Mengajarkan kemampuan musik pada anak-anak berkebutuhan khusus dan penyandang disabilitas mental butuh kesabaran. Sang guru juga harus punya kemampuan untuk memotivasi murid dan orangtua mereka.
Hal itu dikisahkan Heraldha Savira (23), peraih peringkat I Raka Raki Jawa Timur 2019. Sejak delapan tahun terakhir, dia mendirikan juga mengajar di sekolah musik untuk anak-anak berkondisi khusus tersebut. Selain jago dengan beragam alat musik, Heraldha juga penyandang gelar sarjana psikologi klinis dari Universitas Airlangga.
Menurut dia, anak-anak hiperaktif (ADHD) berbeda pendekatannya dengan anak autis atau bahkan dengan anak penyandang disabilitas mental bertingkat kecerdasan (IQ) rendah.
Dari belajar musik, salah satu muridnya yang berkondisi IQ rendah bahkan berani dan mampu bersekolah di SMA umum. Orangtuanya sempat ragu dan khawatir jika anaknya harus bersekolah di sekolah umum. Padahal, justru anak-anak seperti itu perlu diberi kesempatan.
Heraldha juga sering mengikutkan murid-muridnya pada konser musik. ”Walau mereka hanya membawakan lagu-lagu sederhana,” ujar gadis sulung dari dua bersaudari ini.
”Saat tampil dan menyelesaikan satu lagu, mendapatkan tepuk tangan, mereka sangat senang dan terbangun rasa percaya diri. Begitu juga orangtua mereka.” (DWA)