Perdana Menteri Korea Selatan berencana mengunjungi Jepang dalam perjalanan tingkat tinggi sejak Jepang memberlakukan pengetatan ekspor yang mempertajam perselisihan diplomatik dengan Korea Selatan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
SEOUL, MINGGU — Perdana Menteri Korea Selatan berencana mengunjungi Jepang dalam perjalanan tingkat tinggi sejak Jepang memberlakukan pengetatan ekspor yang mempertajam perselisihan diplomatik dengan Korea Selatan.
Lee Nak-yon, Perdana Menteri Korea Selatan, dijadwalkan menghadiri upacara penobatan Kaisar Naruhito pada 22-24 Oktober mendatang.
Lee juga akan turut dalam jamuan yang diadakan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe serta menggelar pertemuan terpisah dengannya yang akan menandai dialog tingkat tinggi pertama sejak tensi hubungan Korea Selatan-Jepang memanas.
”Kami berharap kunjungan PM Lee akan membantu kedua belah pihak bisa saling memahami bahwa kami melanjutkan dialog untuk memperbaiki hubungan,” kata seorang pejabat Korea Selatan yang enggan disebutkan namanya.
Hubungan antara Korea Selatan dan Jepang yang bertetangga berada di titik terendah sejak normalisasi hubungan keduanya pada 1965. Hal itu berawal dari Mahkamah Agung Korea Selatan yang memerintahkan sejumlah perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi terhadap tenaga kerja pada masa perang, tahun lalu.
Jepang mengatakan bahwa persoalan itu sudah selesai dengan kesepakatan yang dibuat tahun 1965 yang menormalisasi hubungan mereka.
Sejak saat itu, perselisihan tersebut melebar ke sektor perdagangan dan keamanan. Jepang membalas Korea Selatan dengan membatasi ekspor bahan material yang krusial untuk pembuatan semikonduktor ke Korea Selatan dan Korea Selatan meresponsnya dengan membatalkan kesepakatan bilateral perihal berbagi informasi intelijen.
Abe dan Lee yang sama-sama mantan jurnalis telah membangun hubungan sejak mereka terjun di politik dan terakhir bertemu dalam forum internasional di Rusia, September 2018. (REUTERS)