Konsulat Jenderal RI di Jeddah sedang menggagas ASEAN Film Festival yang dijadwalkan awal tahun 2020. ASEAN Film Festival menayangkan sejumlah film unggulan dari beberapa negara Asia Tenggara.
Oleh
Nasrullah Nara
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Angin keterbukaan yang diembuskan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman benar-benar dioptimalkan oleh para diplomat negara-negara sahabat Arab Saudi untuk mempromosikan produk budaya di negeri tersebut. Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, misalnya, sedang menggagas ASEAN Film Festival yang dijadwalkan awal tahun 2020.
Siaran pers yang diterima Kompas, Rabu (6/10/2019) pagi, menyebutkan, ASEAN Film Festival menayangkan sejumlah film unggulan dari beberapa negara Asia Tenggara yang memiliki perwakilan di wilayah barat Arab Saudi, di antaranya Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Setiap negara sudah mulai melakukan kurasi film untuk diputar di Jeddah. Dua film Indonesia yang mengangkat aspek kuliner Nusantara, yaitu Aruna dan Lidahnya serta Tabula Rasa, diharapkan menjadi film pembuka dalam festival ini.
Terkait dengan itu, Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KJRI Jeddah Agus Muktamar beserta staf melaksanakan kunjungan ke Kantor Badan Perfilman Indonesia (BPI) di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, Senin (14/10/2019).
”Film menjadi jendela dalam memandang budaya dan tradisi masyarakat Indonesia secara lebih rileks, tetapi kontemplatif,” ujar Agus. Dia menambahkan, melalui film, masyarakat Arab Saudi, komunitas diplomat, dan ekspatriat berkesempatan untuk melihat Indonesia bukan hanya dari sisi artistik-sinematografis, melainkan juga membantu mereka untuk mengenal dan memahami Indonesia lebih mendalam.
Memanfaatkan semangat Kerajaan Arab Saudi yang tengah melakukan transformasi ekonomi dan pembangunan sosial, KJRI Jeddah juga mengharapkan agar film Indonesia, dan dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya, bisa mengisi ceruk yang mulai diramaikan oleh film-film Hollywood dan Bollywood.
”Melalui ajang ini, warga Arab Saudi diharapkan memperoleh tayangan yang berbeda dari genre film yang dua-tiga tahun terakhir berangsur marak di sana, terlebih dengan beroperasinya sejumlah bioskop di kota-kota besar Riyadh dan Jeddah,” urai Agus.
Ketua Bidang Festival Internasional dan Hubungan Luar Negeri BPI Dimas Jayasrana, yang menerima kedatangan wakil KJRI Jeddah, memberikan apresiasi positif atas inisiatif KJRI Jeddah memperkenalkan Indonesia melalui film. ”Film menjadi salah satu media strategis dalam diplomasi budaya Indonesia di luar negeri,” ungkapnya. Peran film akan melengkapi berbagai kerja-kerja diplomasi yang dilakukan oleh perwakilan Indonesia di luar negeri.
Sebagai lembaga yang dibentuk atas mandat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman, BPI diharapkan mampu menghadirkan film yang memberi pernyataan serta pengalaman estetik dan memiliki fungsi pendidikan, hiburan, dan/atau sosial budaya. ”Kegiatan perayaan perfilman dan peningkatan apresiasi film, salah satunya yang akan diselenggarakan oleh KJRI Jeddah, tentunya perlu didukung oleh semua pihak,” ujar Dimas. BPI siap mendukung ASEAN Film Festival mulai dari sisi perencanaan hingga pelaksanaannya.
Potensi Indonesia
Secara terpisah, Konsul Jenderal RI di Jeddah Hery Saripudin menegaskan, di luar jalur haji dan umrah, pihaknya ingin memanfaatkan segala momentum untuk membuka cakrawala masyarakat Arab Saudi sekaligus mempromosikan Indonesia di negeri tersebut, termasuk di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Khusus di bidang ekonomi, KJRI Jeddah menggandeng 21 pengusaha besar dari Arab Saudi untuk menghadiri Indramayu Investment Forum (IIF) yang berlangsung selama dua hari, 13-14 Oktober 2019. Forum dikemas dalam format presentasi singkat, dilanjutkan dengan kunjungan ke berbagai sentra industri di Indramayu. IIF dilakukan menjelang gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang akan dihadiri 175 pengusaha Arab Saudi atas undangan KJRI Jeddah.
”Kehadiran pengusaha Arab Saudi di Kabupaten Indramayu ini merupakan ikhtiar KJRI Jeddah untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi. Para pengusaha dapat melihat langsung berbagai potensi investasi di daerah ini yang bisa digarap,” ucap Hery.
Primaduta Award
Rabu (16/10/2019) siang ini, Hery bersama sejumlah koleganya sesama diplomat yang bertugas di sejumlah negara lain akan menerima secara simbolis penyerahan penghargaan Primaduta Award 2019 dari Wakil Presiden Jusuf Kalla di ICE, Serpong, Tangerang. Selanjutnya, penghargaan tersebut akan diteruskan oleh Hery kepada perusahaan importir di Arab Saudi.
Primaduta Award adalah simbol apresiasi pemerintah RI—melalui Kementerian Perdagangan—kepada perusahaan asing yang giat mengimpor dan mempromosikan aneka komoditas Indonesia ke negaranya. Tahun ini, terdapat empat importir Arab Saudi yang menerima penghargaan tersebut, yakni Abdul Latif Jameel Co Ltd, Maula Aldawiah Trading and Co, Said Bawazir Trading Corp, dan Mohammed Bawazir For Trading Co.
Konsul Teknis Promosi Perdagangan KJRI Jeddah Gunawan menyebutkan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi per Agustus 2019 mencapai lebih dari 1 miliar dollar AS, naik 21,27 persen dari periode yang sama tahun 2018. (NAR)