Jokowi menyatakan akan mengumumkan susunan kabinetnya Senin pagi ini. Hal itu memunculkan gurauan di kalangan politisi, sejak semalam, jangan mematikan telepon.
Satu jam sebelum kembali dilantik jadi presiden, Minggu (20/10/2019), Joko Widodo mengungkapkan, penyusunan Kabinet Kerja Jilid II sudah rampung. Namun, ia masih merahasiakan nama menteri dan kepala lembaga yang akan membantunya memerintah bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
”(Kabinet) Sudah, sudah rampung, sudah selesai. Nanti, besok pagi (Senin), saya kenalkan,” kata Presiden, kemarin, sesaat sebelum keluar dari Istana Merdeka menuju acara pelantikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Sesudah acara pelantikan, saat keluar dari ruangan upacara pelantikan di Kompleks Parlemen, Presiden, yang saat itu bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo, kembali mengatakan, ”Besok pagi (Senin) saya akan kenalkan, ya. Pagi-pagi nanti bersama Pak Wapres.”
Presiden tidak bersedia memberikan bocoran nama-nama tokoh yang akan diminta membantunya lima tahun ke depan. Ia hanya memberikan isyarat ada menteri lama yang diminta melanjutkan tugas di pemerintahan. Tetapi, jumlahnya tidak lebih banyak daripada para calon menteri baru.
Pertengahan Agustus, Presiden mengatakan, komposisi kabinetnya pada 2019-2024 ialah 55 persen terdiri dari menteri profesional (nonpartai politik) dan 45 persen menteri dari kader partai politik. Rencana itu tetap sesuai dengan koridor awal. Meski belum diketahui berapa jumlah kementerian dan lembaga yang ditetapkan, Presiden tidak menampik menteri dari partai politik tetap berjumlah 16 orang. ”Saya ndak hafal catetan-nya, tetapi sekitar itu,” katanya saat ditanya mengenai menteri dari parpol.
Pada Jumat (18/10), Wapres Ma’ruf Amin juga hanya mengatakan, komposisi kabinet 55 persen profesional dan 45 persen parpol. Masih belum jelasnya komposisi kabinet 2019-2024 mendorong munculnya beragam spekulasi. Dokumen atau selebaran berisi susunan kabinet dan nama menteri dalam berbagai versi beredar luas melalui layanan pesan berantai serta media sosial.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate menduga postur kabinet akan tetap dengan komposisi 55-45 sembari memperhatikan representasi wilayah, kultural, dan religius. ”Memang tidak gampang (menyusun kabinet) karena banyak yang perlu diperhatikan,” katanya.
Wajah baru
Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno mengatakan, jika Presiden konsisten dengan visi Indonesia Negara Maju 2045 yang disampaikan saat pidato pelantikannya, maka akan ada banyak wajah baru di kabinet. Wajah-wajah baru itu akan menduduki pos-pos kementerian di bidang ekonomi dan diharapkan lebih banyak dari kalangan profesional. ”Dibutuhkan wajah-wajah baru, para pelaku ekonomi, yang berani datang dengan inovasi dan melakukan terobosan. Itu bisa jadi orang-orang yang selama ini tidak kita duga,” katanya.
Sementara itu, para menteri Kabinet Kerja Jilid I belum mengetahui apakah mereka akan kembali diminta membantu Presiden Jokowi atau tidak. Oleh karena itu, para menteri pun sudah merapikan ruangan di kementerian serta di rumah dinas. Salah satunya Menteri Ketenagakerjaan di Kabinet Kerja Jilid I Hanif Dhakiri, yang sejak pekan lalu sudah memindahkan barang-barang pribadinya dari rumah dinas.
Meski begitu, para menteri mengaku siap jika diminta kembali membantu Jokowi menguatkan Kabinet Kerja Jilid II. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kabinet Kerja Jilid I Basuki Hadimuljono, misalnya, menegaskan, pemilihan menteri merupakan hak prerogatif presiden. Prinsipnya, ia siap jika Presiden memerintahkan untuk melanjutkan jabatan.
Elite partai di sekitar Presiden pun sama-sama sedang menanti momentum pengumuman. ”Kalau mau betul-betul jujur, sampai menit ini, saya tidak tahu. Nasdem belum diajak bicara (soal jatah menteri). Terserah Presiden saja, itu konsekuensi dukungan tanpa syarat,” kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Sementara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berulang kali hanya menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan kabinet dengan kalimat, ”Kita tunggu saja”. Para politisi yang namanya disebut masuk bursa menteri, saat upacara pelantikan, kemarin, pun saling melontarkan guyonan dan memanggil satu sama lain dengan sebutan ”menteri”. Namun, saat ditanya, semua mengaku belum tahu dan kompak menjawab menyerahkannya kepada Presiden.
”Belum tahu, mau ditempatkan di mana saja, sama saja. Untuk sekarang, kami tenang-tenang saja dulu, kami ngikut, di mana saja siap bekerja,” kata mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, yang saat ini menjadi anggota DPR 2019-2024.
Hendrawan menuturkan, kemarin, sepanjang hari, ada guyonan di antara para politisi untuk tidak mematikan telepon genggam dan berjaga-jaga jika ada panggilan mendadak dari Presiden. ”Ada pesan, katanya, mulai pukul 23.00, handphone teman-teman jangan ada yang lowbat atau off. Tadi teman-teman bergurau begitu terus. Takutnya ada last minute call, ha-ha-ha,” ujarnya.
(Age/Rek/Nta/Ina/Dvd/Nia)