Pergantian Menlu, Manuver Konsolidasi Kekuasaan MBS
›
Pergantian Menlu, Manuver...
Iklan
Pergantian Menlu, Manuver Konsolidasi Kekuasaan MBS
Oleh
Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir
·3 menit baca
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, Rabu (23/10/2019) malam, mengeluarkan keputusan mengejutkan. Ia mencopot Menteri Luar Negeri Ibrahim al-Assaf dan Menteri Perhubungan Nabil bin Mohammed al-Amoudi. Assaf digantikan Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud, sedang Amoudi diganti Saleh bin Nasser al-Jasser.
Pergantian itu sesungguhnya bagian dari proses konsolidasi kekuasaan yang dilakukan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di internal keluarga besar Al-Saud yang berkuasa. Media regional dan internasional lebih menyorot pencopotan menteri luar negeri daripada menteri perhubungan dalam perombakan kabinet itu.
Foto Menlu baru Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud (45) langsung menghiasi halaman berbagai media cetak dan daring di Timur Tengah, serta analisis tentang dia, Kamis (24/10/2019). Para analis umumnya sepakat, pergantian menlu itu merupakan bagian dari manuver MBS untuk memuluskan jalan menuju singgasana raja, menggantikan bapaknya, Raja Salman.
Di Arab Saudi dikenal ada empat kementerian yang menjadi pilar kekuasaan keluarga besar Al-Saud, yaitu kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, kementerian luar negeri, dan kementerian energi. Kementerian pertahanan dipegang sendiri oleh MBS sejak sebelum ditunjuk sebagai putra mahkota sampai saat ini.
Di Arab Saudi dikenal ada empat kementerian yang menjadi pilar kekuasaan keluarga besar Al-Saud, yaitu kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri, kementerian luar negeri, dan kementerian energi.
Kementerian dalam negeri yang semula dipegang Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayef al-Saud, diduduki Pangeran Abdulaziz bin Saud al-Saud bersamaan digantinya Muhammad bin Nayef sebagai putra mahkota oleh MBS, 21 Juni 2017. Adapun menteri energi, Khalid al-Falih, telah diganti oleh saudara MBS, Pangeran Abdulaziz bin Salman, pada 7 September lalu. Terakhir, jabatan menlu yang dipegang oleh Ibrahim al-Assaf diganti Pangeran Faisal Bin Farhan al-Saud.
Sejak menjabat putra mahkota, MBS sudah tuntas mengganti menteri pada tiga kementerian strategis, yaitu kemendagri, kementerian energi, dan kemlu. Majalah Jerman, Der Spiegel, menyebut Menlu Faisal sebagai loyalis MBS. Sebelumnya, ia berkarier sebagai diplomat kepanjangan tangan MBS di kantor-kantor kedutaan Arab Saudi. MBS memberi tugas khusus kepada Pangeran Faisal untuk mengawasi jaringan oposisi Arab Saudi di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika Utara.
MBS lalu menempatkan Pangeran Faisal sebagai dubes di Jerman, Februari lalu, dengan misi utama mengawasi jaringan oposisi Saudi di Eropa. Pangeran Faisal dianggap sukses mengawasi jaringan oposisi Saudi di Amerika Utara.
MBS dilaporkan berubah arah dengan mengganti Ibrahim al-Assaf dengan Pangeran Faisal setelah kecewa dengan kinerja Assaf yang dianggap sangat lemah menghadapi eskalasi ketegangan di Teluk Persia, khususnya terkait serangan pesawat tanpa awak dan rudal jelajah kaukus Iran atas kilang minyak Aramco di Khurais dan Abqaiq, 14 September lalu. MBS diberitakan sudah mengambil keputusan mengganti menlu segera setelah serangan tersebut.
Selain itu, MBS juga ingin mengembalikan jabatan menlu dipegang oleh keluarga besar al-Saud. Pangeran Faisal dipilih untuk menarik dukungan keluarga besar al-Saud itu. Kepercayaan keluarga besar al-Saud pada MBS disinyalir sempat goyah pasca serangan atas kilang minyak Aramco.
Jabatan menlu selama ini terlama dipegang keluarga besar al-Saud, yaitu Pangeran Saud bin Faisal al-Saud dari tahun 1975 hingga wafatnya tahun 2015 atau selama 40 tahun. Dari tahun 2015 sampai 2019, jabatan itu dipegang Adel al-Jubeir, diplomat karir, dan Ibrahim al-Assaf yang berlatarbelakang pengusaha. Jubeir dan Assaf bukan dari keluarga besar al-Saud.