Yuk... Kawal Uji Publik Calon Komisioner Komnas Perempuan
›
Yuk... Kawal Uji Publik Calon ...
Iklan
Yuk... Kawal Uji Publik Calon Komisioner Komnas Perempuan
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·3 menit baca
Sejak pekan lalu, undangan kepada masyarakat untuk mengikuti Uji Publik Calon Anggota Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan periode 2020-2024 dipasang di seluruh akun media sosial dari lembaga negara tersebut. Isinya berupa ajakan kepada masyarakat untuk mengawal proses seleksi tersebut, termasuk memberikan pertanyaan dan masukan kepada para calon yang mengikuti seleksi.
Contoh undangan tersebut seperti : “Yuk, bersama kita kawal proses pemilihan anggota Komnas Perempuan periode 2020-2024!” atau Panitia Seleksi Anggota Komnas Perempuan mengundang kamu semua untuk hadir ke acara Uji Publik Calon Anggota Komnas Perempuan periode 2020-2024, tanggal 14-15 Okt 2019, di Hotel Sari Pacific, Jakarta. Semua boleh datang, tapi daftar dulu ya!
Bagi yang tidak hadir, juga panitia seleksi akan menyiapkan siaran langsung (live streaming) secara interaktif proses uji publik calon anggota Komnas perempuan tersebut melalui Facebook Komnas Perempuan:
Tak hanya itu menyiarkan langsung proses uji publik, Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota Komnas Perempuan Periode 2020-2024 Usman Hamid menyatakan pansel juga membuka ruang partisipasi (masukan) masyarakat yang seluas-luasnya hingga tanggal 25 Oktober 2019. Masukan tersebut bisa dikirim melalui email panitiaseleksi2019@komnasperempuan.go.id.
“Kami mengundang masyarakat untuk memberikan pertanyaan, tanggapan, dan masukan atas rekam jejak calon komisioner Komnas Perempuan dalam uji publik ini,” ujar Usman, pekan lalu.
Usman berharap, dengan proses tahapan yang terbuka tersebut, masyarakat akan mengetahui lebih jauh siapa yang menjadi calon-calon anggota Komnas Perempuan.
Tahapan Uji Publik Calon Komisioner Komnas Perempuan Periode 2020-2024, yang berlangsung Senin (14/10/2019) hingga Selasa (15/10/2019) akan diikuti 49 calon (sebanyak 50 lolos seleksi, tetapi satu mengundurkan diri, yaitu Siti Nurwati Hodijah). Nama-nama para calon dapat dilihat di laman Komnas Perempuan.
Dari data pansel, ke-49 calon yang akan mengikuti tahapan seleksi uji publik, berasal dari berbagai latar belakang. Paling banyak adalah aktivis dari berbagai bidang, yang jumlahnya sekitar 20 orang. Di luar itu ada agamawan, advokat, dosen, konsultan, pekerja sosial, pegawai negeri, peneliti, dan wiraswasta. Di antara calon-calon tersebut juga ada enam anggota Komnas Perempuan periode 2014-2019 serta tiga anggota Badan Pekerja Komnas Perempuan.
Uji publik dan tes psikologi berbarengan
Tahapan seleksi ini berbarengan dengan tes psikologi dan wawancara. “Uji publik dilakukan berbarengan dengan tes psikologi. Mekanisme ini menjadi salah satu alat untuk melihat kekuatan mereka, daya tahan para calon,” ujar anggota pansel Miryam SV Nainggolan.
Uji publik dilakukan berbarengan dengan tes psikologi. Mekanisme ini menjadi salah satu alat untuk melihat kekuatan mereka, daya tahan para calon.
Uji publik dan tes psikologi merupakan tahapan seleksi yang dilakukan oleh pansel setelah seleksi administrasi dan tes tertulis (uji makalah). Tahapan ini menjadi penting karena dari hasil uji publik dan psikotest, pansel akan menetapkan dan merekomendasikan nama-nama calon yang nanti akan dipilih dalam Sidang Komisi Paripurna Komnas Perempuan. Jumlah calon komisioner yang akan dipilih hanya 15 orang.
Karena itulah, masukan publik sangat penting, agar pansel menemukan calon-calon yang berintegritas dan independen. Setidaknya, calon yang terpilih nanti akan sesuai dengan harapan publik serta mampu menjawab kebutuhan Komnas Perempuan pada lima tahun mendatang.
Bahkan melihat dinamika dan tantangan Komnas Perempuan lima tahun ke depan yang semakin kompleks, pada seleksi calon komisioner kali ini pansel memasukkan uji psikologi sebagai salah satu syarat yang harus dilewati para calon komisioner. Selain membutuhkan sosok atau figur yang tangguh, tahan uji terhadap berbagai tekanan baik dari dalam maupun dari luar, komisioner yang terpilih harus mampu bekerja dalam tim.
Melihat dinamika dan tantangan Komnas Perempuan lima tahun ke depan yang semakin kompleks, pada seleksi calon komisioner kali ini pansel memasukkan uji psikologi.
Kehadiran sosok komisioner yang bisa bekerja sama sangat diperlukan, karena menurut Miryam, dari pengalaman selama ini masih ada komisioner yang bekerja sendiri-sendiri. “Justru yang perlu dicari adalah orang-orang yang mumpuni, tapi juga mempunyai kerendahan hati untuk mau bekerja sama dalam tim,” kata Miryan.
Tak hanya mampu bekerja dalam tim, kemampuan berkomunikasi juga penting bagi seorang komisioner Komnas Perempuan, terutama saat berhadapan dengan pemangku kebijakan dalam berbagai tingkatan, baik di tingkat pusat maupun daerah.