Pelantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 usai, Minggu (20/10/2019) petang. Muncul berbagai harapan dari wong cilik yang bekerja di sekitar area pelantikan di Kompleks Parlemen, Senayan, dan di sekitar Monumen Nasional, lokasi sukarelawan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pemilu 2019 menggelar perayaan sederhana.
Ishak (56), petugas kebersihan yang bekerja sejak tahun 1998 di Kompleks Parlemen, menjadi saksi mata sejarah pelantikan kepala negara setelah reformasi, dari era Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Selama 21 tahun itu pula, tiap periode kepemimpinan nasional berganti, Ishak menyimpan harapan bagi pemerintah yang baru. Harapan yang ia simpan di setiap periode pemerintahan tidak muluk-muluk. Sebagai rakyat kecil dengan pendapatan bulanan yang juga kecil, Ishak hanya ingin kehidupannya lebih mudah.
Hal terpenting bagi Ishak yang puluhan tahun menjadi petugas alih daya itu ialah biaya hidup yang lebih terjangkau. Sekian lama bekerja membersihkan ruang-ruang di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membuat Ishak dikenal oleh cukup banyak anggota DPR. Dari mereka, Ishak kerap mendapat bantuan tambahan pemasukan. ”Yang penting, untuk makan tidak mahal, tidak susah, harga bahan pokok terjangkau, sederhana saja,” katanya.
Pada momentum pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ishak masih menyimpan harapan yang sama. Selain itu, ia juga berharap bisa menyekolahkan kelima anaknya hingga perguruan tinggi.
Satu hal lain yang menjadi perhatian Ishak adalah situasi keamanan dalam negeri yang, menurut dia, sekarang lebih mencekam. Ia membandingkan kondisi pelantikan presiden dan wapres kali ini dengan pelantikan terdahulu. Kali ini, ujar Ishak, pelantikan diamankan dengan lebih ketat.
Jaminan kesehatan
Nur Haliza (20), pekerja kebersihan di Kompleks Parlemen, berangkat pagi-pagi sekali dari rumahnya di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat, selepas subuh menggunakan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek.
Pada hari biasa, Nur bisa tiba di Stasiun Palmerah pukul 06.00 atau paling lambat pukul 06.30. Namun, lantaran Stasiun Palmerah tidak dilintasi KRL selama pelantikan, Minggu, ia harus berhenti di Stasiun Kebayoran Lama dan menumpang ojek daring ke Senayan.
Tangan Nur memegang sapu dan pengki. Sembari berbincang, ia terus mengumpulkan sampah yang tercecer di depan Gedung Nusantara III. Di sela-sela pekerjaannya itu, ia juga menyampaikan harapan agar pemerintah tidak menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Ia bercerita, iuran BPJS yang harus dibayar Rp 200.000 dengan upah Rp 4 juta per bulan. Upah itu tidak hanya digunakan untuk kebutuhannya semata, tetapi juga orangtuanya. Belum lagi kebutuhan dua adik yang dibantunya untuk sekolah. ”Semoga Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin tidak menaikkan iuran BPJS,” ujarnya.
Bersih korupsi
Kawasan di sekitar Monumen Nasional (Monas) Jakarta diramaikan kehadiran pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang bercampur baur dengan masyarakat umum merayakan pelantikan sebagai Presiden-Wapres 2019-2024. Dari sejumlah daerah, mereka hadir untuk turut bersukacita.
Sukirman (65) tak lain salah satu sukarelawan yang turut hadir. Warga Menur, Surabaya, Jawa Timur, itu mengaku berangkat ke Jakarta dengan mengayuh becak dari Surabaya pada 7 Oktober 2019. Dia menempuh jalur selatan Jawa hanya berbekal uang Rp 175.000. Selama perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, Sukirman kerap bermalam di becaknya. Panas dan debu jalanan dia tembus.
”Tujuan ke Jakarta untuk ikut berbahagia atas pelantikan Pak Jokowi. Semoga beliau semakin bisa memberikan perhatian kepada rakyat kecil,” kata Sukirman.
Dia menaruh harapan besar pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dia ingin kebijakan Presiden, khususnya di bidang pertanian, bisa lebih memihak petani kecil seperti dirinya. Selain itu, dia berharap Jokowi bisa lebih memperluas lapangan kerja. ”Anak saya belum punya pekerjaan tetap, dia serabutan,” ujar Sukirman.
Ali Fauzan (22), petugas kebersihan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, yang membersihkan area perayaan pelantikan di kawasan Monas, berharap pemerintahan baru bisa menjadi awal bagi sistem yang bersih. Harapannya, Indonesia bisa menjauhi korupsi. ”Pejabat seharusnya menjaga amanat biar rakyat menaruh hormat,” katanya.
Harapan rakyat beragam terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Namun, satu garis merah yang bisa ditarik ialah perlunya pemberian perhatian lebih kepada kesejahteraan rakyat kecil. Semoga harapan-harapan itu bisa benar-benar terwujud menjadi kenyataan. (rek/age/dvd/shr/iga/ina/nta/fai/div)