Kebakaran di Gunung Ranti Bersumber dari Pengolahan Lahan
Gunung Ranti dan Gunung Widodaren yang berada di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur, terbakar lebih dari 24 jam. Api bersumber dari pembakaran lahan.
BANYUWANGI, KOMPAS – Gunung Ranti dan Gunung Widodaren yang berada di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur, terbakar lebih dari 24 jam. Api bersumber dari pembakaran lahan. Kebakaran itu membuat obyek wisata Gunung Ijen masih ditutup sementara.
Ranti, Widodaren dan Ijen merupakan satu gugusan pegunungan. Gunung Ranti terletak di sebelah selatan Gunung Ijen dipisahkan jalan beraspal selebar 5 meter. Sedangkan Gunung Widodaren berbatasan langsung di sebelah barat Gunung Ijen.
Hingga Minggu (20/10/2019) sore, api sudah membakar lahan parkir di Paltuding yang menjadi titik awal pendakian ke Gunung Ijen. Kebakaran di pegunungan tersebut cepat meluas karena tiupan angin kencang yang melanda kedua lokasi.
Baca; Gunung Ranti Terbakar, Pendaki Ijen Dilarang Naik
Kompas yang mencoba naik hingga Paltuding menemukan ranting hingga pohon-pohon yang tumbang di sepanjang perjalanan. Sejumlah kios di pos keberangkatan pendakian Paltuding bahkan porak poranda akibat tertimpa pohon dan tertiup angin.
Kerasnya angin bahkan mampu menggoyang mobil berpenumpang yang sedang terparkir. Angin yang sangat keras juga menimbulkan suara menderu yang cukup keras hingga menyerupai deburan ombak.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram menyebut, titik api pertama kali diketahui sekitar pukul 17.00, Sabtu (19/10/2019). TItik api tersebut berada di punggung Gunung Ranti di sisi barat yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Bondowoso.
Baca juga;"Candu" di Lereng Ijen
“Kencangnya angin membuat api merembet hingga ke arah utara pada sore hingga malam hari," kata Eka. Dari laporan resmi yang diterima BPBD Banyuwangi, luas lahan yang terbakar hanya 10 ha. Namun secara visual, lahan yang terbakar di Gunung Ranti sekitar 15 persen, atau mencapai puluhan hektar.
Kencangnya angin membuat api merembet hingga ke arah utara pada sore hingga malam hari
Eka menyebut, lahan yang terbakar masuk dalam Kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat. Gunung Ranti di kawasan Banyuwangi merupakan kawasan hutan lindung, sementara di sisi Bondowoso merupakan hutan produksi. Di kawasan hutan produksi, terdapat masyarakat yang diberi wewenang untuk mengolah lahan hutan.
Dugaan sementara, pengolahan lahan tersebut dilakukan dengan pembakaran. Akibatnya api yang tak terkendali justru membakar kawasan lain yang lebih luas.
Ditanya terkait upaya pemadaman, Eka mengakui karakter kebakaran hutan di wilayah Banyuwangi cukup sulit ditangani. Kontur tanah yang bertebing ditambah dengan minimnya sumber air menyulitkan pemadaman api.
Api dengan mudah membakar ilalang dan ranting kering. Api baru padam bila sudah tidak ada lagi bahan yang mampu terbakar. “Biasanya setelah tiga hari baru akan padam dengan sendirinya,” kata Eka.
Pendaki Terjebak
Akibat kebakaran tersebut, empat orang pendaki yang naik ke Gunung Ranti sempat dilaporkan terjebak kebakaran hutan. Tim Penyelamat dari Pos SAR Banyuwangi langsung diterjunkan sejak Sabtu (19/10/2019) sekitar pukul 22.00 untuk mengevakuasi para pendaki.
Beruntung, tim dapat berkomunikasi dengan salah satu penyintas. Dari komunikasi tersebut tim penyelamat mendapat lokasi para pendaki yang terjebak.
