Perkembangan dunia digital menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Sebagai penggerak ekonomi digital, generasi milenial diharapkan mampu menciptakan bisnis-bisnis baru berbasis kreativitas dan teknologi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Perkembangan dunia digital menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Sebagai penggerak ekonomi digital, generasi milenial diharapkan mampu menciptakan bisnis-bisnis baru berbasis kreativitas dan teknologi.
Hal itu dikatakan Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi saat acara “Festival Edukasi Bank Indonesia”, Selasa (29/10/2019), di Univeristas Lampung, Bandar Lampung. Menurut dia, sebagai kelompok aktif pengguna internet, milenial merupakan sumber daya bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Saat ini, jumlah penduduk kelompok milenial di Indonesia mencapai sekitar 63,4 juta jiwa.
“Di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global, Indonesia mempunyai potensi untuk memasuki babak baru, yaitu ekonomi digital. Generasi milenial perlu diarahkan membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata Rosmaya.
Lewat kegiatan tersebut, BI ingin mengajak generasi milenial memanfaatkan teknologi dan kreativitas yang mereka miliki untuk menciptakan jenis usaha baru berbasis teknologi digital. Selain itu, BI juga membidik milenial menjadi pelaku usaha mikro kecil dan menenangah (UMKM).
Tumbuhnya sektor UMKM diyakini mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global serta merosotnya harga komoditas ekspor. Sektor UMKM juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Tumbuhnya sektor UMKM diyakini mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global serta merosotnya harga komoditas ekspor
Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat ada lebih dari 900 perusahaan finansial teknologi yang ada berdiri. Satu perusahaan sedikitnya mampu menyerap 50 tenaga kerja.
Dalam kesempatan itu, BI juga menyosialisasikan layanan QR Code Indonesia Standar (QRIS) pada kalangan mahasiswa dan masyarakat. QRIS memungkinkan transaksi non tunai menjadi lebih efisien karena hanya melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. QRIS akan mulai efektif diimplementasikan pada 1 Januari 2020.
Selain membantu pelaku UMKM dalam bertransaksi non tunai, layanan QRIS dapat menurunkan risiko penggunaan uang palsu. Layanan ini juga dapat mempercepat inklusi keuangan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Budiharto Setyawan menuturkan, dengan memanfaatkan teknologi, pelaku UMKM dapat memasarkan produk unggulan Lampung, misalnya kain tapis dan kopi hingga ke mancanegara. Kegiatan ekonomi itu tentu saja tidak hanya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi tapi juga mengenalkan kekayaan Indonesia pada dunia. Di hulu, hal itu juga membantu perekonomian rumah tangga petani hingga perajin tapis di Lampung.