JAKARTA, KOMPAS - Peningkatan daya saing produk dalam negeri menjadi keniscayaan di era persaingan global. Produk dengan desain yang baik dinilai akan berdaya saing dan berdaya tarik bagi konsumen.
"Desain merupakan elemen penting yang mampu memberikan nilai tambah suatu produk, baik dari sisi penampilan maupun fungsi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Indonesia Good Design Selection (IGDS) 2019 di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Produk yang mengedepankan nilai-nilai inovatif, kreatif, berkualitas, dan orisinal dinilai bakal mampu bersaing secara global. Desain suatu produk dapat mewakili ciri-ciri tersebut.
Menurut Airlangga kekayaan ragam budaya merupakan potensi dan modal pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Merujuk Survei Khusus Ekonomi Kreatif yang dilakukan Badan Pusat Statistik dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf); produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif naik setiap tahun.
"PDB ekonomi kreatif tahun 2018 diperkirakan mencapai Rp. 1.105 triliun atau naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Airlangga.
Dia merinci kontribusi terbesar berasal dari subsektor kuliner, yakni 41,69 persen; disusul mode 18,15 persen; serta kriya atau kerajinan 15,70 persen. Sebanyak 16,91 juta orang tercatat bekerja di sektor ekonomi kreatif di tahun 2016.
Sementara itu Ekonomi Kreatif Outlook 2019 mencatat nilai ekspor ekonomi kreatif sebesar 19,9 miliar dollar AS. Tiga negara tujuan ekspor ekonomi kreatif adalah AS, Jepang, dan Taiwan.
Terkait IGDS, Airlangga mengatakan bahwa desain yang baik dan mendapat penghargaan adalah desain yang aplikatif dan dapat dikomersialkan. Kesempatan mengikuti lokakarya di Taiwan bagi penerima penghargaan Grand Award dan Best Three diharapkan dapat menambah wawasan desain global sekaligus memperluas jaringan. "Dan akhirnya diharapkan juga dapat meningkatkan ekspor," kata Airlangga.
Desain yang baik dan mendapat penghargaan adalah desain yang aplikatif.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, IGDS sudah digelar sejak tahun 2001. "Hal ini menjadikan IGDS merupakan bentuk penghargaan bidang desain industri nasional tertua dan terbesar di Indonesia," ujar Gati.
Ada 99 produk yang diikutkan pada IGDS 2016. Jumlah produk meningkat menjadi 243 produk di IGDS tahun 2017 dan 333 produk pada IGDS 2019.
Gati menuturkan IGDS bertujuan meningkatkan akses pasar sebagai salah satu permasalahan yang dihadapi pelaku industri kecil menengah. "Kami membikin IGDS agar melalui desain ini daya saing produk Indonesia bisa tinggi seiring apresiasi yang diberikan," kata Gati.