Pemerintah Amerika Serikat meminta pelonggaran aktivitas para diplomatnya dalam berkomunikasi dengan para pejabat China.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·2 menit baca
BEIJIJNG, SENIN—Pemerintah Amerika Serikat meminta pelonggaran aktivitas para diplomatnya dalam berkomunikasi dengan para pejabat China. Permintaan itu diajukan setelah Washington menerapkan kebijakan bahwa para diplomat China harus memberi tahu Kementerian Luar Negeri AS sebelum bertemu dengan para pejabat AS.
Kebijakan itu merupakan tindakan resiprokal atas kebijakan Beijing. Di China, diplomat AS harus mendapatkan izin dari beberapa tingkat dalam birokrasi China untuk bisa bertemu dengan pejabat atau akademisi setempat. Pengajuan izin itu pun kerap kali menemui jalan buntu.
”Bahkan, jika kita mendapatkan izin, kadang-kadang itu bisa dibatalkan pada menit terakhir. Itu menyebabkan adanya rasa frustrasi dalam jangka yang lama,” kata Duta Besar AS untuk China, pada konferensi pers dengan para jurnalis asing di Beijing, Senin (21/10/2019).
”Kami berharap hasil (dari tindakan timbal balik) adalah untuk mendapatkan akses yang lebih baik bagi para diplomat AS di China,” katanya.
Tindakan resiprokal yang diterapkan AS membuat Beijing berang.
Tindakan balasan AS muncul ketika ketegangan diplomatik antara China dan AS meningkat karena sejumlah masalah, termasuk perang dagang yang berkepanjangan.
Menurut Branstad, langkah AS adalah langkah yang sangat sederhana, yaitu Washington hanya meminta diplomat China memberi tahu Pemerintah AS tentang pertemuan mereka, sementara para diplomat AS di China harus mendapatkan izin resmi.
Hambatan
Branstad sendiri pernah ditolak aksesnya ke Tibet dua kali sebelum akhirnya mendapatkan izin untuk mengunjungi Tibet pada Mei lalu. Namun saat dirinya mampir ke sebuah kedai kopi di Provinsi Qinghai dalam perjalanannya ke Tibet, para pejabat China mengatakan kepada warga di dalam kedai itu agar tidak berbicara dengan para diplomat. Hal itu, kata Branstad, adalah contoh hambatan yang dihadapi para diplomat AS.
Otoritas China memberikan sejumlah alasan yang di mata Washington hanyalah alasan yang dibuat- buat.
Branstad juga mengutip kasus pejabat konsulat AS yang berusaha bertemu dengan mahasiswa China di bagian selatan kota Guangzhou. Otoritas China memberikan sejumlah alasan yang di mata Washington hanyalah alasan yang dibuat- buat. Awalnya dikatakan tidak ada siswa yang mendaftar untuk pertemuan itu, lalu tidak ada siswa yang tersedia. Belakangan dikatakan para siswa malu bertemu dengan pejabat AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, pihaknya selalu antusias terhadap pihak-pihak yang ingin bekerja sama dengan daerah-daerah China dan telah memberikan bantuan, termasuk dengan AS.
”Kami berharap AS akan menghadapi aneka fakta dan memfasilitasi interaksi normal antarpersonel dari kedua belah pihak daripada membuat hambatan, apalagi membuat tuduhan palsu,” kata Hua. (AFP)