Sri Mulyani: PDB Indonesia Lima Besar Dunia pada 2045
›
Sri Mulyani: PDB Indonesia...
Iklan
Sri Mulyani: PDB Indonesia Lima Besar Dunia pada 2045
Dalam kondisi ekonomi tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang baik, Indonesia diproyeksi akan menjadi negara dengan Produk Domestik Bruto lima besar di dunia tahun 2045.
Oleh
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Dalam kondisi ekonomi tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang baik, Indonesia diproyeksi akan menjadi negara dengan produk domestik bruto lima besar di dunia pada 2045. Saat itu, 70 persen masyarakat dalam posisi kelas menengah dan 73 persen sudah tinggal di perkotaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal itu saat memberikan Orasi Ilmiah ”Menyongsong Indonesia Maju: Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)” di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Kamis (10/10/2019). ”Ini bukan impian, ini bukan angan-angan, ini adalah proyeksi,” ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, 25 tahun lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-100 tahun. Saat itu populasi penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 319 juta orang, meningkat dari saat ini yang baru 267 juta orang. Pendapatan per kapita saat ini mencapai 23.000 dollar Amerika Serikat atau lebih.
Demi mencapai proyeksi itu, ada prasyarat dan langkah-langkah yang harus dilakukan, mulai dari memperbaiki kualitas infrastruktur, membangun birokrasi dan institusi publik yang bersih serta kompeten, serta terus membangun kapasitas teknologi.
Menurut Sri Mulyani, ada penilaian dari dunia internasional bahwa Indonesia punya potensi untuk menjadi negara besar. Selain jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta kaum menengah ke atas yang tumbuh, politik ekonomi pemerintahan juga dinilai punya ketangguhan.
Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen—kecuali pada saat krisis moneter tahun 1978. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan dunia yang berada di kisaran 2-3 persen.
”Artinya ekonomi Indonesia larinya lebih cepat dan tinggi dibandingkan dengan rata-rata ekonomi dunia. Kalau kita terus-terusan begitu, berpuluh tahun, Indonesia akan menjadi negara yang konvergensinya menuju kemajuan bisa kita prediksi,” ujarnya.
Selama 20 tahun ini, lanjut Sri Mulyani, indikator kesejahteraan juga meningkat. Indikator itu, antara lain, angka kemiskinan yang kini mencapai di bawah 10 persen atau tepatnya 9,4 persen. Harapannya, tahun depan angka itu bisa turun di bawah 9 persen. Dari sisi ketimpangan juga ada penurunan gap 0,38 persen.
Ini semua menjadi potensi untuk mencapai proyeksi tahun 2045. ”Kita punya potensi dan pencapaian. Namun, kita juga masih punya pekerjaan rumah dan tantangan yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Tantangan yang dimaksud, di antaranya terkait lingkungan global. Hari ini dunia tengah mengalami perubahan luar biasa. Ekonomi global tengah mengalami ketegangan karena kebijakan ekonomi di Amerika, Eropa, China, dan Jepang yang dinilai berkontribusi terhadap pelemahan ekonomi di negara lain.
Dunia juga sedang berubah cepat karena aspek teknologi. Teknologi telah mengubah banyak ekonomi dan bangsa. Dengan teknologi terjadi otomatisasi, keberadaan kecerdasan buatan telah memunculkan berbagai produk dan implikasinya. Selain itu dunia juga menghadapi tekanan dan ancaman dampak perubahan iklim.
Untuk menghadapi itu semua, kita perlu membangun SDM yang baik. Daya saing ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh kualitas SDM, teknologi, dan inovasi. Meski Indeks SDM kita naik, tetapi masih kalah dari negara lain. Demikian pula produktivitas yang masih rendah harus terus ditingkatkan.
”Jadi kualitas SDM, infrastruktur, kemampuan teknologi, dan inovasi menjadi tantangan kita. Kalau kita lihat demografi Indonesia, banyak anak muda memberikan sinyal positif. Generasi muda punya kesempatan untuk maju. Menjadi generasi lebih baik jika dapat pelatihan dan pendidikan yang baik pula,” ujarnya.
Karena itu, Sri Mulyani mengajak mahasiswa semua melihat berbagai kesempatan untuk maju. Bagaimana mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga harus punya wawasan dan keahlian tentang apa yang dibutuhkan ke depan, punya leadership, emotional inteligent, dan problem solving. Ke depan ekonomi dunia akan semakin didorong oleh ilmu pengetahuan.
”Memahami bahwa modal dasar manusia adalah strategis, penting, negara harus hadir. Salah satu instrumen yang penting adalah keuangan negara, APBN. APBN merupakan instrumen yang disiapkan Indonesia hari ini dalam menyongsong dan menghadapi tantangan,” katanya.
Dalam postur APBN 2020, pendapatan negara Rp 2.233 triliun, belanja mencapai Rp 2.540 triliun, sehingga ada defisit Rp 307 triliun. Anggaran belanja sebesar Rp 2.540 triliun itu difokuskan untuk lima hal, antara lain bidang SDM dan pendidikan Rp 508 triliun, kesehatan Rp 132 triliun, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan Rp 373 triliun, infrastruktur Rp 423 triliun.
Rektor UMM Fauzan mengatakan mahasiswa yang saat ini belajar akan mendulang sukses pada 10-15 tahun ke depan. Apa yang terjadi di masa yang akan datang tergantung apa yang mereka lakukan saat ini. UMM sendiri kerap mendatangkan tokoh, termasuk Menteri Keuangan sebagai inspirasi bagi mahasiswa.
”Kiprah Menteri Keuangan kita paham. Punya jasa besar meningkatkan ekonomi Indonesia. Srikandi yang tahan banting,” katanya. Pada kesepatan ini, UMM juga memberikan penghargaan kepada Sri Mulyani sebagai Tokoh Kemajuan Ekonomi Syariah. (WER)