Selisih Suara Bakal Tipis
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson harus bekerja keras meraih dukungan suara mayoritas di parlemen agar kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa bisa segera berlaku.
london, jumat Pemerintah Inggris akan menghadapi hari penentuan apakah keluar dari Uni Eropa atau tidak pada 31 Oktober 2019. Penentuan itu akan dilakukan pada Sabtu (19/10/2019) saat anggota parlemen memberikan suara.
John McDonnell, orang terkuat kedua di tubuh Partai Buruh, memperkirakan, hasil pemungutan suara Sabtu ini akan ”sangat tipis”. ”Saya tidak yakin kesepakatan Brexit akan disetujui, saya rasa akan kalah, tetapi selisih suaranya akan sangat tipis,” kata McDonnell kepada Sky News, Jumat (18/10/2019).
Parlemen Inggris akan memulai sidang pada pukul 08.30, Sabtu ini. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memberikan pernyataan di hadapan anggota parlemen dan diikuti debat selama 90 menit. Setelah itu, barulah pemungutan suara dilakukan.
Apabila hasil pemungutan suara berpihak kepada pemerintah, sejarah akan mencatat Johnson sebagai perdana menteri yang berhasil membawa Inggris keluar dari Uni Eropa, terlepas dari dampaknya baik atau buruk.
Sebaliknya, jika gagal, Johnson yang berulang kali berjanji akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa akan dipermalukan. Untuk itu, Johnson harus bekerja keras meraih dukungan dari anggota parlemen untuk menerima kesepakatan Brexit yang sudah dicapai dengan Uni Eropa mengingat Partai Konservatif tidak memiliki kursi mayoritas di parlemen.
Partai Konservatif hanya memiliki 288 kursi dari total 650 kursi di parlemen. Sementara pihak oposisi terbesar, Partai Buruh, mempunyai 245 kursi. Delapan partai lain yang ada di parlemen umumnya berseberangan dengan Johnson, termasuk Partai Unionis Demokratik atau DUP (10 kursi) yang mendukung pemerintahan Johnson kecuali dalam Brexit.
Untuk memenangi suara di parlemen, Johnson harus membujuk anggota parlemen yang tidak setuju dengan Brexit, baik di Partai Konservatif maupun Partai Buruh, agar berbalik mendukung kesepakatan Brexit. Johnson harus memperoleh minimal 318 suara agar kesepakatan Brexit bisa dijalankan.
”Kita memiliki kesepakatan baru yang luar biasa—sekarang parlemen harus menjalankan Brexit pada Sabtu,” kata Johnson dengan percaya diri.
Juru bicara Partai DUP, Sammy Wilson, menyampaikan, selain akan menolak kesepakatan Brexit, pihaknya juga akan mengajak anggota parlemen dari Partai Konservatif ”bersikap” bersama mereka.
Apabila parlemen menolak kesepakatan Brexit, berdasarkan aturan, perdana menteri harus meminta penundaan kembali Brexit selama tiga bulan kepada Uni Eropa. Sejauh ini, parlemen sudah tiga kali menolak kesepakatan Brexit yang diajukan perdana menteri terdahulu, Theresa May.
Jika hasil pemungutan suara imbang, Ketua Parlemen John Bercow akan menggunakan hak suaranya untuk menentukan.
Ditanya apa yang akan dilakukan jika parlemen Inggris kembali menolak kesepakatan Brexit, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyatakan, dirinya akan berkonsultasi dengan 27 negara anggota Uni Eropa.
Dampak ekonomi
Dari sisi ekonomi, andai Johnson mampu meraih dukungan mayoritas di parlemen pun, kepercayaan investor hanya muncul sementara sebab mereka tetap melihat Brexit sebagai kebijakan yang sulit.
Kementerian Keuangan Inggris, dan hampir semua ekonom eksternal, telah memperkirakan bahwa hambatan perdagangan yang muncul akibat Brexit akan membuat perekonomian Inggris melambat dibandingkan jika masih bergabung dengan Uni Eropa.
Kebijakan Brexit diperkirakan akan membuat warga Inggris 6 persen lebih miskin dibandingkan jika masih tergabung dengan Uni Eropa.
Proposal kesepakatan yang dibuat Theresa May kemungkinan menurunkan pendapatan per orang 5 persen. Adapun kebijakan Brexit tanpa kesepakatan akan membuat sektor perdagangan Inggris murni bergantung pada aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bisa menurunkan pendapatan lebih dari 8 persen.
Menteri Keuangan Inggris Sajid Javid menyangkal upaya yang mencoba menunjukkan kesepakatan Brexit yang diajukan Johnson memberikan pukulan lebih keras pada perekonomian dibandingkan dengan kesepakatan Brexit May. Kesepakatan Brexit yang dicapai Johnson justru menjadi ”bukti” untuk mengakhiri ketidakpastian yang selama ini menghambat investasi.
Apabila kesepakatan Brexit dicapai Inggris dengan Uni Eropa, para pemimpin Uni Eropa akan membahas rencana anggaran baru yang memungkinkan mereka mengalokasikan 1,1 triliun dollar AS pada periode 2021-2027.
(AP/REUTERS/ADH)