Setelah hampir dua minggu reda akibat diguyur hujan, kebakaran lahan gambut di Kalimantan Selatan mulai terjadi lagi. Satuan tugas darat kembali harus bekerja keras untuk menanggulanginya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
MARTAPURA, KOMPAS – Setelah hampir dua minggu reda akibat diguyur hujan, kebakaran lahan gambut di Kalimantan Selatan mulai terjadi lagi. Satuan tugas darat kembali harus bekerja keras untuk menanggulanginya agar kebakaran lahan gambut tidak meluas dan memicu kabut asap kembali.
Senin (15/10/2019), kebakaran lahan gambut terjadi Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, sekitar 20 kilometer dari Banjarmasin. Api membakar lahan gambut yang tak terurus di kiri dan kanan ruas Jalan Gubernur Syarkawi.
Asap dari lahan gambut yang terbakar itu menyelimuti ruas Jalan Gubernur Syarkawi, yang merupakan jalan lingkar utara untuk menuju ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bau asap yang menyengat dan memedihkan mata sangat mengganggu pengguna jalan yang melintas dengan sepeda motor.
Kepala Kepolisian Sektor Gambut Inspektur Satu Jenny Rahman yang berada di lokasi kejadian mengatakan, kebakaran lahan gambut di Gambut mulai terjadi Senin (14/10). Pada kemarau tahun ini, lahan gambut yang terbakar itu memang belum terbakar. ”Lahan gambut di sini selalu jadi masalah setiap tahun,” katanya.
Kebakaran lahan gambut di Gambut yang terjadi sehari sebelumnya berhasil diatasi. Sekitar 50 personel gabungan bersama sukarelawan pemadam kebakaran bekerja keras memadamkan api yang membakar lahan gambut dari Senin siang hingga menjelang tengah malam. ”Baru saja padam, muncul lagi titik api baru,” ujarnya.
Jenny belum bisa memastikan apa yang memicu kebakaran lahan gambut tersebut. Namun, ia yakin api itu tidak muncul begitu saja tanpa ulah manusia. ”Apakah ada dugaan disengaja ? Tentu itu masih dalam penyelidikan kami,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan, lahan gambut yang terbakar cukup luas. Di lahan tersebut terdapat beberapa plang nama pemilik lahan, lengkap dengan nomor sertifikat hak milik. Namun, lahan gambut bertuan itu tampak tak terurus hingga rimbun dengan semak belukar.
Kalau sampai angin mengarah ke timur maka bandara akan diselimuti kabut asap
Menurut Jenny, kebakaran lahan gambut di Gambut berpotensi memicu asap pekat di kawasan Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarbaru jika tidak cepat diatasi. ”Kalau sampai angin mengarah ke timur maka bandara akan diselimuti kabut asap,” katanya.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Banjarmasin, ada 48 titik panas (hotspot) di wilayah Kalsel pada 15 Oktober. Sebanyak 13 hotspot di antaranya berada di wilayah Kabupaten Banjar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalsel Wahyuddin mengatakan, Kalsel saat ini masih dalam status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). ”Status siaga darurat karhutla sampai dengan 31 Oktober,” ujarnya.