Dunia Usaha Minta Mendag Baru Manfaatkan Momentum Perang Dagang
›
Dunia Usaha Minta Mendag Baru ...
Iklan
Dunia Usaha Minta Mendag Baru Manfaatkan Momentum Perang Dagang
Kelesuan ekonomi global akibat perang dagang AS-China menyambut Agus Suparmanto yang baru menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Dunia usaha dan industri berharap, Agus dapat memperbaiki defisit neraca perdagangan.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelesuan ekonomi global akibat perang dagang Amerika Serikat dengan China menyambut Agus Suparmanto yang baru menjabat sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Maju. Dunia usaha dan industri berharap agar Agus dapat mengambil momentum itu untuk memperbaiki kinerja perdagangan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, menteri perdagangan baru harus menentukan prioritas produk nasional yang mau diekspor. Dunia usaha dan industri akan memberikan masukan-masukan untuk meningkatkan perdagangan yang terus terang tidak gampang pada tahun-tahun mendatang.
”Namun, kami optimistis, (kinerja) perdagangan akan membaik,” kata Rosan seusai serah terima jabatan Menteri Perdagangan (Mendag) di Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Serah terima jabatan Menteri Perdagangan antara Enggartiasto Lukita dan Agus digelar tertutup. Rosan menghadiri acara yang diselenggarakan sekitar pukul 14.00 itu. Seusai acara, Agus enggan memberikan keterangan kepada wartawan dan segera meninggalkan kantor Kemendag.
Menteri perdagangan baru harus menentukan prioritas produk nasional yang mau diekspor. Dunia usaha dan industri akan memberikan masukan-masukan untuk meningkatkan perdagangan.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi AS dan China sebagai negara mitra dagang utama Indonesia cenderung melambat. Pertumbuhan ekonomi China pada triwulan II-2019 sebesar 6,2 persen lebih lambat daripada periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 6,7 persen.
Adapun perekonomian AS tumbuh sebesar 2,3 persen pada triwulan II-2019. Pertumbuhan itu jauh lebih rendah daripada triwulan II-2018 yang sebesar 3,2 persen.
Menurut Rosan, salah satu strategi untuk memanfaatkan momentum perang dagang ialah menjaga relasi perdagangan antara Indonesia dan AS. Untuk produk tekstil, misalnya, Indonesia mengimpor kapas dari AS, lalu mengekspor produk olahannya ke AS.
BPS mencatat, neraca perdagangan Indonesia dengan AS sepanjang Januari-September 2019 surplus 6,87 miliar dollar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018, yakni senilai 6,34 miliar dollar AS.
”Agus juga akan berhadapan dengan defisit neraca perdagangan Indonesia,” lanjut Rosan.
BPS menunjukkan, defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-September 2019 sebesar 1,945 miliar dollar AS. Defisit itu terjadi karena impor yang senilai 126,115 miliar dollar AS lebih tinggi daripada nilai ekspor yang sebesar 124,170 miliar dollar AS.
Pada tahun 2019, Kemendag menargetkan nilai ekspor nonmigas tumbuh sebesar 8,5 persen. Sepanjang Januari-September 2019, nilai ekspor nonmigas baru tumbuh 6,22 persen.
Meskipun demikian, Agus belum menyampaikan pernyataan secara langsung kepada wartawan. Mewakili Agus, Sekretaris Jenderal Kemendag Oke Nurwan menyatakan, perdagangan luar negeri turut menjadi fokus menteri baru tersebut.
”Dalam hal perbaikan neraca perdagangan, menteri baru akan selektif terhadap impor. Maksudnya, impor bahan baku akan dilonggarkan,” ucap Oke saat ditemui, Rabu sore.
Dalam hal perbaikan neraca perdagangan, menteri baru akan selektif terhadap impor. Maksudnya, impor bahan baku akan dilonggarkan.
Sebelum Enggartiasto mengakhiri jabatannya, Kemendag juga tengah merevisi sejumlah peraturan menteri perdagangan (permendag) untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan. Ada 18 permendag terkait ekspor-impor yang sedang direvisi.
Perundingan internasional
Rosan juga menyoroti sejumlah perundingan perdagangan internasional yang tengah dijajaki Indonesia dan mesti selesai dalam waktu dekat. Contohnya, Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (I-EU CEPA) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo menyebutkan, RCEP akan dilaporkan kepada Mendag pada awal November 2019. RCEP dirundingkan oleh 10 negara anggota ASEAN, Selandia Baru, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, dan China.
Selain agenda terkait RCEP, sejumlah pertemuan internasional juga menanti kehadiran Agus. Di antaranya, pertemuan tingkat menteri negara-negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation di Santiago, Chile, pada November 2019.