Sumpah Pemuda, Polisi Ditagih Tuntaskan Kasus Tewasnya Dua Mahasiswa di Kendari
›
Sumpah Pemuda, Polisi Ditagih ...
Iklan
Sumpah Pemuda, Polisi Ditagih Tuntaskan Kasus Tewasnya Dua Mahasiswa di Kendari
Peringatan hari Sumpah Pemuda di Sulawesi Tenggara diwarnai aksi massa berujung bentrok dengan polisi. Massa menuntut polisi menuntaskan kasus meninggalnya dua mahasiswa yang telah lebih dari satu bulan.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Peringatan hari Sumpah Pemuda di Sulawesi Tenggara diwarnai aksi massa berujung bentrok dengan polisi. Massa menuntut polisi menuntaskan kasus meninggalnya dua mahasiswa yang telah lebih dari satu bulan.
Ratusan mahasiswa dari Forum Mahasiswa Sulawesi Tenggara Bersatu berunjuk rasa di Mapolda Sultra, di Kendari, Senin (28/10/2019). Mereka terus menuntut kepolisian menetapkan pelaku penembakan yang menewaskan Randi (22) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19).
Demonstrasi ini diwarnai bentrok massa dan aparat kepolisian. Massa yang berusaha melewati pagar berduri dihadang oleh kepolisian. Lempar batu pun terjadi dan aparat menghalau massa dengan tembakan meriam air.
Massa terus melanjutkan aksi setelah bentrok terhenti. Mereka berorasi dan mendesak Kapolda Sultra menjelaskan proses penyelidikan yang sedang berlangsung. Selama 32 hari setelah kejadian naas yang menimpa Randi dan Yusuf, belum ada hal jelas yang telah dilakukan kepolisian terkait kasus ini.
Randi dan Yusuf meninggal dunia pada Kamis (26/9/2019), dalam aksi menentang sejumlah aturan bermasalah yang ditetapkan pemerintah. Aksi yang berujung bentrok dengan aparat itu membuat Randi tertembak dan meninggal dunia.
Sementara itu, Yusuf meninggal dunia beberapa jam setelahnya setelah mengalami luka parah di kepala. Berdasarkan temuan Kontras, luka tersebut akibat terkena tembakan.
”Di hari sumpah pemuda ini, kami membuktikan masih perhatian dan siap untuk mengawal penanganan kasus hilangnya nyawa dua rekan kami. Telah satu bulan lebih kasus ini tidak juga diselesaikan oleh pihak kepolisian. Ada apa sebenarnya?” kata Icas, seorang perwakilan massa.
Di hari sumpah pemuda ini, kami membuktikan masih perhatian dan siap untuk mengawal penanganan kasus hilangnya nyawa dua rekan kami.
Menurut dia, aksi ini bagian dari bentuk menuntut keadilan, sekaligus napas perjuangan Randi dan Yusuf yang dititipkan ke mahasiswa dan pemuda. Sebab, sejauh ini belum ada titik terang terkait kasus ini dan aparat hanya memfokuskan pada penyelidikan disiplin.
Kapolda Sultra Brigadir Jenderal (Pol) Merdisyam, beberapa waktu lalu, menuturkan, penyelidikan terkait kasus pidana meninggalnya Yusuf dan Randi tetap berjalan. Saat ini sedang dilakukan uji balistik di Australia.
”Untuk mencari second opinion, dilakukan uji balistik di tempat di luar kepolisian. Hal itu untuk menjamin independensi dalam penyelidikan. Sementara untuk penyelidikan internal juga sedang berjalan,” tutur Merdisyam.