Penyerangan Masih Terjadi, Aparat Evaluasi Pengamanan di Wamena
›
Penyerangan Masih Terjadi,...
Iklan
Penyerangan Masih Terjadi, Aparat Evaluasi Pengamanan di Wamena
Aparat keamanan mengevaluasi pengamanan yang dilakukan di Wamena, Papua, pascaperistiwa penyerangan terhadap dua warga yang dilakukan oleh orang tak dikenal, Sabtu (12/10/2019).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dua warga diserang orang tak dikenal di daerah Wouma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (12/10/2019). Insiden ini terjadi di tengah kembalinya para pengungsi ke Wamena pasca-kerusuhan pada 23 September lalu. Aparat keamanan pun mengevaluasi pengamanan yang dilakukan di daerah tersebut.
Dari data kepolisian, identitas dua korban adalah Deri Datu Padang (30) dan Bunga Simon (38). Deri dan Simon bersama empat rekannya dihadang dua orang yang membawa pisau saat melewati Jembatan Wouma, Sabtu, pukul 15.20 WIT. Lokasi itu masih terbilang di dalam kota Wamena, jaraknya tak sampai 2 kilometer dari kantor bupati.
Keenam orang ini mengendarai motor. Saat itu, Deri membawa motor berboncengan dengan Simon. Tiba-tiba, dua orang tak dikenal muncul dan langsung menikam Deri di perut bagian kanan.
Deri dan Simon pun terjatuh dari motor. Kedua pelaku langsung melarikan diri. Deri sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena untuk mendapatkan perawatan. Namun, nyawanya tak tertolong dan ia meninggal pukul 16.50 WIT.
Pascainsiden itu, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw dan Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab langsung menuju Wamena pada Minggu (13/10).
Dalam rilis Polda Papua yang diterima Kompas, Paulus mengatakan, insiden penyerangan warga di Wouma menjadi evaluasi bagi pihaknya dalam pengamanan Wamena. Ia menyatakan, Polda Papua akan membantu Polres Jayawijaya untuk memulihkan kembali situasi keamanan di Wamena melalui upaya hukum yang tegas dan sesuai prosedur.
Paulus pun menegaskan, tak ada lagi konsep-konsep untuk pengamanan Wamena. Pihaknya akan meningkatkan patroli pasukan dalam jumlah besar, menyiapkan pos pengamanan di daerah yang rawan gangguan keamanan, dan razia senjata tajam di seluruh wilayah Wamena.
Diduga para pelaku masih terkait dengan aksi kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019.
”Saya mewakili jajaran Polda Papua menyampaikan turut berduka cita bagi keluarga korban. Diduga para pelaku masih terkait dengan aksi kerusuhan di Wamena pada 23 September 2019,” tutur Paulus. Ia pun mengimbau warga agar tidak main hakim sendiri untuk menghadapi para pelaku agar tidak memicu konflik yang baru.
Sementara itu, Herman mengatakan, tak ada lagi upaya preventif dalam menghadapi oknum yang mengacaukan situasi keamanan di Wamena. Pihaknya akan menggunakan upaya represif demi terciptanya rasa aman di Wamena.
Entis Sutisna, salah satu tokoh paguyuban masyarakat di Wamena, mengaku, warga merasa waswas akibat peristiwa di Wouma tersebut. ”Saat ini, seluruh warga meningkatkan kewaspadaan dengan berjaga-jaga di setiap rumah pada malam hari,” kata Ketua Paguyuban Masyarakat Sunda Kabupaten Jayawijaya ini.
Puluhan pos
Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda, saat dihubungi dari Jayapura pada Minggu malam, mengatakan, pihaknya akan menyiapkan 31 pos pengamaman di seluruh Wamena. ”Sebanyak 30 personel pasukan akan berada di setiap pos. Kehadiran pos ini khususnya di daerah yang rawan gangguan keamanan,” ujarnya.
Ia pun menyatakan, total 500 personel Polri dikerahkan untuk mengejar para pelaku yang terlibat aksi kerusuhan dan penyerangan warga. ”Oknum-oknum ini sengaja ingin menciptakan situasi Wamena yang sudah kondusif kembali mencekam. Kami akan menghadapi mereka dengan tindakan tegas,” kata Tonny.
Bupati Jayawijaya John Richard Banua mengatakan, pihaknya mendukung dengan anggaran untuk pembangunan pos pengamanan di sejumlah lokasi. Pembangunan pos di daerah rawan itu sesuai permintaan warga. ”Kami akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan tokoh gereja agar insiden ini tak terulang lagi,” tutur John.