Induk cabang olahraga diminta bersiap mengirimkan ofisial secara mandiri. Atlet dari empat cabang tambahan telah berangkat dengan biaya sendiri.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minimnya anggaran membuat Komite Olimpiade Indonesia kesulitan mengirimkan ofisial tim dalam jumlah yang cukup untuk mendukung penampilan atlet ke SEA Games Filipina 2019. Oleh karena itu, induk cabang olahraga diminta bersiap apabila harus mengirimkan tim ofisial secara mandiri.
Ketua Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2019 Harry Warganegara menjelaskan, anggaran yang tersedia untuk mengirimkan kontingen Indonesia ke SEA Games sebesar Rp 47 milar.
”Anggaran itu hanya cukup untuk mengirimkan 800 orang. Padahal, jumlah atletnya saja mencapai 733 orang,” katanya, di Jakarta, Senin (21/10/2019).
Idealnya, menurut Harry, anggota tim ofisial setengah dari jumlah atlet. ”Dibutuhkan anggaran Rp 64 miliar untuk mengirimkan 1.255 orang ke SEA Games, terdiri dari atlet, pelatih, tim ofisial, dan pengurus KOI,” kata Harry.
Kemarin, dalam rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, KOI mengajukan tambahan anggaran Rp 17 miliar untuk memenuhi kebutuhan. Namun, menurut Harry, sampai sekarang belum ada keputusan apakah permintaan itu akan dikabulkan pemerintah.
Oleh karena itu, Harry meminta cabang olahraga bersiap menerima keputusan terburuk. ”Sekarang, kita harus bicara pahit dulu. Cabang harus siap apabila nantinya ada tim ofisial yang tidak bisa berangkat ke SEA Games. Kami minta cabang bersiap-siap kalau harus mengirimkan ofisial sendiri. Masih ada satu setengah bulan, kami harap ini menjadi asas gotong royong,” ujar Harry.
Hingga Senin, KOI menyepakati akan memberangkatkan 733 atlet dari 49 cabang ke pesta olahraga Asia Tenggara ini. Jumlah cabang olahraga yang diberangkatkan meningkat dari jumlah sebelumnya, yaitu 45 dari 56 cabang yang dipertandingkan di SEA Games 2019.
Potensi medali
Empat cabang olahraga baru yang akan diberangkatkan adalah anggar, hoki bawah air, layar, dan floor ball. Keempat cabang olahraga ini akan berangkat dengan biaya sendiri karena tidak termasuk dalam daftar rekomendasi yang akan diberangkatkan ke SEA Games. Meski berangkat dengan biaya sendiri, KOI mengusulkan agar atlet yang mendapatkan medali menerima hak bonus yang sama dengan atlet yang berangkat menggunakan dana pemerintah.
Harry menjelaskan, KOI merestui penambahan cabang olahraga ini dengan dasar potensi medali emas.
”Keempat cabang olahraga ini memang tidak direkomendasikan sebelumnya, tetapi mereka mengajukan banding. Kami setuju karena ada potensi medali,” kata Harry.
Sekretaris Jenderal PB PODSI Edy Suyono keberatan untuk memberangkatkan tim ofisial dengan biaya sendiri.
”Dengan bantuan anggaran pelatnas yang sangat minim, kami merasa keberatan memberangkatkan tim ofisial dengan biaya sendiri,” kata Edy.
Edy menjelaskan, tim dayung sudah punya target medali emas. Dengan anggaran pelatnas yang minim, pihaknya harus berpikir keras bagaimana mencapai target yang diinginkan. Apalagi, dukungan anggaran belum sepenuhnya cair. ”Jangan berikan beban tambahan kepada cabang olahraga,” ujarnya.
Jangan berikan beban tambahan kepada cabang olahraga.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan, pemerintah hanya sanggup mengucurkan anggaran Rp 47 miliar untuk memberangkatkan atlet ke SEA Games.
”Tadi memang sudah dibahas soal anggaran. Kami belum bisa menjanjikan ada penambahan anggaran. Kalaupun ada, jumlah anggaran tidak akan meningkat drastis,” kata Gatot.
Dengan adanya keterbatasan anggaran, Gatot menjelaskan, opsi yang paling mungkin dilakukan adalah efisiensi jumlah ofisial yang berangkat ke SEA Games. Kemenpora menyerahkan sepenuhnya keputusan ini kepada KOI, KONI, dan induk cabang olahraga.