Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sekitar Gunung Ijen mulai dilakukan menggunakan ”water bombing”. Dalam operasi hari pertama,14 kali guyuran air menyasar kebakaran di Cagar Alam Merapi Ungup-Ungup.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sekitar Gunung Ijen mulai dilakukan menggunakan water bombing. Dalam operasi hari pertama, 14 kali guyuran air menyasar kebakaran di Cagar Alam Merapi Ungup-Ungup.
Operasi pemadaman dilakukan sejak Minggu (27/10/2019) pukul 07.30 hingga pukul 15.00. Selain lewat udara, pemadaman juga dilakukan melalui operasi darat oleh sejumlah aparat TNI-Polri dan sukarelawan.
Kompas memantau proses pemadaman dari kawasan Kecamatan Licin, Banyuwangi. Mula-mula tim darat yang dikoordinatori Koramil Licin mendapat pengarahan untuk pemadaman di sejumlah titik api yang masih terjangkau.
Pada saat bersamaan, helikopter MI8-MTV milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disiagakan di Bandara Banyuwangi diberangkatkan ke sumber air yang ada di Selat Bali di sekitar Pantai Watu Dodol.
Helikopter pertama kali menyiramkan air di lereng CA Merapi Ungup-Ungup pada pukul 08.08. Selanjutnya, helikopter datang dan pergi hingga tujuh kali. Setiap penyiraman berjarak 20 menit untuk perjalanan pergi-pulang Watu Dodol-CA Merapi Ungup-Ungup.
Kompas yang memantau dari Pos Pantau Gunung Api Ijen melihat sedikitnya ada lima titik api yang cukup besar dan tebal di kawasan CA Merapi Ungup-Ungup. Kondisi tersebut tidak seperah kebakaran pada beberapa hari sebelumnya yang tampak memanjang.
Adapun yang menjadi sasaran water bombing ialah titik kebakaran dengan kepulan asap yang paling tebal. Titik tersebut ada di bagian paling utara dari kelima titik kebakaran di CA Merapi Ungup-Ungup.
Bintara Administrasi Tata Urusan Dalam Koramil Licin Sersan Kepala Arief Effendi yang memantau pemadaman dari Posko Tanggap Darurat Taman Sari menuturkan, fokus pemadaman api pada operasi hari pertama difokuskan di Gunung Merapi Ungup-Ungup.
”Helikopter water bombing sekali terbang membawa 4.000 liter air. Helikopter akan menembakkan air beberapa kali selama lebih kurang tiga jam,” ujarnya. Hingga pukul 10.30, helikopter milik BNPB tersebut sudah melakukan tujuh kali penyiraman.
Helikopter lantas diistirahatkan di Bandara Banyuwangi untuk evaluasi sebelum melakukan pemadaman kedua pada pukul 12.00. Pada upaya pemadaman kedua, helikopter terbang hingga pukul 15.00 dan kembali melakukan tujuh kali penyiraman.
Asap semakin tipis
Penyiraman dilakukan di titik yang sama dengan penyiraman pertama pada pagi hari. Pantauan Kompas, seusai penyiraman dilakukan, asap sempat bertambah besar sesaat. Namun kemudian, perlahan asap semakin tipis.
Helikopter water bombing sekali terbang membawa 4.000 liter air. Helikopter akan menembakkan air beberapa kali selama lebih kurang tiga jam.
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Eka Muharram mengatakan, ada tiga alternatif titik pengambilan air untuk pasokan water bombing. Ketiganya ialah Waduk Bajulmati, Pantai Boom, dan Pantai Watu Dodol.
”Sejauh ini suplai air dari Watu Dodol merupakan titik yang paling dekat dan memungkinkan. Pengambilan air dari Selat Bali juga harus memperhatikan kondisi cuaca dan ombak,” ujarnya.
Eka mengatakan, operasi water bombing, menurut rencana, akan kembali dilakukan Senin (28/10/2019). Operasi akan dilakukan lebih pagi sekitar pukul 06.00 dengan berbagai pertimbangan.
”Besok kami pukul 05.00 sudah melakukan persiapan untuk operasi yang menurut rencana dimulai pukul 06.00. Hasil evaluasi hari ini cukup baik dan kami tidak akan melakukan rotasi petugas agar penyiraman lebih efektif dengan melihat pengalaman di hari pertama,” tuturnya.
Sementara itu, Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan yang ditetapkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas akan berakhir Senin (28/10/2019). Status tersebut sudah ditetapkan sejak Selasa (22/10/2019).
”(Minggu) Malam ini kami akan melakukan rapat evaluasi penetapan status tanggap darurat. Menurut rencana, besok pagi di hari terakhir status tanggap darurat akan kami sampaikan apakah status tersebut diperpanjang atau tidak,” katanya.
Anas berharap kebakaran di Gunung Ijen dan sekitarnya dapat segera padam sehingga akses wisata ke Kawah Ijen kembali dibuka. Dengan demikian, wisatawan, pelaku wisata, dan juga petambang dapat kembali menjalani rutinitas seperti biasa.
Sejak kebakaran melanda sejumlah gunung di sekitar Gunung Ijen, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur melarang pendakian ke Kawah Ijen. Akibatnya, sejumlah wisatawan dan petambang belerang harus membatalkan rencana mereka untuk berwisata ataupun untuk bekerja.