Qantas Uji Coba Penerbangan Terlama, 19 Jam Nonstop dari New York ke Sydney
›
Qantas Uji Coba Penerbangan...
Iklan
Qantas Uji Coba Penerbangan Terlama, 19 Jam Nonstop dari New York ke Sydney
Untuk pertama kalinya penumpang pesawat terbang akan diajak terbang jarak jauh tanpa transit. Hal ini tentu akan menguji batas ketahanan mental dan fisik para penumpang.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
Untuk pertama kalinya penumpang pesawat terbang akan diajak terbang jarak jauh tanpa transit. Hal ini tentu akan menguji batas ketahanan mental dan fisik para penumpang. Bayangkan saja, dari New York, Amerika Serikat, hingga Sydney, Australia, akan ditempuh terbang tanpa transit dengan menggunakan pesawat Qantas Airlines selama 19 jam.
Qantas mengoperasikan penerbangan langsung pertama dengan maskapai penerbangan komersial tersebut pada akhir pekan ini. Dalam tiga uji coba penerbangan pertama ultra-long haul pesawat berbendera Australia pada tahun ini, para peneliti akan memantau efek pada penumpang dari perjalanan tanpa transit selama 19 jam itu.
Sebanyak 40 penumpang dan kru, kebanyakan dari mereka adalah karyawan Qantas, berangkat dengan pesawat Boeing 787-9 dari New York pada hari Jumat (18/10/2019). Pesawat dijadwalkan tiba di pada hari Minggu pagi.
Jumlah penumpang dibatasi untuk meminimalkan berat di atas pesawat dan agar bahan bakar pesawat cukup untuk menempuh jarak sekitar 16.000 kilometer tanpa pengisian ulang bahan bakar. Penerbangan panjang tanpa transit itu akan bergerak ke arah barat melintasi Laut Pasifik.
Libatkan peneliti
Selama ini, belum pernah ada maskapai penerbangan lain yang pernah mencapai prestasi penerbangan sejauh itu. CEO Qantas Alan Joyce menyebutnya sebagai ”batas akhir penerbangan”. Para ilmuwan dari dua universitas Australia akan ikut terbang untuk memantau pola tidur penumpang, tingkat melatonin, dan konsumsi makanan.
Pilot juga akan memakai perangkat yang melacak gelombang otak dan kewaspadaan mereka. Dengan perbedaan waktu 15 jam antara New York dan Sydney, dampak jetlag akan diawasi dengan ketat.
”Kami tahu dari ilmu dasar ritme circadian bahwa perbedaan waktu yang lebih besar antara lokasi keberangkatan dan kedatangan, serta bepergian ke arah timur dibandingkan ke arah barat, cenderung membuat orang merasa lebih jetlag,” kata profesor dari Universitas Sydney, Stephen Simpson.
”Orang pada umumnya terlihat sangat berbeda ketika mengalami jetlag dan kami membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai apa yang menyebabkan jetlag dan kelelahan perjalanan sehingga kami dapat mencoba dan mengurangi dampak dari penerbangan jarak jauh,” kata Simpson.
Qantas pada tahun lalu memperkenalkan layanan penerbangan langsung pertama dari kota Perth, Australia barat, ke London, Inggris, dengan waktu tempuh perjalanan 17 jam. Ini merupakan salah satu penerbangan berpenumpang terlama di dunia. Selain rute New York-Sydney, Qantas akan menguji layanan penerbangan dari London ke Sydney dalam beberapa bulan mendatang.
Maskapai ini sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan layanan komersial pada rute maraton atau jarak jauh. Keputusan akan dibuat pada validitas penerbangan pada akhir tahun ini. Joyce mengatakan bahwa itu pada akhirnya merupakan keputusan bisnis.
Kekhawatiran pilot
Rintangan lain bisa datang dari dalam perusahaan. Pilot Qantas telah menyatakan kekhawatiran mereka terkait dampak penerbangan jarak jauh sesuai standar keselamatan. Asosiasi Pilot Australia dan Internasional (AIPA), yang mewakili pilot Qantas, mengatakan bahwa penerbangan eksplorasi jarak jauh hanya akan menghasilkan data yang terbatas, dan tidak akan cukup untuk mereplikasi kondisi penerbangan di dunia nyata.
Direktur keselamatan AIPA Shane Loney telah meminta agar dilakukan studi ilmiah jangka panjang terkait dampak penerbangan jarak jauh pada kru pesawat terbang. ”Pilot khawatir soal istirahat yang berkualitas selama penerbangan jarak jauh untuk mempertahankan kinerja mereka dan kami percaya kehati-hatian yang signifikan harus dilakukan dalam operasi awal untuk memastikan tidak ada konsekuensi yang tidak diinginkan,” kata Loney.
Seorang juru bicara Qantas mengatakan bahwa penerbangan uji coba ini adalah ”hanya satu bagian dari pekerjaan yang mereka lakukan untuk menilai bagaimana mengoperasikan penerbangan ini dengan aman”. Baik Airbus maupun Boeing telah meluncurkan pesawat untuk rute jarak jauh penerbangan Qantas. (AFP)
Editor:
samsulhadi
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.