Situasi keamanan Timor Portugis (kini Timor Leste) memanas sejak awal tahun 1970-an. Portugis tidak bisa menguasai dua negara jajahannya, Angola di Afrika dan Timor Portugis yang berbatasan dengan Indonesia.
Perang saudara yang berkecamuk di Timor Portugis menyebabkan mengalirnya pengungsi dari negara kecil itu ke Indonesia. Pada Agustus 1975, misalnya, ada sekitar 5.000 pengungsi yang masuk ke Indonesia. September 1975, Palang Merah Indonesia (PMI) menangani sekitar 25.000 pengungsi yang masuk ke Indonesia.
Pernyataan kemerdekaan yang disampaikan Fretilin pada 28 November 1975 bukannya membuat suasana politik dan keamanan di Timor Portugis mereda. Justru situasi bertambah kacau karena tidak ada negara lain yang mengakui kemerdekaan koloni Portugis tersebut.
Empat partai politik, yakni UDT, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista, pada 30 November 1975 kemudian menyampaikan proklamasi tandingan yang menyatakan Timor Portugis bagian dari wilayah Indonesia.
Tahun-tahun berikutnya, situasi di Timor Portugis, yang kemudian berubah nama menjadi Provinsi Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia, tak sepenuhnya aman. Konflik bersenjata masih sering terjadi.
Untuk memberi kesan aman, Garuda Indonesia membuka layanan penerbangan Jakarta-Dili (ibu kota Provinsi Timor Timur) mulai 16 Oktober 1978. ”Ini bukan proyek mendapatkan keuntungan, tetapi tugas kenegaraan,” kata Direktur Utama Garuda Wiweko Soepono (Kompas, 17 Oktober 1978).
Rombongan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Laksamana TNI Sudomo merupakan penumpang dalam penerbangan perdana tersebut. Mereka berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Denpasar menggunakan pesawat DC-9. Adapun penerbangan dari Denpasar ke Bandara Komoro, Dili, menggunakan pesawat Fokker-28.
Meski ada penerbangan komersial, pada masa-masa awal tidak mudah untuk menuju Dili. Calon penumpang harus mendapat ”surat jalan” dari aparat militer yang dikeluarkan Laksusda Jaya, Laksusda Jatim, atau Laksusda Nusa Tenggara.
Pada 30 Agustus 1999, melalui referendum yang diawasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, rakyat Timor Timur memilih melepaskan diri dari Indonesia. Timor Timur menjadi negara sendiri bernama Timor Leste. (THY)