Transaksi Meningkat di Tengah Melambatnya Ekonomi Global
›
Transaksi Meningkat di Tengah ...
Iklan
Transaksi Meningkat di Tengah Melambatnya Ekonomi Global
Nilai transaksi total Trade Expo Indonesia ke-34 mencapai 9,3 miliar dollar Amerika Serikat atau AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar 8,45 miliar dollar AS.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS -- Nilai transaksi total Trade Expo Indonesia ke-34 mencapai 9,3 miliar dollar Amerika Serikat atau AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar 8,45 miliar dollar AS.
Jika diperinci, angka total sementara pada 2019 itu didominasi oleh transaksi barang sebesar 1,46 miliar dollar AS, transaksi jasa 120,08 juta dollar AS, dan investasi 7,72 miliar dollar AS. Dibandingkan dengan penutupan pada 2018, Kompas mencatat, transaksi barang dan jasa sebesar 2,73 miliar dollar AS dan investasi 5,55 miliar dollar AS.
Transaksi produk dan jasa yang diumumkan pada penutupan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34, Minggu (20/10/2019), cenderung lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. "Angka transaksi itu masih bersifat sementara. Atase perdagangan dari sejumlah negara masih mengawal transaksi potensial karena pihak pembeli ingin meninjau pabrik atau tempat produksinya secara langsung," tutur Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Dody Edward usai konferensi pers penutupan TEI ke-34 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Minggu.
Kementerian Perdagangan mengumumkan nilai-nilai transaksi tersebut per pukul 12.00, Minggu. TEI ke-34 berlangsung selama 16-20 Oktober 2019. Pada hari terakhir, TEI ke-34 akan tutup pada pukul 20.00. Namun, berdasarkan pantauan, sekitar pukul 17.30, sejumlah peserta pameran telah membereskan stand.
Di sisi lain, komponen investasi pada nilai total transaksi meningkat dibandingkan tahun lalu. Dody mengatakan, investasi tersebut cenderung berorientasi ekspor, contohnya di sektor pertambangan dan tekstil. Umumnya, penanaman modal tersebut berasal dari Brazil dan China.
Dalam rangka mempromosikan kuliner Indonesia, TEI ke-34 juga menghadirkan Pangan Nusantara. Nilai sementara transaksi di Pangan Nusantara mencapai 204.605 dollar AS. Sebanyak 295 pelaku usaha dari 34 provinsi mengisi paviliun ini.
Secara keseluruhan, transaksi dalam TEI ke-34 meliputi produk makanan olahan, kertas dan turunannya, minyak kelapa sawit mentah, pertanian, serta kopi. Adapun negara-negara dengan angka transaksi tertinggi meliputi, Mesir (269 juta dollar AS), Jepang (259 juta dollar AS), China (201 juta dollar AS), Inggris (93 juta dollar AS), dan AS (85 juta dollar AS).
Selama TEI ke-34 berlangsung, terdapat sejumlah sesi pencocokan bisnis atau business matching. Sesi ini melibatkan pembeli dari 36 negara. Hingga hari keempat TEI ke-34, terdapat 244 transaksi dengan nilai 65,96 juta dollar AS.
Kementerian Perdagangan juga menggelar sejumlah misi dagang lokal yang melibatkan pemerintah provinsi. Misalnya, misi dagang Jawa Timur yang mencatatkan transaksi sebesar 50,62 juta dollar AS.
Di sisi lain, sejumlah indikator TEI ke-34 mencatatkan pertumbuhan dibandingkan penutupan tahun lalu. Misalnya angka pengunjung yang mencapai 38.590 orang atau lebih tinggi 15,8 persen dibanding tahun lalu. Sebanyak 5.293 pengunjung di antaranya berasal dari 135 negara di luar Indonesia.
Kementerian Perdagangan juga menggelar sejumlah misi dagang lokal yang melibatkan pemerintah provinsi.
Jumlah peserta pameran pun meningkat 29,3 persen dibanding tahun lalu menjadi 1.500 pelaku usaha. "Indikator-indikator yang meningkat ini membuktikan, kinerja perdagangan Indonesia tergolong tangguh dan tahan di tengah isu pelemahan ekonomi global. Pemerintah dan pelaku usaha optimistis pada kinerja ekspor Indonesia," tutur Dody.
Pencapaian transaksi total sementara yang berkisar 9,3 miliar dollar AS itu tumbuh 10,05 persen dibandingkan tahun lalu. Pada pembukaan, Kementerian Perdagangan menargetkan pertumbuhan transaksi total TEI ke-34 mencapai 15 persen.
Terkait penurunan nilai pencapaian transaksi barang dan jasa dan peningkatan investasi selama TEI ke-34, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjadja Kamdani berpendapat, hal itu bersifat rasional. Menurutnya, negara-negara cenderung bertransaksi melalui investasi dibandingkan perdagangan di tengah perlambatan ekonomi global.
Lebih sepi
Kopi menjadi salah satu komoditas yang dicari pembeli dalam TEI ke-34. Akan tetapi, Sekretariat Pelaksana Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) Jakarta Kustanti menyatakan, stand-nya lebih sepi dibandingkan tahun lalu. Dia memperkirakan, penurunan pengunjung stand mencapai 20 persen.
Berdasarkan pantauannya, Kustanti memperkirakan, lebih sepinya pengunjung stand karena pelaku usaha di bidang kopi berada di setiap hall pameran. "Harapannya, tahun depan penempatan peserta pameran terfokus pada satu area. Misalnya, ada hall khusus kopi," katanya.
Meskipun demikian, secara menyeluruh, Shinta berpendapat, pencapaian nilai sementara transaksi total TEI ke-34 patut diapresiasi. "Apalagi mengingat kelesuan ekonomi global. Pencapaian ini juga menunjukkan ekonomi nasional memiliki daya tarik," katanya.