Status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Jambi diperpanjang. Sebaran titik api mulai berkurang di wilayah Muaro Jambi, tetapi masih membara di Taman Nasional Berbak Sembilang.
Oleh
irma tambunan
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Jambi diperpanjang. Sebaran titik api mulai berkurang di wilayah Muaro Jambi, tetapi masih membara di Taman Nasional Berbak Sembilang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Status siaga darurat awalnya bakal berakhir pada 19 Oktober 2019. Namun, statusnya kembali diperpanjang mulai 20 Oktober hingga 10 November 2019 lewat surat keputusan gubernur.
”Penetapan status siaga darurat bencana ini sebagai bentuk antisipasi dan kesigapan daerah menghadapi kebakaran dan kabut asap,” kata Gubernur Jambi Fachrori Umar, Senin (21/10/2019).
Meski hujan kerap turun dalam tiga hari terakhir, kabut asap kembali menyelimuti Kota Jambi pada Senin pagi. Kualitas udara kembali memburuk sejak pukul 08.30. Data realtime konsentrasi partikel debu PM 2,5 dari sebelumnya pada level 129 atau tidak sehat, naik menjadi level 385 atau berbahaya. Konsentrasi partikel debu dinyatakan berbahaya jika telah melewati level 250.
Komandan Satuan Tugas Gabungan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Jambi Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan, dari citra satelit terekam sejumlah titik api di Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, dan Sadu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pemadaman darat di Kumpeh masih terus dilakukan untuk mendinginkan gambut agar tidak kembali membara, sedangkan pemadaman udara difokuskan di Sadu.
Mengenai masih adanya asap di Kota Jambi, Eplhis menganalisis, hal itu adalah kiriman asap kebakaran di wilayah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Untuk membantu pemadaman di wilayah itu, dimungkinkan helikopter yang ditempatkan di Jambi diarahkan membantu pemadaman di Musi Banyuasin.
Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) Hepri Yuda mengatakan, kebakaran sudah terjadi lebih dari dua pekan. Tim gabungan pemadaman darat masih terus memadamkan api yang melahap vegetasi di hamparan gambut kering tersebut.
”Selain bantuan tim udara, tim gabungan darat sudah sejak 7 Oktober lalu berupaya memadamkannya,” katanya.