Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan dagang tahap pertama dengan China. Rencana kenaikan tarif yang dijadwalkan akan berlaku Oktober pun ditunda.
WASHINGTON, SENIN -- Presiden AS Donald Trump mengaku optimistis Beijing dan Washington akan segera menyegel kesepakatan awal yang disebutnya sebagai kesepakatan fase pertama. Jika benar-benar terealisasi, kesepakatan itu diharapkan bakal menandai periode pendinginan perang dagang kedua negara.
”Saya kira kami dapat segera menandatangani dokumen lengkap fase satu dengan China,” kata Trump di Gedung Putih, Senin (21/10/ 2019).
Target penandatanganan kesepakatan awal kedua negara itu dilakukan di sela-sela gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Chile, November mendatang. Trump mengatakan ingin bertemu dan menandatangani kesepakatan itu bersama Presiden China Xi Jinping.
Isi kesepakatan belum terungkap. Hanya saja Gedung Putih menyebutkan hal itu antara lain mencakup lonjakan pembelian produk pertanian Amerika oleh China, kesepakatan tentang kekayaan intelektual, jasa keuangan, kurs mata uang. AS kerap menuduh China memanipulasi kurs mata uang renminbi.
Kepala Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan, upaya untuk membuat komitmen perjanjian itu di atas kertas sebelum KTT APEC berada di jalur yang benar meskipun beberapa pekerjaan masih harus dilakukan. ”Target kami adalah untuk memiliki kesepakatan fase satu pada saat Anda pergi ke Chile,” kata Lighthizer kepada Trump.
Trump mengungkapkan, pihak China sudah memulai program pembelian produk- produk pertanian asal AS. China sendiri juga memberikan nada positif pada sebuah forum pertahanan yang diadakan di Beijing. Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan, Beijing menginginkan hubungan China-AS berbasis pada koordinasi, kerja sama, dan stabilitas.
Negara-negara di dunia sangat berharap AS-China dapat segera menyelesaikan perang dagang. Konfrontasi yang telah memasuki tahun kedua, dan berwujud pada pengenaan tarif impor di antara kedua negara, dikhawatirkan merusak pertumbuhan ekonomi global.
Negara-negara di dunia sangat berharap AS-China dapat segera menyelesaikan perang dagang.
Konfrontasi dagang memberi ancaman berupa potensi resesi di kedua negara. Ini juga memberi tekanan perekonomian di sejumlah negara lain. Situasi ini memperkuat desakan pada AS dan China segera mencapai kesepakatan.
”Kami tidak menyetujui taktik dengan ’mengacungkan tongkat pentungan’ pada setiap kesempatan dan tekanan maksimum terhadap China,” kata Le. ”Hal seperti itu adalah pemikiran lama dan tidak akan berhasil.”
Tidak terburu-buru
Pernyataan Trump dan Le itu merupakan perkembangan terbaru dalam dinamika negosiasi AS-China. Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan, pihak AS tidak terburu-buru menandatangani kesempatan pada November mendatang.
”Kami ingin membuat kesepakatan,” kata Ross kepada media Fox Business. ”Namun, dari sudut pandang kami, itu harus menjadi kesepakatan yang tepat dan tidak harus pada bulan November.”
Ross juga tidak mengungkapkan secara detail hal-hal yang bakal tercantum dalam kesepakatan tahap pertama itu. Detail-detail terkait kesepakatan itu masih dibahas dan dinegosiasikan. Ia mengatakan, Washington ingin agar hal-hal itu dipastikan sesuai dengan keinginan kubu AS.
”Pertanyaan sebenarnya adalah apakah kita bisa menandatangani kesepakatan fase satu lebih awal?” kata Ross. Dia sendiri bukanlah anggota delegasi AS dalam negosiasi perdagangan dengan Beijing. ”Kedua, seberapa jauh kita mencapai fase dua atau dua dan tiga? Inti dari kesepakatan itu ada di fase kedua dan ketiga.”