Polisi Tahan Tiga Orang Jelang Pelantikan Presiden
›
Polisi Tahan Tiga Orang Jelang...
Iklan
Polisi Tahan Tiga Orang Jelang Pelantikan Presiden
Dua orang ditahan karena membawa senjata tajam dan pelat nomor kendaraan palsu. Adapun seorang lainnya mendatangi Kompleks Parlemen dan mengaku sebagai presiden.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya menahan tiga orang jelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Minggu (20/10/2019). Dua orang ditahan karena membawa senjata tajam dan pelat nomor kendaraan palsu. Adapun seorang lainnya mendatangi Kompleks Parlemen dan mengaku sebagai presiden.
Penangkapan itu terjadi Minggu pagi sebelum acara pelantikan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang digelar siang harinya.
Sekitar pukul 09.20, polisi menerima laporan adanya kendaraan yang terparkir dengan posisi menghalangi lintasan kendaraan tamu negara di lobi Hotel Raffles, Setiabudi, Jakarta Selatan. Para tamu negara yang hendak menghadiri pelantikan menginap di hotel tersebut.
Kendaraan jenis Nissan Terra dengan nomor pelat B 1 RI itu terparkir sejak Sabtu (19/10/2019) pukul 23.00. Kendaraan juga beratribut organisasi masyarakat Barata Yudha.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, polisi bersama pegawai hotel susah payah membangunkan pemilik kendaraan yang menginap di hotel tersebut.
Pemiliknya IL asal Bintara Jaya, Bekasi Barat. Sementara pengemudinya, HS, asal Taliabu Selatan, Sula, Maluku Utara.
Selanjutnya, polisi dan pegawai hotel menggeledah kendaraan itu. Ditemukan dua parang (senjata adat), pelat palsu B 1442 KJM, pin anggota Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, dan undangan pelantikan presiden dan wakil presiden atas nama Marsekal Madya (Purn) Trisno Hendradi.
”Kendaraan, pemilik, dan pengemudi serta barang-barang dibawa ke Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Argo.
Mengaku presiden
Sementara itu, di sekitar Kompleks Parlemen, sekitar pukul 10.15, polisi menahan ES, asal Lamongan. Pria yang diduga mengalami gangguan jiwa ini datang ke gerbang utama Kompleks Parlemen dan mengaku sebagai presiden terpilih.
ES datang dari arah Jembatan Pulau Dua menuju pintu utama dengan membawa tas ransel warna coklat. Polisi lalu lintas yang berada di lokasi lantas mencegatnya, kemudian dilakukan pemeriksaan.
Argo menyebutkan, ES mengaku dirinya presiden. Ia meminta pengawalan dari pihak kepolisian dalam acara pelantikan presiden dan wakil presiden.
”ES bilang dirinya sudah terpilih menjadi presiden sejak Agustus 2018 dan sampai saat ini belum ada pelantikan. Saat ini ES ditangani oleh Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Metro Jaya,” katanya.
Untuk diketahui, TNI/Polri mengerahkan sedikitnya 30.000 personel guna mengamankan pelantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden-Wakil Presiden 2019-2024. Sebelum hingga pelantikan berakhir, kondisi keamanan di Ibu Kota tetap kondusif.