PARIS, JUMAT— Invasi Turki ke Suriah memicu Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi bagi Ankara. Uni Eropa juga menuding Turki memeras lewat ancaman akan membuka gerbang pengungsian menuju Eropa.
Sanksi bagi Ankara akan dibahas dalam pertemuan Uni Eropa (UE), pekan depan. ”Jelas sekali, siap untuk dibahas,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Perancis untuk Urusan Eropa Amelie de Montchalin, Jumat (11/10/2019), di Paris.
UE mempertimbangkan penjatuhan sanksi tersebut setelah negara-negara Eropa gagal mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk bersikap atas invasi itu. ”Kami tidak akan diam tanpa daya saat dihadapkan pada situasi yang mengejutkan bagi warga sipil, SDF (Pasukan Demokratik Suriah), dan kestabilan kawasan,” ujar De Montchalin kepada radio France Inter. ”Kecaman kami kuat. Walakin, bukan hanya itu. Kami akan bertindak. Anda bayangkan bahwa kita diam saja sambil berkata, ’Anda tahu, kami menyadari situasinya rumit’,” kata De Montchalin.
Swedia malah bersikap lebih tegas. Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde meminta UE mengenakan embargo kepada Turki. ”(Invasi) itu melanggar hukum internasional, mengacaukan keadaan, dan berisiko menimbulkan masalah kemanusiaan yang besar. DK PBB harus bersikap,” katanya.
Militer Turki mulai menggempur sasaran milisi Kurdi di Suriah utara, Rabu (9/10). Gempuran itu dilancarkan tak lama setelas AS menarik pasukan dari wilayah-wilayah yang akan menjadi target serangan Turki.
Pemerasan
Terpisah, UE juga menuding Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berusaha memeras Eropa. Tudingan itu dipicu ancaman Erdogan bahwa Ankara akan membiarkan 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki memasuki Eropa jika UE menyebut serangan Turki ke Suriah sebagai invasi.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyatakan, UE tidak boleh tunduk pada ancaman Turki yang akan mendorong jutaan pengungsi Suriah memasuki negara-negara UE. ”Pemerasan ini tidak bisa diterima. Upaya Turki menerima pengungsi Suriah tidak bisa dijadikan alat memeras (demi dukungan) atas tindakan militer yang tidak bisa kami terima dan harus segera dihentikan,” kata Conte.
Ketua Komisi Uni Eropa Donald Tusk juga mengecam keras upaya pemerasan itu. ”Turki harus memahami bahwa keprihatinan utama kami adalah tindakan negara itu dapat memicu bencana kemanusiaan baru, dan (tindakan itu) tidak bisa diterima. Tidak ada yang bisa menerima pengungsi dijadikan alat untuk memeras. Karena itu, saya menyatakan ancaman Presiden Erdogan salah tempat,” katanya.
Tusk juga mengecam serangan Turki dan meminta serbuan ke Suriah itu dihentikan segera. ”Intervensi militer hanya memperburuk keadaan,” ujarnya.
Tindakan Turki memperburuk ketidakstabilan kawasan, memicu penderitaan dan pengungsian warga sipil. Langkah Ankara juga melemahkan perlawanan terhadap Negara Islam di Irak dan Suriah. (AFP/REUTERS/RAZ)