Kehadiran gelandang Alex Oxlade-Chamberlain menjadi suntikan tenaga baru bagi Liverpool setelah musim lalu berkutat dengan cedera lutut.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Pertemuan Liverpool dan Tottenham Hotspur dalam pertandingan Liga Inggris di Anfield, Liverpool, Minggu (27/10/2019) pukul 23.30 WIB, menjadi yang pertama kali sejak Final Liga Champions pada Juni lalu di Madrid. Laga tersebut akan seperti pertandingan ulangan karena situasi kedua klub hampir sama seperti jelang final Liga Champions musim lalu.
Spurs yang inferior karena baru pertama kali lolos di final Liga Champions akhirnya kalah 0-2 dari ”The Reds” yang sudah berpengalaman bertarung di partai puncak. Tak ada kejutan dan pertandingan cenderung monoton setelah Mohamed Salah mencetak gol lewat tendangan penalti pada menit ke-2.
Partai final tersebut seolah-olah tertutup oleh kedigdayaan kedua tim di semifinal. Liverpool secara mengejutkan menaklukkan Barcelona dan Spurs memberikan perlawanan sengit kepada Ajax Amsterdam lewat aksi heroik Lucas Moura.
Manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino menuturkan, pertandingan final tersebut sangat menyakitkan sebab timnya telah berjuang keras hingga final, tetapi pada akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Alhasil, seusai pertandingan final, para pemain dan staf pelatih pun merasa putus asa.
”Itu sulit. Pertandingan terakhir musim lalu. Final Liga Champions adalah segalanya. Namun, pada akhirnya kami tidak memperoleh apa-apa. Itu sangat berarti bagi klub untuk dapat mencapai final Liga Champions. Namun, setelah pertandingan, para pemain dan staf pelatih merasa kosong,” tutur Pochettino.
Pochettino pun enggan membicarakan lebih banyak tentang final Liga Champions tersebut sebab timnya telah memiliki energi yang penuh kembali. Timnya telah bangkit dari keterpurukan dan berusaha membangun kembali kepercayaan diri.
Ia berharap kemenangan Spurs atas Crvena Zvezda dengan skor 5-0 di Liga Champions, Rabu (23/10/2019), dapat menjadi pendongkrak semangat anak asuhnya. Akan tetapi, di saat yang bersamaan Liverpool juga memperoleh hasil yang sama. The Reds menang telak 4-1 atas tuan rumah KRC Genk.
Jelang pertandingan di Anfield, kedua tim juga berada pada situasi yang sama. Liverpool sedang berjuang mempertahankan puncak klasemen dan sementara unggul enam poin dari Manchester City.
Di sisi lain, Spurs sedang tertatih-tatih meraih posisi empat besar. ”The Lilywhites” masih berada di peringkat ke-7 dan tertinggal lima poin dari Chelsea di posisi ke-4.
Situasi tersebut hampir mirip dengan musim lalu. Saat itu, Liverpool berduka karena gagal menjuarai Liga Inggris setelah melalui perebutan sengit dengan Manchester City dan Spurs lolos ke empat besar setelah melalui persaingan sengit dengan Chelsea dan Arsenal.
Meskipun lebih diunggulkan pada pertandingan ini, Manajer Liverpool Juergen Klopp tidak mau meremehkan kekuatan Spurs. Kemenangan menjadi sangat berarti bagi Liverpool sebab Manchester City memiliki peluang besar untuk memangkas jarak. Pada Sabtu (26/10/2019) pukul 18.30, City hanya akan menjamu tim promosi, Aston Villa, di Etihad Stadium, Manchester.
”Kami melihat Tottenham sangat bagus pada Selasa malam (pertandingan melawan Crvena Zvezda) dan itulah yang kami pikirkan meskipun awal musim Tottenham tidak seperti yang mereka harapkan,” ujar Klopp.
Ia tetap mewaspadai ketajaman Harry Kane dan pemain Spurs lainnya yang bisa mengancam timnya. Menurut Klopp, cara terbaik untuk dapat tampil optimal dalam pertandingan ini adalah tetap melihat Spurs sebagai tim papan atas di Liga Inggris.
Tenaga baru
Kehadiran gelandang Alex Oxlade-Chamberlain menjadi suntikan tenaga baru bagi Liverpool setelah musim lalu berkutat dengan cedera lutut. Chamberlain mampu menunjukkan kualitasnya saat mencetak dua gol indah melalui tendangan jarak jauh saat bertanding melawan Genk.
”Itu adalah cedera serius. Untuk dapat diandalkan lagi, perlu waktu. Harapan saya terhadap Ox (Chamberlain) cukup tinggi. Jadi, saya terkesan dengannya,” tutur manajer asal Jerman tersebut. (REUTERS/AFP)