Prioritas utama manajemen Go-Jek adalah memastikan bahwa perusahaan ini dapat terus memberikan manfaat positif, sekaligus mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kepemimpinan Go-Jek akan dilakukan oleh Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo yang didaulat menjadi Co-CEO. Keduanya tetap fokus menjaga pertumbuhan transaksi.
Dalam siaran pers Rabu (23/10/2019), Co-Founder Go-Jek Kevin Aluwi mengatakan, Go-Jek telah meningkatkan taraf hidup banyak orang di Indonesia dan di Asia Tenggara. Prioritas utama manajemen adalah memastikan bahwa perusahaan ini dapat terus memberikan manfaat positif, sekaligus mengharumkan nama bangsa Indonesia.
”Ketika seorang teman dan mentor meninggalkan usaha yang telah Anda bangun bersama, tentu akan ada kesedihan. Akan tetapi, kami berdua bertekad bahwa Go-Jek ke depan akan semakin kuat,” ujarnya.
Kevin menjelaskan, dirinya akan memegang peran kepemimpinan di tim produk dan fungsional. Dia juga akan tetap memegang tanggung jawab strategis, seperti kerja sama lintas tim, antara lain manajemen produk dan pemasaran.
Sementara Andre akan fokus pada pengembangan strategi korporasi yang meliputi pengelolaan alokasi modal, ekspansi internasional, serta layanan pembayaran dan jasa keuangan.
Sebelum bergabung dengan Go-Jek, Andre adalah Direktur Eksekutif di Northstar Group, salah satu private equity fund terbesar di Indonesia.
Saat ini, Go-Jek mengklaim telah memproses lebih dari 2 miliar transaksi per tahun. Go-Jek juga tercatat telah menerima suntikan pendanaan seri F dengan total nilai lebih dari 2 miliar dollar AS. Investor kelas kakap yang berada di balik perkembangan Go-Jek antara lain Google, Sequoia, Tencent, Temasek, dan Astra International.
Nilai ekonomi internet dari sektor jasa yang digerakkan oleh transportasi daring atau ride hailing di Asia Tenggara, sesuai laporan ”e-Economy SEA 2019”, diperkirakan mendekati 13 miliar dollar AS pada 2019. Nilai ini naik empat kali lipat dibandingkan tahun 2015, yakni sekitar 3 miliar dollar AS.
Secara khusus di Indonesia, nilai ekonomi internet sektor ride hailing mencapai sekitar 0,9 miliar dollar AS pada 2015, lalu diperkirakan tumbuh 6,6 kali lipat menjadi 6 miliar dollar AS pada 2019. Tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) selama kurun waktu 2015-2019 sebesar 57 persen.
Pada Desember 2018, pendiri dan mantan CEO Go-Jek Nadiem Makarim disebut masuk daftar The Bloomberg 20 tahun 2018, yaitu daftar tahunan 50 tokoh atau inovator yang telah mengubah lanskap bisnis global dengan strategi yang terukur dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Menurut Bloomberg, Nadiem dianggap telah mentransformasikan Go-Jek sebagai aplikasi super.