Testimoni Diplomat Senior AS di Kiev Jadi ”Amunisi Penting”
›
Testimoni Diplomat Senior AS...
Iklan
Testimoni Diplomat Senior AS di Kiev Jadi ”Amunisi Penting”
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO/MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
WASHINGTON, SELASA —Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina Bill Taylor, Selasa (22/10/ 2019), memberi testimoni di hadapan anggota Kongres AS yang menjadi ”amunisi penting” dalam proses pemakzulan Presiden AS Donald Trump. Dalam testimoninya, Taylor mengungkapkan bagaimana Trump menekan Kiev agar menyudutkan calon rival politiknya dari Demokrat dengan menahan bantuan militer AS untuk Ukraina.
Kubu Demokrat menyebut testimoni Taylor menjadi konfirmasi yang menohok atas tuduhan mereka bahwa Trump menyalahgunakan jabatan dengan meminta bantuan asing untuk mendiskreditkan bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, pada pemilu presiden 2020.
”Semua sudah dipaparkan. Apa lagi yang harus saya katakan ketika Anda sudah memperoleh keterangan yang jelas dan detail,” ujar Tom Malinowski, anggota DPR asal Demokrat yang juga mantan diplomat.
Gedung Putih menolak apa yang mereka sebut sebagai kampanye fitnah yang digalang oleh para anggota parlemen ekstrem kiri dan para birokrat radikal yang tak terpilih. ”Hari ini hanyalah kabar angin dan sejumlah bocoran yang sudah kerap dilontarkan oleh rapat dengar pendapat Demokrat bermotif politik, tertutup, rahasia,” sebut Gedung Putih.
Dalam pernyataan pembuka setebal 15 halaman yang kemudian dengan cepat dibocorkan ke media-media AS, Taylor mengungkapkan sangat detail tentang bagaimana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky langsung berada dalam tekanan setelah menjabat. Taylor mengatakan, dirinya diberi tahu bahwa Trump ingin agar Zelensky mengeluarkan pernyataan terbuka bahwa pemerintahannya akan menyelidiki Biden dan anaknya, Hunter, atas tuduhan korupsi di Ukraina.
Menurut Taylor, Dubes AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland memberi tahu dirinya bahwa segalanya, termasuk bantuan keamanan, tergantung pada pernyataan terbuka seperti itu. Iming-iming lain yang ditawarkan Washington adalah tawaran pertemuan puncak antara Zelensky dan Trump.
Taylor adalah anggota militer veteran dan diplomat karier yang menjadi Dubes AS untuk Ukraina dari 2006 hingga 2009. Ia kini menjadi Kuasa Usaha Kedutaan AS untuk Ukraina setelah Dubes AS untuk Kiev Marie Yovanovitch ditarik pulang ke Washington. Yovanovitch sudah memberikan testimoni di hadapan penyelidik DPR AS bahwa dirinya dipaksa memberikan klaim bohong telah mengolok-olok Trump.
Menurut Taylor, banyak tekanan Washington kepada Ukraina dilakukan melalui saluran-saluran ”pintu belakang” melalui pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani. Di AS, meminta bantuan negara asing untuk pemilu domestik merupakan tindakan melawan hukum. Trump mendapat tuduhan serius, yakni menahan bantuan militer hampir 400 juta dollar AS bagi Ukraina sebagai alat penekan agar Kiev menyelidiki Biden dan putranya.
Menurut Taylor, banyak tekanan Washington kepada Ukraina dilakukan melalui saluran-saluran ”pintu belakang” melalui pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani.
”Dalam beberapa poin, kami akan segera mengakhiri penyelidikan dan melanjutkan proses dengan apa yang sudah kami dapatkan, dan yang sudah kami peroleh saat ini benar-benar luar biasa,” kata Ted Lieu, anggota DPR dari Demokrat. Karen Bass, rekannya dari Demokrat, menambahkan bahwa testimoni Taylor mengejutkan.
Trump minta dukungan
Presiden AS Donald Trump, Senin (21/10/2019), mendesak sesama anggota Partai Republik untuk bersikap lebih keras dan berjuang membela kepresidenannya. Kesolidan dukungan Republik dibutuhkan Trump di tengah upaya DPR AS, yang dipimpin kubu Partai Demokrat, untuk memakzulkan dia secepat mungkin dalam kasus dugaan permintaan Trump agar Ukraina menyelidiki saingan politiknya di kubu Demokrat.
”Partai Republik harus lebih keras dan bertarung. Kami memiliki beberapa pejuang hebat, tetapi mereka harus lebih keras dan bertarung karena Demokrat berusaha untuk melukai Partai Republik sebelum pemilihan,” kata Trump.
Trump berkeinginan agar Republik menghalangi penyelidikan atas dirinya. Hal itu diutarakan seiring keluarnya video dan lembar fakta oleh Ketua DPR Nancy Pelosi yang mengarah pada penyelidikan DPR AS terkait upaya pemakzulan Trump. Video dan lembar fakta itu bisa memberi petunjuk tentang pasal-pasal pemakzulan untuk menetapkan dakwaan formal. Trump dituduh menyalahgunakan kekuasaan, melakukan tindakan ”penggeledahan” yang melibatkan Ukraina, dan dinilai sengaja menutup-nutupi tindakan itu.
Partai Republik di DPR telah mencoba untuk mengecam salah seorang pemimpin penyelidikan, Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff. Namun, langkah itu diblokir oleh Demokrat yang mengendalikan dewan. Di sisi lain, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik telah menunjukkan kecenderungan untuk menurunkan Trump dari jabatannya.
Senator Mitt Romney adalah satu dari sedikit Republiken yang justru dengan tajam mengkritik Trump. Namun, Trump bergeming dengan sikapnya yang bersikeras tidak melakukan kesalahan apa pun atas tuduhan terhadap dirinya. Republiken lain menyatakan keraguan tentang kebijakan Trump. Salah satunya kritik Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan senator Lindsey Graham tentang penarikan pasukan AS dari Suriah.
Melihat situasi tersebut, Trump bereaksi semakin keras. Ia menyebut kubu Demokrat layaknya setan yang semakin kuat bersatu. ”Mereka tidak memiliki Mitt Romney di tengah-tengah mereka. Mereka tidak memiliki orang-orang seperti itu. Mereka bersatu,” ujar Trump.
Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Axios on HBO, Romney mengecam permintaan Trump kepada Ukraina dan China untuk menyelidiki Biden. Ia pun mempertanyakan karakter Trump, mengkritik keputusannya untuk ”meninggalkan” Kurdi selaku sekutu AS, dan menyesalkan pembayaran uangnya kepada seorang bintang film dewasa. Romney sendiri adalah calon presiden dari Partai Republik 2012, tetapi kalah dari Barack Obama.