Pemerintah Dorong Batam Jaring Wisatawan dari “Kolam Orang”
›
Pemerintah Dorong Batam Jaring...
Iklan
Pemerintah Dorong Batam Jaring Wisatawan dari “Kolam Orang”
Pemerintah akan mengembangkan Pulau Pengalap, Batam, Kepulauan Riau, menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata. Hal itu diharapkan akan membuat Batam mampu menjaring wisatawan asing dari Malaysia dan Singapura.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Pemerintah akan mengembangkan Pulau Pengalap, Batam, Kepulauan Riau, menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata. Hal itu diharapkan akan membuat Batam mampu menjaring wisatawan asing dari berbagai negara yang tengah berlibur di Singapura maupun Malaysia untuk datang ke Indonesia.
Menteri Pariwasata Arief Yahya, Rabu (16/10/2019), di Batam, mengatakan, lokasi Batam sangat strategis untuk menjaring wisatawan dari “kolam orang”. Keindahan alam bawah laut Kepri ditambah kemudahan akses dari Singapura dan Malaysia diyakini akan menggoda banyak wisatawan mancanegara.
Pada 2018, wisman yang datang ke Kepri mencapai 2,6 juta orang. Jumlah itu menyumbang 20 persen dari total kunjungan wisman ke Indonesia. Namun, tantangannya, rata-rata lama kunjungan wisman di Kepri hanya dua hari. Jauh di bawah rata-rata lama kunjungan wisman secara nasional yang berkisar tujuh hari. Untuk itu, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Batam jadi langkah awal menggoda wisman agar lebih lama berkunjung.
“Supaya waktu kunjungan wisatawan bertambah, seharusnya yang dikembangkan adalah kesatuan wilayah. Batam, Rempang, Galang, dan Pengalap bisa dijadikan satu kawasan,” kata Arief.
Oleh karena itu, ia meminta pembangunan Pulau Pengalap yang luasnya 568 hektar dijadikan sebagai langkah awal menciptakan kawasan pariwisata terintegrasi. Harapannya, setelah ini, sejumlah pulau lain bisa bergabung dengan Pulau Pengalap untuk memperluas cakupan KEK Pariwisata Batam.
Dengan membentuk KEK daerah dan pemodal mendapatkan kemudahan mendapatkan izin melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Infrastruktur dasar, yaitu jalan, air, listrik, dan komunikasi juga akan disediakan pemerintah. Selain itu, pengelola kawasan juga akan mendapat sejumlah fasilitas fiskal, salah satu tax holiday atau pembebasan pajak penghasilan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu.
“Pembentukan KEK adalah cara paling cerdas membangun pariwisata. Dengan KEK, perizinan yang selama ini menjadi kendala di negara berkembang jadi mudah karena ada layanan one stop service,” ujar Arief.
Pulau Pengalap dikelola PT Pulau Bintang Mas. Pembangunannya dimulai pada 2016 dan diperkirakan akan memakan waktu 16 tahun ke depan. Biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya sebesar Rp 11 triliun. Selain penginapan kelas wahid, pulau tersebut juga akan dilengkapi lapangan golf dan pelabuhan internasional.
Pemilik PT Pulau Bintang Mas Harmanto Tan mengatakan, pengerjakan proyek Kepri Coral di Pulau Pengalap menyedot pekerja hingga 10.000 orang. Ia memperkirakan, pariwisata di wilayah itu setidaknya akan mampu mendatangkan 300.000-500.000 wisman dalam setahun.
Saya usul kepada pemda dan pengelola agar menggandeng pemain dunia yang sudah berpengalaman mengembangkan water sport tourism agar brand-nya kuat dan menarik komunitas yang besar
“Saya usul kepada pemda dan pengelola agar menggandeng pemain dunia yang sudah berpengalaman mengembangkan water sport tourism agar brand-nya kuat dan menarik komunitas yang besar,” ucap Arief.
Ia mencontohkan, pengembangan KEK Pariwisata Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dinilai tepat menggandeng pemain besar dunia untuk membangun sirkuit balap motor. Dengan menggelar MotoGP yang memiliki banyak penggemar fanatik, daerah akan mudah menarik wisman dalam jumlah besar.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Gubernur Kepri Isdianto menyambut baik usulan Arief memperluas KEK Pariwisata Batam tidak hanya sebatas di Pulau Pengalap. Menurut dia, masih banyak pulau lain di Kota Batam maupun Kepri yang menyimpan potensi luar biasa tetapi belum dikelola secara maksimal.
“Salah satunya adalah Pulau Penyengat yang jadi asal mula Bahasa Melayu. Perlu segera dipikirkan caranya agar wisata budaya di pulau itu bisa menarik minat wisman,” kata Isdianto.