Enam nama saat ini mengemuka sebagai bakal calon untuk Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020. Akademisi meminta agar para bakal calon mulai memunculkan gagasan awal untuk membangun Sulteng ke depan di ruang publik.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS - Enam nama saat ini mengemuka sebagai bakal calon untuk Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020. Akademisi meminta agar para bakal calon mulai memunculkan gagasan awal untuk membangun Sulteng ke depan di ruang publik.
Keenam nama tersebut terungkap dari penjaringan yang tengah berjalan dan putusan di tingkat partai politik. Keenam nama tersebut Bendahara Umum DPP Partai Nasdem yang anggota DPR Ahmad Ali, Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng, juga anggota DPR Anwar Hafid, mantan Wali Kota Palu Rusdy Mastura, Sekretaris Daerah Sulteng Hidayat Lamakarate, mantan anggota DPD Nurmawati D Bantilan, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Sulteng Hasanuddin Atjo.
Selain telah mendaftar di sejumlah partai politik, nama-nama tersebut juga mulai diperkenalkan kepada warga melalui baliho dan spanduk di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala.
Sejumlah parpol telah membuka pendaftaran bakal calon, antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerindra. Di kedua partai itu, nama yang mendaftar adalah Hidayat, Anwar Hafid, Hasanuddin Atjo, Nurmawati Bantilan, Ahmad Ali, Rusdy Mastura.
Partai Golkar saat ini tengah membuka pendaftaran bakal calon. Ada pun Partai Demokrat belum membuka pendaftaran.
Sulteng salah satu dari 9 provinsi yang akan menggelar Pilkada Serentak pada September 2020, bersama dengan sejumlah kabupaten/kota. Gubernur Sulteng saat ini, Longki Djanggola, tak bisa mengikuti kontestasi itu lagi karena sudah dua kali menjabat. Khusus untuk pemilihan gubernur (pilgub) dan wakil gubernur, pendaftaran ke KPU dimulai pada Februari 2020.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Muslimun menyatakan, berdasarkan rapat kerja wilayah partai pada Agustus lalu, diputuskan Ahmad Ali sebagai bakal calon tunggul dari parti tersebut. “Karena ada putusan itu, kami tak membuka pendaftaran bakal calon pilgub,” katanya di Palu, Sulteng, Rabu (23/10/2019).
Meskipun sudah dipastikan menjadi bakal calon dari Nasdem, kata Muslimun, pihaknya tetap mendaftarkan Ahmad Ali ke pertai lain, seperti PDI-Perjuangan dan Golkar. Nasdem menguasai kursi terbanyak di DPRD Sulteng hasil pemilihan legislatif lalu.
Menunggu petunjuk
Sekretaris DPD Partai Demokrat Atta Radjak menyatakan pihaknya masih menunggu petunjuk pelaksanaan dari dewan pimpinan pusat. Ia belum bisa memastikan kapan pendaftaran dibuka atau tak membuka pendaftaran sama sekali karena punya kader untuk diusung, yakni Anwar Hafid. Dia pun telah mendaftar di partai lain, seperti Gerindra dan PDI-P. “Pak Anwar itu kader nomor satu kami dan siap maju,” katanya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tadulako, Palu, Slamet Riyadi Cante menyatakan meskipun masih pada tataran pendaftaran seharusnya para bakal calon mulai memunculkan gagasan awal untuk membangun Sulteng ke depan. Itu bisa menjadi branding-nya sekaligus untuk menjadi acuan bagi calon pemilih.
Meskipun nanti dipertajam saat kewajiban menyampaikan visi dan misi, minimal publik memiliki gambaran awal tentang gagasan para bakal calon. Jangan-jangan ini hanya untuk coba-coba, ucap Slamet Riyadi
Secara umum belum muncul secara terbuka gagasan atau ide para bakal calon yang berniat maju untuk Pilgub Sulteng 2020. Yang ditampilkan hanya baliho atau spanduk dengan mencantumkan nama, sepotong kalimat perkenalan, serta tanda pagar.
Slamet menilai baru satu calon yang sering memunculkan idenya membangun Sulteng ke depan melalui media massa lokal. Hal itu baik sebagai informasi untuk publik.
Menurutnya, salah satu masalah yang belum terpecahkan di Sulteng adalah tingkat kemiskinan yang tak turun signifikan, yakni berkisar 13 persen dari total jumlah pendudukan 2,9 juta jiwa. Isu tersebut harus sejak awal diangkat ke permukaan oleh para bakal calon.
"Meskipun nanti dipertajam saat kewajiban menyampaikan visi dan misi, minimal publik memiliki gambaran awal tentang gagasan para bakal calon. Jangan-jangan ini hanya untuk coba-coba," ucapnya.
Masalah lainnya mitigasi bencana. Ke depan, mitigasi harus menjadi salah satu isu penting dalam kebijakan karena Sulteng termasuk daerah rawan bencana. Tak hanya Kota Palu, Sigi, dan Donggala, hampir seluruh daerah Sulteng rentan akan gempa dan tsunami, seperti di Banggai Kepulauan, Tolitoli, dan Poso.