Angin Kencang dan Turbulensi Ganggu Pemadaman Api di Gunung Arjuna
›
Angin Kencang dan Turbulensi...
Iklan
Angin Kencang dan Turbulensi Ganggu Pemadaman Api di Gunung Arjuna
Angin kencang dan angin berputar (turbulensi) menghambat pemadaman kebakaran lahan dan hutan di kawasan Taman Hutan Raya R Soerjo di lereng Gunung Arjuna, Jawa Timur, Minggu (20/10/2019).
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Angin kencang dan angin berputar (turbulensi) menghambat proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan di kawasan Taman Hutan Raya R Soerjo di lereng Gunung Arjuna, Jawa Timur, Minggu (20/10/2019). Api yang sebelumnya mengecil dan menyisakan bara, kembali membesar.
Akibat angin tersebut, pemadaman lewat udara gagal dilakukan. Helikopter MI8-MTV RDPL-34260 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana harus kembali ke Pangkalan TNI AU Abdulrahman Saleh, pagi tadi.
”Hari ini helikopter sudah mengudara, satu kali. Karena ada kendala angin kencang, akhirnya kami putuskan closed (helikopter kembali),” kata Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Satrio Nurseno.
Hari ini helikopter sudah mengudara, satu kali. Karena ada kendala angin kencang, akhirnya kami putuskan closed.
Tim pemadam menunggu sampai pukul 13.00 Minggu tadi, tetapi tidak ada perkembangan. Seharusnya hari ini helikopter akan memadamkan empat titik api, tetapi pemadaman ditunda hingga Senin besok.
Pada Minggu siang-sore tadi, kepulan asap tampak membubung dan terlihat di lereng selatan Gunung Arjuna. Fisik gunung tampak jelas. Begitu pula langit, awan yang biasanya menutup sirna tertiup angin.
Menurut Satrio, kecepatan angin di lereng Arjuna hari ini mencapai 24-30 knot. Kondisi tersebut membahayakan kru karena mereka membawa bambi bucket (kantong khusus) berkapasitas 4 ton air yang digantungkan di badan helikopter.
”Kalau kemarin (Sabtu, 19/10/2019), helikopter kerja penuh satu hari untuk melakukan pembasahan di tujuh titik. Kemarin api sudah bisa dikendalikan, tetapi hari ini cuaca panas dan angin membuat api kembali hidup,” ujarnya.
Setelah memadamkan api di Kalimantan, helikopter BNPB tiba di Malang pada Selasa (15/10/2019) siang. Pada Selasa sore, tim memantau kondisi, tetapi hari Rabu dan Kamis pembasahan melalui udara gagal dilakukan karena tubuh gunung tertutup kabut. Saat itu helikopter pun sedang dicek rutin. Baru pada Sabtu pembasahan bisa dilakukan kembali.
Pihak Pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo belum bisa memastikan luas area yang terbakar. Luasan bisa diketahui seusai evaluasi pasca-pemadaman api. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi, mengatakan, ada sejumlah vegetasi yang terbakar, tetapi yang paling banyak terbakar adalah alang-alang. Hujan belum turun di wilayah Tahura R Soerjo.
Tahura R Soerjo memiliki fungsi penting bagi Jawa Timur. Wilayahnya berada di perbatasan enam kabupaten/kota, yakni Batu, Malang, Pasuruan, Mojokerto, Jombang, dan Kediri. Di kawasan ini terdapat 36 gunung dan bukit. Beberapa di antaranya yang terkenal adalah Arjuna (3.339 mdpl); Anjasmara, Welirang, Lalijiwo (2.524 mdpl); Ringgit (2.474 mdpl); dan Argowayang (2.198 mdpl).
Karena lokasinya inilah, Tahura R Soerjo memiliki banyak mata air, yakni 163 mata air yang tersebar di 13 kecamatan. Salah satunya adalah Sumber Brantas yang merupakan mata air Sungai Brantas, yang melintasi belasan kabupaten/kota di Jawa Timur.