Kehadiran dua pelari kembar berusia 18 tahun di pelatnas atletik menumbuhkan semangat para sprinter untuk mengejar prestasi di SEA Games 2019 meskipun tanpa Lalu Muhammad Zohri.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia memutuskan tidak akan mengirim pelari andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, ke SEA Games 2019 Filipina. Keputusan itu sempat membuat kecewa, terutama tim sprinter. Namun, belakangan, kekecewaan itu mereka jadikan motivasi untuk membuktikan diri bahwa mereka tetap bisa memberikan prestasi terbaik untuk ”Merah-Putih”.
”Kami kaget dengan keputusan itu. Sempat sangat kecewa. Sebab, Zohri tak hanya menambah separuh kekuatan tim, tetapi juga mengangkat semangat semua anggota tim. Tapi, lama-lama kami berpikir bahwa ini juga bisa jadi panggung kami untuk menunjukkan kemampuan terbaik. Kami ingin buktikan bahwa kami tetap bisa memberikan prestasi terbaik untuk Indonesia,” ujar anggota tim estafet 4 x 100 meter Indonesia, Mochammad Bisma Diwa, di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Dari hati yang terdalam, saya ingin sekali coba tampil di SEA Games 2019.
Ketua Umum PB PASI Bob Hasan ketika ditemui di Jakarta, Jumat (11/10/2019), mengatakan, dirinya meminta Zohri tidak usah tampil di SEA Games 2019. Ia menilai, level Zohri tidak lagi ada di SEA Games, melainkan pada level lebih tinggi. Zohri diminta fokus saja mempersiapkan diri tampil di Olimpiade Tokyo 2020. ”Untuk SEA Games, biarlah itu jadi tempat atlet-atlet remaja dan yunior Zohri menempah diri dan tambah pengalaman internasional,” ujarnya.
Bob berjanji akan mengirim Zohri ke sejumlah kejuaraan atletik internasional, terutama di Eropa, agar jam terbang pelari berusia 19 tahun itu lebih tinggi. Pengalaman berlomba sangat dibutuhkan untuk menempah mental. Dari segi bakat dan kemampuan teknis, Zohri tidak kalah dengan pelari-pelari top dunia. Tapi, dari segi mental, dia masih jauh tertinggal.
”Itu terlihat sekali pada babak kualifikasi 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2019 kemarin, dia keder,” tutur Bob.
Keputusan itu sejatinya mengecewakan sejumlah pelatih dan atlet, terutama di tim sprinter. Pelatih Kepala Sprint PB PASI Eni Nuraini menuturkan, tidak dimungkiri, Zohri adalah separuh kekuatan tim estafet 4 x 100 meter. Dia juga jadi harapan PB PASI untuk menyumbangkan emas, terutama dari nomor 100 meter. ”Sekarang, tanpa Zohri, peluang kita meraih emas menjadi 50:50 di nomor 4 x 100 meter maupun 100 meter,” ujarnya.
Zohri juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia sebenarnya ingin sekali turun di SEA Games 2019 yang bakal menjadi SEA Games pertama dalam kariernya. Di sisi lain, ajang itu bisa menjadi pelipur laranya setelah gagal memberikan hasil terbaik pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019. ”Dari hati yang terdalam, saya ingin sekali coba tampil di SEA Games 2019,” katanya.
Berupaya optimal
Belakangan, setelah tim pelatih memberikan pemahaman, para atlet akhirnya bisa menerima keputusan tersebut. Sekarang, mereka sudah mendapatkan kembali motivasi tinggi dalam menatap SEA Games 2019. Bisma mengutarakan, walau tanpa Zohri, tim estafet mendapatkan tambahan kekuatan dari pelari kembar asal Semarang, Jawa Tengah, yakni Adit Rico Pradana dan Adit Rici Pradana.
Kedua pelari yang masih berusia 18 tahun itu punya catatan waktu terbaik cukup mengesankan walaupun baru naik level dari kategori remaja ke yunior. Rico punya catatan terbaik 10,56 detik, sedangkan Rici punya catatan terbaik 10,64 detik. Catatan waktu mereka sudah mengimbangi Bisma yang punya catatan waktu terbaik 10,56 detik dan cenderung lebih baik dibanding Joko Kuncoro Adi yang punya waktu terbaik 10,66 detik.
Kehadiran Rico dan Rici tentu bisa menjadi pelapis, bahkan suntikan kekuatan utama tim 4 x 100 meter, terutama mendukung Eko Rimbawan yang berstatus sebagai pelari tercepat di tim dengan waktu terbaik 10,48 detik. ”Kehadiran Rico dan Rici membuat tim kembali bersemangat setelah dapat kabar kemungkinan besar tidak akan diperkuat Zohri di SEA Games nanti,” tutur Bisma.
Rico, saat ditemui beberapa waktu lalu, menyampaikan, dirinya tidak terbebani dengan status sebagai debutan pelatnas dan digadang-gadang menggantikan Zohri di tim 4 x 100 meter. Justru dirinya bersemangat membuktikan bahwa dirinya memang pantas ada di pelatnas, bahkan menjadi pengganti Zohri sekalipun. ”Saya pribadi senang sekali kalau memang dipercaya tampil di SEA Games nanti. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini,” ujarnya.