Kepolisian Inggris meminta bantuan komunitas Vietnam di Inggris dan di luar negeri untuk mengidentifikasi 39 jenazah yang ditemukan meninggal di dalam kontainer, 20 mil dari London, Inggris.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
ESSEX, MINGGU — Kepolisian Inggris meminta bantuan komunitas Vietnam di Inggris dan di luar negeri untuk mengidentifikasi 39 jenazah yang ditemukan meninggal di dalam kontainer, 20 mil dari London, Inggris.
Inspektur Kepala Detektif Martin Pasmore, Sabtu (26/10/2019), mengatakan, pihaknya telah menemukan ”sangat, sangat sedikit bukti identitas” di antara jenazah. Ia berharap bisa mengidentifikasi jenazah tersebut melalui sidik jari, rekam gigi dan DNA, serta foto yang dikirim dari teman dan keluarga.
Pasmore mengatakan, dirinya telah berbicara dengan duta besar Vietnam di Inggris untuk meminta bantuan atas rekam sidik jari. Ia juga telah menghubungi operator laman komunitas Vietnam dan berharap warga Vietnam di Inggris akan ”yakin dan percaya” serta membantu polisi mengidentifikasi teman atau kerabatnya meskipun mereka berada di Inggris secara ilegal.
Semula, polisi mengira jenazah tersebut berasal dari China. Namun, kemudian polisi menyatakan tidak ingin berspekulasi atas kewarganegaraan jenazah tersebut sebelum teridentifikasi dengan baik. ”Kami tidak tahu pasti kewarganegaraan orang-orang yang kami temukan. Namun, sekarang saya ingin fokus dan terlibat sejauh mungkin dengan komunitas warga Vietnam,” tutur Pasmore.
Orang dari daerah perdesaan di Vietnam tengah menyebutkan bahwa mereka khawatir teman-temannya dan kerabatnya yang ingin pindah ke Inggris berada di antara mereka yang ditemukan meninggal di dalam kontainer.
Pastor Anthony Dang Huu Nam, imam Katolik di kota terpencil Yen Thanh di Provinsi Nghe An, sekitar 300 kilometer selatan Hanoi, Vietnam, mengatakan, dirinya berhubungan dengan keluarga yang khawatir anggotanya menjadi korban dalam tragedi truk kontainer maut.
Nam mengungkapkan, para keluarga menyampaikan bahwa kerabat mereka pergi ke Inggris bersamaan dengan temuan truk kontainer berisi 39 jenazah itu.
Provinsi Nghe An adalah salah satu provinsi termiskin di Vietnam. Pacific Links Foundation, organisasi antiperdagangan manusia di AS, dalam laporan Maret 2019, menyebutkan, banyak warga provinsi itu menjadi korban perdagangan manusia.
Sebelumnya, Rabu (23/10/2019), polisi Inggris menemukan 39 jenazah di dalam truk peti kemas di Waterglade Industrial Park di Grays, sekitar 20 mil dari London. Korban tersebut terdiri dari 38 orang dewasa dan 1 remaja. Semuanya dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Jenazah-jenazah itu diduga adalah imigran gelap asal Bulgaria.
Truk peti kemas dari Bulgaria itu diperkirakan memasuki Inggris melalui Holyhead di Wales, Sabtu (19/10/2019). Menurut polisi Inggris, sopir truk tersebut adalah seorang pria berusia 25 tahun asal Irlandia Utara. Pria itu telah ditangkap atas dugaan pembunuhan dan tiga orang lainnya telah ditahan atas dugaan perdagangan manusia dan pembunuhan.
Sabtu (26/10/2019), polisi Irlandia menyatakan telah menahan orang kelima yang terkait dengan investigasi 39 jenazah di Inggris.
Pasmore yang bertanggung jawab atas identifikasi jenazah tersebut mengatakan, pihaknya terbuka atas kemungkinan orang-orang yang meninggal tersebut merupakan korban dari konspirasi perdagangan manusia.
”Pelaku kejahatan dan pembunuh memiliki kesempatan yang lebih atas orang-orang yang rentan ini,” ujarnya. (REUTERS/LOK)