China Tegaskan, Tidak Ada Pihak yang Bisa Hentikan Misi Penyatuan Taiwan
›
China Tegaskan, Tidak Ada...
Iklan
China Tegaskan, Tidak Ada Pihak yang Bisa Hentikan Misi Penyatuan Taiwan
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI
·3 menit baca
BEIJING, SENIN -- Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menyatakan bahwa penyatuan kembali Taiwan dan China daratan merupakan misi yang tidak akan dapat dihentikan. Hal itu disampaikan Wei di hadapan para menteri pertahanan dan pejabat dari berbagai negara Asia dalam Forum Xiangshan di Beijing, China, Senin (21/10/2019).
Taiwan saat ini dipandang China sebagai provinsi yang sedang memberontak. Beijing berupaya keras menyatukan Taiwan dengan China daratan, sekalipun dengan kekerasan jika diperlukan. Taiwan dan China berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara.
China menegaskan tak akan pernah menghentikan upaya untuk mewujudkan penyatuan kembali tersebut. ”China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang belum mencapai reunifikasi secara sempurna. Ini merupakan satu upaya yang tak seorang pun dan tidak ada kekuatan yang bisa menghentikannya,” kata Wei.
Hubungan antara Taipei dan Beijing telah memburuk sejak terpilihnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2016. Partai Progresif Demokrat, asal partai Tsai, menolak klaim bahwa Taiwan adalah bagian dari ”satu China”. Sejak itu China berupaya memengaruhi beberapa negara mitra politik Taiwan hingga saat ini hanya tersisa beberapa negara yang jumlahnya kian menyusut.
Dewan Urusan Daratan Taiwan menyebut forum di Beijing itu sebagai ”ironi”. Melalui pernyataan tertulis, dewan itu mengatakan bahwa China adalah ”faktor ketidakstabilan” yang telah menyebabkan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. ”Intimidasi Partai Komunis China dengan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan telah mengancam perdamaian dunia,” kata dewan tersebut.
”Ancaman kekuatan itu tak dapat menggoyahkan keinginan untuk melindungi kedaulatan dan demokrasi bagi 23 juta warga di Taiwan. Pihak berwenang Beijing harus menghentikan angan-angan praktis tersebut.”
Ambisi Beijing
Wei mengatakan, China ingin membangun hubungan lintas selat China-Taiwan secara damai. Namun, China juga tidak akan pernah membiarkan separatis Taiwan melakukan gerakan yang tak diinginkan. China tidak akan pernah hanya duduk dan membiarkan pasukan luar mengganggu. ”Kegiatan separatisme hanya akan menemui jalan buntu,” ujar Wei.
Pernyataan Wei tersebut dilontarkan hanya beberapa pekan setelah China menggelar parade militer besar-besaran di Beijing untuk memperingati 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China. Dalam parade itu, dipamerkan beberapa perlengkapan militer berteknologi tinggi terbaru milik China, termasuk rudal-rudal balistik baru, pesawat nirawak supersonik, dan tank-tank medan perang generasi baru.
Pada awal tahun ini, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pesan bahwa Taiwan akan menjadi bagian wilayah pemerintahan Beijing—jika diperlukan—dengan kekuatan paksa. Konflik China dan Taiwan berakar pada peristiwa tahun 1949 saat pasukan Nasionalis, yang kalah pada akhir perang saudara melawan komunis melarikan diri ke Taiwan.
Republik Rakyat China tidak pernah memerintah Taiwan. Dalam konflik dengan Taiwan, China juga marah atas dukungan AS terhadap Taiwan, termasuk lewat penjualan senjata. AS tidak memiliki hubungan formal dengan Taipei, tetapi terikat undang-undang untuk memberi sarana bagi Taiwan agar bisa mempertahankan diri. (AFP/REUTERS)