Kebakaran lahan di Sumatera selatan meluas. Bahkan sudah mengancam kawasan Suaka Marga Satwa Padang Suguhan dan Taman Nasional Sembilang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS - Kebakaran lahan di Sumatera selatan meluas. Bahkan sudah mengancam kawasan Suaka Marga Satwa Padang Suguhan dan Taman Nasional Sembilang. Kebakaran ini disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang tinggal di dalamnya. Kebakaran di Sumsel diperkirakan sudah mencapai 200.000 hektar.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, Senin (21/9/2019) menegakan, kebakaran lahan masih terjadi di beberapa wilayah seperti Ogan Komering Ilir terutama di kawasan Cengal, Perdamraran, Pedamaran Timur, dan Tulung Selapan. "Kawasan itu merupakan kawasan gambut sehingga butuh waktu lama untuk memadamkan api,"katanya.
Kawasan itu menjadi prioritas lantaran asapnya mengarah langsung ke Palembang. Data luas kebakaran lahan di Sumsel per 15 Oktober 2019 sudah mencapai 174.528 hektar. Namun kemungkinan per hari ini, ungkap Ansori, kebakaran di Sumsel sudah mencapai 200.000 hektar karena kebakaran terus meluas.
Kawasan Ogan Komering Ilir menjadi daerah paling luas terbakar dengan luasan mencapai 83.212 hektar disusul Musi Banyuasin seluas 33.635 hektar, dan Kabupaten Banyuasin seluas 32.216 hektar. Bahkan kebakaran sudah memasuki kawasan konservasi. Terutama di Suaka Marga Satwa Padang Sugihan dan Taman Nasional Sembilang dimana keduanya berada di Kabupaten Banyuasin.
Kebakaran di Suaka Marga Satwa menghanguskan lahan seluas 24.000 hektar dan Taman Nasional Sembilang tepatnya di Desa Tana Pili yang luas terbakarnya mencapai 15.000 hektar. "Tim sudah berada di lokasi untuk memadamkan api agar tidak meluas, "kata Ansori.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, kebakaran terjadi di pinggiran SM Pasang Sugihan. Ada sekitar 16 desa di pinggiran SM Padang Sugihan.
Kia meluas
Genman menerangkan, sebenarnya sebelum Oktober kebakaran lahan sudah terjadi di SM Padang Sugihan hanya luasnya masih 450 hektar. Namun mulai tanggal 5 Oktober membesar menjadi sekitar 20.000 hektar.
Kebakaran terjadi di 16 Desa yang ada di pinggir kawasan Suaka Margasatwa Padang Sugihan. Kebakaran terjadi karena adanya aktivitas masyarakat yang melakukan penanaman padi dengan sistem sonor dan adanya pencurian kayu gelam di dalam kawasan.
Walau sudah terbakar, namun 38 gajah jinak masih aman. Hanya saja, kebakaran ini harus segera ditanggulangi karena bisa saja mengancam gajah liar yang ada di dalam kawasan.
Genman mengatakan saat ini tim karhutla sumsel sudah berupaya untuk memadamkan api. Genman mengatakan saat ini kawasan yang terbakar adalah yang belum mengalami program pembasahan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG).
Kepala Bidang Penanganan Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Bambang Benny Setiadji mengatakan untuk tiga hari ke depan (22-24 Oktober 2019) ada potensi hujan. Hal ini diakibatkan adanya badai tropis Negeri dan Bualoi di Samudera Hindia yang membuat adanya penarikan massa udara ke pusat badai tropis tersebut.
Potensi asap masih terjadi di Palembang. Hal itu dikarenakan wilayah yang terbakar belum diguyur hujan. Bahkan asap Senin ini ada 13 penerbangan yang mengalami penundaan karena keterbatasan jarak pandang.