Semangat Transformasi Telkomsel
Pergeseran perilaku pelanggan dari konsumsi suara dan pesan pendek menuju data memengaruhi kinerja operator telekomunikasi seluler. Operator tak bisa hanya mengandalkan penjualan konektivitas jaringan.
Pergeseran perilaku pelanggan dari konsumsi suara dan pesan pendek menuju data memengaruhi kinerja operator telekomunikasi seluler. Operator tak bisa hanya mengandalkan penjualan konektivitas jaringan.
Bisnis operator yang semula hanya mengandalkan penjualan konektivitas jaringan mau tidak mau harus masuk ke aneka layanan digital.
Mengutip info memo PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk pada triwulan I-2019, pendapatan data Telkomsel tumbuh 32,4 persen jadi Rp 24,396 triliun, antara lain didorong oleh 111,2 juta pengguna data.
Konsumsi data naik 56 persen jadi 3,032 juta terabyte, sementara pendapatan suara turun 19,3 persen jadi Rp 13,76 triliun. Adapun pendapatan SMS turun 37,8 persen menjadi Rp 2,25 triliun dengan lalu lintas konsumsinya turun 34 persen.
Kompas berbincang dengan Emma Sri Martini, Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel, di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Emma yang menjabat sejak Mei 2019 ingin membawa Telkomsel mulus bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana pandangan Anda terkait industri telekomunikasi seluler sekarang?
Kondisi industri telekomunikasi seluler saat ini sangat menantang. Banyak analis memproyeksikan industri hanya akan tumbuh satu digit. Kemunculan aplikasi internet atau over-the-top (OTT) mendisrupsi bisnis operator telekomunikasi. Operator telekomunikasi seluler berinvestasi dalam pembangunan, sementara para pemain OTT mengoperasikan layanan mereka ”di atas” jaringan yang dibangun oleh operator.
Porsi bisnis produk legasi Telkomsel, yakni suara dan SMS, masih lebih besar dibandingkan operator telekomunikasi seluler lainnya. Porsi operator lain mungkin sudah satu digit, sementara kami tidak. Hal itu memudahkan operator lain lebih mudah terjun dan adaptasi ke bisnis data.
Kami akhirnya berupaya melahirkan aneka layanan digital, seperti ikut mengembangkan OTT, misalnya MAXStream dan Dunia Games. MAXStream menawarkan saluran konten video yang lengkap. Dunia Games sekarang telah mempunyai pengunjung aktif per bulan lebih dari 10 juta. Gim digital kini tumbuh subur sebagai industri. Sejumlah pemain gim menjadi profesi.
Apa yang Anda lakukan pertama kali ketika bergabung di Telkomsel?
Saya langsung tegaskan bahwa organisasi harus bertransformasi. Kalau dulu, konektivitas jaringan menjadi tumpuan sehingga pendekatan bisnis yang dipakai Telkomsel adalah product driven. Ketika digital datang, kami dituntut benar-benar mendengarkan ke pelanggan. Misalnya, bagaimana kami membantu merancang model bisnis usaha mikro kecil dan menengah. Jadi, pendekatannya adalah consumer driven. Keduanya merupakan pendekatan yang berbeda.
Harus diakui, mengubah pendekatan itu tidak mudah. Akan tetapi, saya tekankan berkali-kali agar tidak larut dalam kejayaan masa lalu. Saya akui bahwa kami mengalami masa-masa memimpin pasar sehingga jadi terbiasa dan lupa bahwa kini ada di tengah-tengah perubahan karena digital. Saya paparkan data. Saya bilang, kalau tidak bisa bertransformasi, akan mati. Hal ini menantang Telkomsel agar secara perlahan mentransformasikan diri, mulai dari budaya hingga merancang model bisnis baru.
Apa tantangan tersulit?
Membangun budaya digital. Ketika bertransformasi, perusahaan mendefinisikan model bisnis baru dan mau tidak mau organisasi harus ikut didigitalisasi. Beruntungnya, di Telkomsel, sebanyak 60-70 persen karyawan adalah kaum milenial. Saya memberikan pengertian saja mengenai realitas lanskap kondisi industri dan apa yang harus dilakukan. Saya memotivasi mereka bahwa transformasi bukan hal yang harus dikhawatirkan.
Kami membuat program yang dinamis dan menarik karyawan milenial. Hierarki organisasi semakin dikikis. Saya terbuka terhadap segala kritik dan masukan. Siapa pun yang mempunyai aspirasi bisa menyampaikannya dan saya melihat banyak karyawan mempunyai potensi serta kapasitas besar yang perlu didorong maju. Aspirasi mereka jangan ditahan.
Melakukan transformasi berarti mencari sumber pendapatan baru. Apakah dari sisi bisnis ada jaminan sumber baru itu mampu menghasilkan lebih besar dari sebelumnya?
Porsi pendapatan dari produk legasi masih besar, tetapi cenderung turun sehingga berpotensi menekan pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, Telkomsel harus mempunyai sumber pendapatan baru. Salah satunya adalah solusi digital. Kami menggarapnya serius. Pararel dengan hal itu, kami selalu berusaha lincah memandang perubahan.
Dikatakan mengusung pendekatan konsumen, seperti apa wujud nyatanya?
Kami mulai memasarkan layanan berdasarkan profil pelanggan. Kalau sebelumnya, penciptaan layanan berlaku nasional kini kami mendengarkan suara konsumen. Misalnya, kalau pelanggan mau menuju bandara, sistem kami bisa menawarkan layanan roaming internasional.
Bagaimana pendapat Anda terhadap kehadiran teknologi akses seluler 5G?
Ada sejumlah layanan benda terhubung internet (IoT) yang sebenarnya masih cukup memakai 4G LTE. Kami sekarang bahkan sudah menjual aneka solusi IoT untuk segmen korporasi dan UMKM. Namun, kalau untuk operasi pasien jarak jauh, teknologi 5G adalah keharusan.
Kami melihat dulu sejauh mana kesiapan ekosistem industri terkait 5G dan pelanggan. Kesiapan ekosistem industri terkait akan berdampak luas, misalnya lapangan pekerjaan, riset, dan kawasan industri.
Terkait ketersediaan spektrum frekuensi, kami dan operator lainnya sudah sepakat agar pemerintah menelurkan kebijakan yang mendukung industri tumbuh secara berkelanjutan jangka panjang sehingga bisa memberikan kontribusi besar.
Bagaimana pendapat Anda terhadap kehadiran Palapa Ring?
Kehadiran proyek Palapa Ring akan melengkapi pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dilakukan operator. Dengan demikian, dampak akhirnya mampu memaksimalkan mobilitas akses layanan seluler ke masyarakat.
Palapa Ring diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah. Sebagai contoh, UMKM. Ketika berbicara UMKM, layanan telekomunikasi seluler sangat berperan banyak. Pendistribusian data pemerintah, khususnya terkait layanan pendidikan dan kesehatan, pun akan mudah dan cepat terkonsolidasi. Data bisa jadi dasar pengambilan kebijakan.