Peneliti Muda Didorong Bersaing dalam Inovasi Iptek
›
Peneliti Muda Didorong...
Iklan
Peneliti Muda Didorong Bersaing dalam Inovasi Iptek
Oleh
Jumarto Yulianus
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Indonesia Science Expo 2019 menjadi ajang untuk memperkenalkan hasil-hasil terkini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui ajang tersebut, para peneliti terutama dari generasi muda juga didorong untuk berkompetisi dalam mengembangkan riset dan inovasi.
Indonesia Science Expo (ISE) 2019 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, 23-26 Oktober. Tahun ini merupakan tahun kelima penyelenggaraannya. ISE 2019 mengusung slogan Today and Beyond dengan tema Keanekaragaman Hayati Indonesia untuk Kehidupan Masa Depan yang Lebih Baik dan Berkelanjutan.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, Indonesia masih agak tertinggal dalam riset dan inovasi. Sebagai pelaksana tugas pemerintah dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, LIPI terus membuka peluang bagi semua pihak untuk terlibat dalam kegiatan penelitian.
LIPI terus membuka peluang bagi semua pihak untuk terlibat dalam kegiatan penelitian.
”Dalam pengembangan riset dan inovasi, anak-anak Indonesia sebenarnya tidak kalah bersaing, tinggal bagaimana memberikan kesempatan dan peluang. Ajang ISE ini pun memberikan kesempatan dan peluang kepada mereka untuk bisa bersaing,” kata Handoko seusai membuka ISE 2019 di Tangerang, Banten, Rabu (23/10/2019).
Untuk meningkatkan kemampuan riset pada anak atau peneliti muda, menurut Handoko, mereka harus diperkenalkan secara langsung dengan riset dan inovasi, diinspirasi, serta dimotivasi. Mereka perlu melihat bahwa suatu produk bisa dibuat dari barang yang sederhana.
”Riset itu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Semua bergantung pada kejelian dan kreativitas dalam melihat masalah di lingkungan terdekat,” tuturnya.
Penyelenggaraan ISE 2019 juga menjadi ajang kompetisi ilmiah generasi muda dalam LIPI Youth Science Fair, yang mencakup LIPI Young Scientist Award, Lomba Karya Ilmiah Remaja, dan National Young Inventors Award.
Sekretaris Utama LIPI Nur Tri Aries menambahkan, ISE tahun ini agak spesial karena bertepatan dengan momentum Indonesia menjadi tuan rumah International Exhibition for Young Inventors (IEYI). Tahun ini adalah kali ketiga Indonesia menjadi tuan rumah IEYI setelah penyelenggaraan IEYI di Yogyakarta pada 2007 dan di Jakarta pada 2014.
Tahun ini, IEYI diikuti 150 proyek penelitian dari 11 partisipan internasional, yakni Indonesia, Jepang, Macau, Malaysia, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Tiongkok, dan Vietnam. ”Kami ingin menggugah masyarakat bahwa generasi muda adalah sumber ide dan inovasi untuk perubahan kehidupan menuju arah yang lebih baik,” ujar Nur.
Ramah lingkungan
Pada ajang Lomba Karya Ilmiah Remaja, Muhammad Yudi Triana (16) dan Fitrotullailas Tuti (16), siswa kelas XI SMA Negeri 1 Malingping, Lebak, Banten menampilkan produk bioplastik ramah lingkungan dari pati biji karet (Havea brasiliensis). Bioplastik itu dapat terdekomposisi atau terurai dengan sempurna pada hari ke sembilan.
”Kami memanfaatkan biji karet yang cukup melimpah di daerah kami untuk menciptakan plastik ramah lingkungan yang disebut bioplastik. Ini adalah inovasi untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik,” kata Yudi.
Kami memanfaatkan biji karet yang cukup melimpah di daerah kami untuk menciptakan plastik ramah lingkungan yang disebut bioplastik.
Sementara itu, Kholida Rohma Alia (18) dan Tazkiya Salsabiila Yusa (17), siswa Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus, Jawa Tengah, menampilkan produk biofoam ramah lingkungan dengan memanfaatkan pati tapioka dan selulosa bambu betung (Dendrocalamus asper). Penelitian dan pembuatan produk tersebut dilakukan selama lima minggu.
”Biodegrable foam atau biofoam dibuat dari bahan alami, yaitu pati tapioka dan serat bambu betung. Biofoam merupakan kemasan makanan alternatif yang ramah lingkungan sebagai pengganti styrofoam,” kata Kholida.