Terima Lima Unsur Pimpinan Pemerintahan, Presiden Sisipkan Agenda Ekonomi
›
Terima Lima Unsur Pimpinan...
Iklan
Terima Lima Unsur Pimpinan Pemerintahan, Presiden Sisipkan Agenda Ekonomi
Presiden Joko Widodo memanfaatkan kunjungan kehormatan lima pemimpin negara sahabat untuk membicarakan kerja sama ekonomi bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo memanfaatkan kunjungan kehormatan lima pemimpin negara sahabat untuk membicarakan kerja sama ekonomi bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2019). Pertemuan dengan kelima pemimpin negara yang masing-masing sesinya terpisah tersebut berlangsung mulai pukul 09.00 hingga pukul 11.15 atau menjelang upacara pelantikan Presiden-Wakil Presiden 2019-2024 di kompleks Parlemen, Jakarta.
Kelima pemimpin negara tersebut berturut-turut sesuai urutan pertemuan dengan Presiden adalah Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, dan Raja Eswatini Mswati III.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Ikut juga mendampingi Presiden adalah Ibu Iriana Joko Widodo. Khusus dengan Scott Morrison, pertemuan berlangsung empat mata. Setiap pertemuan berdurasi lebih kurang 15 menit.
”Rata-rata pembicaraan, para tamu menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden untuk masa jabatan berikutnya. Dan, semuanya yakin bahwa Presiden dan Wapres akan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” kata Retno kepada wartawan seusai pertemuan.
Presiden menyampaikan terima kasih kepada para tamu untuk kunjungan kehormatan sekaligus kehadiran pada upacara pelantikan.
Para pemimpin negara, Retno melanjutkan, juga menyampaikan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama bilateral dengan Indonesia. Sebagai tanggapan, Presiden menyampaikan terima kasih kepada para tamu untuk kunjungan kehormatan sekaligus kehadiran pada upacara pelantikan.
”Presiden juga menyampaikan komitmen yang sama bahwa ke depan Indonesia akan terus memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut,” kata Retno.
Hubungan diperkuat
Dalam pertemuan dengan Presiden, menurut Retno, Hassanal Bolkiah mengatakan, Indonesia-Brunei Darussalam tidak pernah punya masalah. Dengan demikian, agenda kedua negara adalah terus memperkuat hubungan bilateral.
”Dan, Sultan juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi warga negara Indonesia yang memang jumlahnya cukup banyak di Brunei dalam mendukung pembangunan ekonomi di Brunei Darussalam,” kata Retno.
Sementara itu, untuk pertemuan dengan Scott Morison, Retno tidak mendampingi Presiden. Ini karena pertemuan hanya berlangsung empat mata. ”Jadi, saya tidak berada di pertemuan tersebut,” tutur Retno.
Sementara dalam pertemuan dengan Singapura digunakan untuk membahas tindak lanjut pertemuan beberapa waktu lalu di Singapura. Materi yang dibicarakan, antara lain, tentang ekonomi digital.
”Tampaknya Perdana Menteri (Singapura) juga melakukan beberapa pertemuan dengan perusahaan-perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang ekonomi digital. Ini karena kita juga punya kerja sama, misalnya di Batam, untuk ekonomi digital. Kemudian kita punya juga kerja sama, beliau mengatakan ada Block 71. Intinya beliau berbicara bagaimana mengembangkan kerja sama di bidang ekonomi digital,” ujar Retno.
Pembicaraan dengan Kamboja, Retno melanjutkan, khusus tentang ekonomi. Presiden mengatakan keinginannya untuk memperkokoh hubungan ekonomi. Saat ini, misalnya, beberapa perusahaan farmasi asal Indonesia sudah beroperasi di Kamboja. Untuk meningkatkan kerja sama lebih lanjut, pemerintah Indonesia memfasilitasi penawaran beberapa produk industri strategis Indonesia, salah satunya dari PT INKA.
Adapun Raja Eswatini, masih menurut Retno, menyampaikan maksudnya untuk memperkokoh hubungan bilateral kedua negara. Presiden secara konkret mengatakan bahwa Indonesia tertarik untuk berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur yang sedang banyak dilakukan di salah satu negara di Benua Afrika tersebut.
Afrika adalah fokus dari politik luar negeri Indonesia, terutama dalam konteks mengembangkan kerja sama ekonomi.
”Afrika adalah fokus dari politik luar negeri Indonesia, terutama dalam konteks mengembangkan kerja sama ekonomi. Dan, saat ini sedang dilakukan pembicaraan antara Eswatini dengan PT Peruri untuk percetakan. Ini penjajakan, kemungkinan percetakan-percetakan terkait dengan dokumen-dokumen negara,” kata Retno.
Secara keseluruhan, Retno menambahkan, kunjungan kehormatan tersebut untuk menghormati Presiden sekaligus memberikan selamat untuk periode kepemimpinan 2019-2024. Namun, dalam kesempatan itu, kedua belah pihak juga memanfaatkan pertemuan untuk membahas kerja sama ekonomi.