Peran sebagai Nyi Misni dalam film yang baru saja dirilis Perempuan Tanah Jahanam sungguh merupakan hal sangat menakjubkan bagi Christine Hakim (63).
Oleh
Arbain Rambey
·2 menit baca
Peran sebagai Nyi Misni dalam film yang baru saja dirilis Perempuan Tanah Jahanam sungguh merupakan hal sangat menakjubkan bagi Christine Hakim (63). Nyi Misni mudah membunuh orang, mengulitinya, dan menjadikan kulit itu sebagai wayang demi memutus sebuah rantai kutukan.
”Berperan sebagai Nyi Misni sunguh saya menyampingkan logika sejauh-jauhnya,” kata Christine di rumahnya yang luas dan asri di daerah Cibubur awal pekan ini.
Christine yang sudah meraih sembilan Piala Citra dalam berbagai kategori ini lalu membandingkan peran Nyi Misni dengan berbagai peran yang pernah dijalaninya selama 46 tahun kariernya di dunia film. Dan, dalam pembicaraan sore itu bisa disimpulkan bahwa semua peran Christine tak ada yang sama, bahkan tak ada yang mirip.
”Saat membintangi Cinta Pertama dalam usia 17 tahun, saya yang tomboi (kelakilakian) harus berperan sebagai wanita yang jatuh cinta. Sementara dalam Toet Nyak Dien, saya diharuskan tinggal di Aceh selama 1,5 tahun dan membaca setumpuk buku sejarah yang beberapa berbahasa Belanda agar bisa menjiwai peran,” papar Christine.
Mengakhiri pembicaraan, Christine mengatakan bahwa yang kurang di Indonesia adalah Kementrian Kebudayaan. ”Sejak zaman Presiden Soekarno pun tak ada Kementerian Kebudayaan. Kalau tidak di bawah Kementerian Pariwisata, ya di bawah Kementerian Pendidikan. Padahal, kebudayaan itu di atas pendidikan,” kata wanita kelahiran 25 Desember ini.
Menurut Christine, selama ini segala hal yang buruk telah terjadi karena kebudayaan telah terabaikan dan dipandang secara salah di Indonesia.