinan adalah meminta kesaksian pelapor atau pihak terkait lain dari tempat yang jauh dengan memanfaatkan teknologi sehingga identitasnya tak terungkap.
Sejumlah sumber di Kongres juga mengakui adanya kekhawatiran pemerintah akan menghalangi mantan Duta Besar AS untuk Ukraina, Marie Yovanovitch, guna diminta kesaksian dan keterangannya. Yovanovitch telah diberhentikan Trump sebelum masa tugasnya berakhir.
Sejumlah anggota DPR dari Demokrat mengajukan penyelidikan pemakzulan setelah mendapat informasi bahwa Trump meminta bantuan pemerintah asing untuk menyelidiki bakal calon rival dari kubu Demokrat pada pemilihan umum tahun 2020. Memo pembocor rahasia kepada Kongres juga menyatakan keprihatinannya terkait upaya Trump memanfaatkan bantuan kepada Ukraina senilai 400 juta dolar AS agar negara itu menggelar penyelidikan terhadap Joe Biden, bakal calon presiden dari Demokrat, dan putranya, Hunter Biden.
Trump menyangkal telah melakukan kesalahan dan menyebut upaya pemakzulan sebagai sikap yang partisan.
”Partai Republik menolak menjawab pertanyaan paling sederhana: apakah bisa diterima seorang presiden menekan negara asing untuk merusak pemilu kita. Pemilu AS harus diputuskan warga Amerika, bukan dengan ’bantuan’ pemerintahan asing,” kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi dalam cuitannya di Twitter, Kamis (10/10).
Anggota DPR dari Demokrat yang menjadi ujung tombak pemakzulan kemungkinan akan melancarkan serangan balik terhadap Gedung Putih yang menghalangi penyelidikan. Salah seorang anggota DPR Demokrat menyebut langkah serangan balik itu kemungkinan akan diambil, awal pekan depan, setelah anggota DPR kembali ke Capitol Hill dari masa resesnya.
Pelosi diperkirakan membahas penyelidikan pemakzulan dengan anggota DPR dari Demokrat melalui konferensi, Jumat (11/10) ini.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kamis (10/10), mengatakan, Presiden Donald Trump tidak berusaha memerasnya selama berkomunikasi melalui telepon dengannya pada Juli atau ketika bertemu langsung di bulan September lalu. (REUTERS/AFP/AP/ADH)