logo Kompas.id
Tirani Sosial
Iklan

Tirani Sosial

Oleh
M Subhan SD
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/doAYdesm8xaMHQ1opAsdJRP3kPE=/1024x1074/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2Fsubhansd-1.jpg
HANDINING

M Subhan SD

Ucapan John Stuart Mill (1806-1873) sungguh menggelitik. Bahwa ancaman utama terhadap kebebasan berbicara di negara demokrasi bukanlah negara, melainkan ”tirani sosial” dari sesama warga negara. Periode demokrasi pasca-Orde Baru, rakyat terlihat ”berkuasa”, sebaliknya negara tampak kehilangan kedigdayaan. Reformasi telah mengubah wajah negara melembut dan sebaliknya mengubah wajah publik yang lebih mengeras. Suara-suara publik (voice) justru terus bising (noise). Media sosial menjadi medium ekspresif. Suara dengungan begitu berisik.

Politik meninggalkan goresan yang tak mudah dihapus. Dua pemilihan presiden terakhir, atmosfer politiknya tidak berubah: rivalitas sengit dan membentuk basis massa yang baperan dan sulit move on. Tatkala pesta demokrasi usai, perbedaan politik sebagai esensi demokrasi tidak lantas mendapat penghormatan tertinggi. Rasa saling menghargai tidak menjadi fatsoen demokrasi. Maka, ketika kubu berbeda terkena bencana, bukannya simpati dan empati yang bermunculan, melainkan komentar dan status sinis yang bertebaran. Kasus penikaman Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto contohnya. Seharusnya, seberapa pun berseberangan secara politik, mestinya tak menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan kita. Sungguh sayang, apabila demokrasi yang tersemai selama 20 tahun ini lebih banyak menumbuhkan bibit kebencian.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000