Baca juga; Lereng Raung Terbakar, 13 Pendaki Terjebak
Salah satu tim Penyelamat dari Pos SAR Banyuwangi Adhiar, menyebutkan keempat penyintas tersebut ialah Lisa Milyan (19) asal Jember, Thayib Hidayat (20) asal Malang, Azzamylah (20) asal Jember, dan Fajar (20) asal Jember. Hingga pukul 16.30 keempat penyitas dalam proses menuruni Gunung Ranti bersama tim penyelamat.
“Beruntung kami bisa berkomunikasi dengan para pendaki. Namun harus diakui, perjalanan pulang akan sulit karena, tim dan para pendaki harus mencari jalan yang aman agar tidak terjebak api dan asap,” ujar Adhiar.
Beruntung kami bisa berkomunikasi dengan para pendaki. Namun harus diakui, perjalanan pulang akan sulit karena, tim dan para pendaki harus mencari jalan yang aman agar tidak terjebak api dan asap
Ditutup
Kebakaran di Gunung Ranti dan Widodaren juga menyebabkan ribuan wisatawan yang hendak mendaki ke Gunung Ijen membatalkan rencananya. Sejumlah agen perjalanan wisata akhirnya memutuskan untuk mengalihkan destinasi wisata ke Gunung Bromo.
Indra Wijaya seorang pemandu wisata, yang membawa 24 orang langsung memutuskan rute destinasi wisata alternatif. Kelompok pertama yang terdiri dari 13 orang, ia alihkan ke Gunung Bromo. Sedangkan kelompok kedua yang terdiri dari 11 orang, ia alihkan dengan city tour di sekitaran Banyuwangi.
Indra menuturkan, kelompok pertama sejak awal memang akan kembali ke Malang, sehingga alternatif destinasi ke Gunung Bromo masih satu arah dengan kepulangan. Adapun kelompok kedua harus kembali ke Jakarta dari Banyuwangi menggunakan pesawat sore.
“Semula paket wisata yang kami tawarkan ialah, Taman Nasional Baluran, Pulau Menjagan dan Gunung Ijen. Mereka pasti kecewa, karena sejak semula berangan-angan melihat fenomena blue fire. Namun kondisi memang tidak memungkinkan dan mereka bisa memaklumi,” ujarnya.
Akibat kebakaran hutan tersebut, jalur pendakian ke Gunung Ijen ditutup sementara. Kendati belum ada larangan resmi terkait penutupan jalur pendakian Ijen dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Jawa Timur selaku pengelola Taman Wisata Alam Gunung Ijen, sejumlah warga dan aparat dari TNI dan Polri mengimbau dan melarang warga yang hendak naik ke Gunung Ijen.
Baca juga; Mau Mendaki Ijen, Unduh Dulu Aplikasi "Ijen Blue Fire"
Imbauan untuk tidak melakukan pendakian sudah dilakukan sejak di Pos Peristirahatan Tamansari yang berjarak 15 km dari Paltuding. Alhasil sebagian wisatawan justru tertahan di lokasi tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi Purwantono menyebut, keputusan penutupan jalur pendakian Ijen akan disampaikan Balai BKSDA Jawa Timur di Surabaya. "Sejak kemarin hingga malam ini, tidak ada pendaki atau penambang yang naik ke Ijen," ucapnya.
Alas Tengah Terbakar
Selain itu, Gunung Alas Tengah di Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo juga terbakar sejak pukul 11.30 Minggu (20/10/2019). “Kebakaran terjadi di kawasan hutan lindung Gunung Alas Tengah yang masuk pengelolaan PT Perhutani. Tanaman yang terbakar tanaman Rimba Campur di petak 6A Hutan Lindung,” tutur Puriyono Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Situbondo.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Lokasi kebakaran juga jauh dari pemukiman penduduk. Namun jalur pendakian Gunung Argopuro dari BKSDA Baderan Kecamatan Sumbermalang dan dari Jalur pendakian BKSDA Bremi probolinggo ditutup sementara.