Kontingen catur Indonesia telah memasuki tahap akhir pematangan persiapan jelang SEA Games 2019 di Filipina. Namun, kesiapan mental masih menjadi masalah yang harus segera diperbaiki di sisa waktu yang ada.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kontingen catur Indonesia telah memasuki tahap akhir pematangan persiapan jelang SEA Games 2019 di Filipina pada 30 November-11 Desember. Namun, kesiapan mental masih menjadi masalah yang harus segera diperbaiki di sisa waktu yang ada.
Dalam turnamen Japfa International Rapid, Blitz, and Blind Chess 2019 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (20/10/2019), dua atlet unggulan pelatnas Indonesia GM Susanto Megaranto (ELO rating 2.550) dan WGM Medina Warda Aulia (2.360) mampu terhindar dari kekalahan.
Dari enam kali bertanding (catur kilat, cepat, dan buta masing-masing dua kali pertandingan), Susanto berhasil mengalahkan pecatur Rusia GM Ruslan Shcherbakov (2.527) dengan skor 4-2.
Shcherbakov merupakan guru dari semua atlet pelatnas Indonesia dengan skor 4-2. Sementara Medina bermain imbang 3-3 dengan IM Batchimeg Tuvshintugs (2.356) dari Mongolia.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kristianus Liem mengatakan, para pecatur pelatnas telah mempersiapkan diri sejak 1 April 2019. Dari uji coba yang dilakukan di Biel, Swiss pada Juli lalu, Medina berhasil juara.
“Untuk mematangkan persiapan sekaligus memperkuat mental bertanding, kami akan berlatih di India pada 26 Oktober hingga 2 November 2019 dengan didampingi salah satu pelatih terbaik di dunia GM RB Ramesh,” kata Kristianus.
Untuk mematangkan persiapan sekaligus memperkuat mental bertanding, kami akan berlatih di India.
Menurut Kristianus, Medina masih sering gugup ketika bertanding dalam tekanan. Ia sering melakukan kesalahan ketika waktu yang tersisa sedikit. Padahal, situasi tersebut berbeda jauh ketika Medina bertanding saat latihan.
Pada pertarungan pertama catur buta melawan Tuvshintugs misalnya, ia kehilangan konsentrasi sehingga melakukan dua kali langkah ilegal. Padahal, Medina sangat tangguh ketika melakukan latihan tanding catur buta. Tim pelatih pun sedang berusaha membantu Medina mengatasi permasalahan itu.
Kristianus menuturkan, salah satu cara untuk memperkuat mental bertanding yakni dengan sering bertarung melawan pemain yang kelasnya lebih tinggi. Cara tersebut telah ditempuh Medina ketika bertanding melawan pecatur bergelar Grandmaster pada Turnamen Catur GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta, Juni 2019.
"Pada turnamen tersebut, Medina berani mengambil risiko melawan pecatur yang lebih tinggi ratingnya," ujarnya.
Sebelumnya, Medina juga berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya ketika menjuarai Kejuaraan Catur Asia Timur Jauh di Ulan Bator, Mongolia pada April 2019 dan lolos ke Piala Dunia Catur. Pada saat itu, ia tampil tanpa beban dan secara mengejutkan dapat mengalahkan para pecatur terbaik Mongolia.
“Titik lemah dia (Medina) itu tidak mau ada beban. Karena itu, kami tidak ingin membebani satu pemain untuk meraih medali emas di SEA Games 2019. Kami ingin semua mengejar target medali emas,” ujar Kristianus.
Medina mengaku sering terburu-buru mengambil kesimpulan ketika waktu berpikir kurang. Saat melawan Tuvshintugs di catur cepat dan kilat, ia unggul di pembukaan dan tengah permainan.
Ketika memasuki tahap penyelesaian akhir, ia terburu-buru untuk mengejar perwira. Alhasil, ia melakukan kesalahan dan gagal memenangi pertandingan.
Dari pengalamannya selama mengikuti pelatnas, ia merasa masih kurang percaya diri untuk turun di nomor catur kilat. Ia ingin bertanding di catur cepat agar memiliki waktu berpikir yang lebih panjang.
Adapun catur cepat memiliki waktu berpikir 15 menit dengan waktu tambahan 10 detik, sedangkan catur kilat hanya memiliki waktu berpikir 3 menit dengan waktu tambahan 2 detik.
GM Susanto Megaranto mengyatakan, pada catur kilat, faktor keberuntungan sangat menentukan.
Pada catur kilat, faktor keberuntungan sangat menentukan.
Pada saat melawan GM Ruslan Shcherbakov, Susanto berhasil meraih dua kemenangan pada catur kilat. Sementara di catur cepat, ia kalah dengan skor 0,5-1,5 dan pada catur buta unggul 1,5-0,5.
Jelang SEA Games 2019, Susanto mengaku lebih siap dan telah belajar banyak dari kekalahannya pada ajang Piala Dunia Catur 2019 di Khanty-Mansiysk, Rusia, September lalu. “Saya sudah memperbaiki kelemahan saya mulai dari pembukaan hingga akhir,” ujarnya.