JAKARTA, KOMPAS—Para kader dasawisma terus disiapkan untuk bisa mengumpulkan data terkait situasi keluarga di Jakarta, dengan memanfaatkan aplikasi ponsel pintar bernama Carik Jakarta. Nantinya, data yang sudah dikumpulkan bakal jadi rujukan penyusunan kebijakan bagi dinas-dinas terkait.
Pada pekan ini, misalnya, sebanyak 649 kader dasawisma se-Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendapat pelatihan penggunaan aplikasi Carik Jakarta. Pelatihan selama Senin-Jumat (21-25/10/2019) tersebut diadakan pukul 08.00-15.00 setiap harinya. “Teknisnya kita bagi gelombang pelatihan per kelas 30 orang,” ucap Lurah Sunter Jaya Een Hermawan, dalam keterangan pada Rabu (23/10/2019).
Hingga hari Rabu, terdapat 450 kader dasawisma Sunter Jaya yang sudah dilatih. Een mengatakan, para kader usai pelatihan akan diterjunkan dalam kegiatan pendataan warga di lapangan. Mereka mendata antara lain profil, keseharian, serta bangunan tempat tinggal warga.
Pelatihan di tingkat kelurahan mendapat pendampingan dari kader-kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan pengelola RPTRA yang sudah mendapat pembekalan menjadi anggota tim pemantau dan pendamping pelatihan aplikasi Carik Jakarta. Sebanyak 350 kader PKK dan pengelola RPTRA mengikuti pelatihan selama tiga hari pada Senin-Rabu (14-16/10/2019) di Kantor Wali Kota Jakarta Utara.
"Carik ini artinya juru tulis yang bertugas mencatat dan mendokumentasikan situasi dan kondisi warganya. Aplikasi Carik Jakarta akan mempermudah kader PKK dalam melakukan proses pendataan dan mengetahui kondisi masyarakat terkini," ujar Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan Carik Jakarta pada 30 Juli lalu. Ia menekankan, kader dan penggerak PKK yang mayoritas ibu-ibu di masing-masing lingkungan tempat tinggal diajak terlibat aktif mendata dengan menggunakan aplikasi itu karena merekalah yang paling tahu kondisi nyata masyarakat Jakarta.
Karena data nantinya berdasarkan kenyataan yang akrab dengan para pendata, Anies meyakini data yang dihasilkan bisa untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran dan tepat guna bagi masyarakat. Kebijakan itu antara lain untuk menurunkan jumlah anak tengkes (stunting), menurunkan jumlah anak putus sekolah, serta meningkatkan kualitas gizi anak.
Anies meyakini data yang dihasilkan bisa untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran dan tepat guna bagi masyarakat. Kebijakan itu antara lain untuk menurunkan jumlah anak tengkes (stunting), menurunkan jumlah anak putus sekolah, serta meningkatkan kualitas gizi anak.
Data hasil pengumpulan kader juga akan jadi rujukan utama penyusunan kebijakan sistem satu pintu, yang berarti bisa digunakan semua dinas di Pemerintah Provinsi DKI sehingga staf dinas tidak perlu berulang kali datang ke warga mendata.