Mendorong Publik Memahami Seni Media melalui Festival
›
Mendorong Publik Memahami Seni...
Iklan
Mendorong Publik Memahami Seni Media melalui Festival
Festival seni media bertajuk Instrumenta #2 dinilai sebagai pendorong pemahaman publik terhadap seni media di Indonesia. Seni media secara sederhana adalah seni yang memanfaatkan teknologi media.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Festival seni media bertajuk Instrumenta #2 dinilai sebagai pendorong pemahaman publik terhadap seni media di Indonesia. Festival ini berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pada 23 Oktober-19 November 2019. Seni media secara sederhana adalah seni yang memanfaatkan teknologi media.
Pelaksanaan Instrumenta #2 diinisiasi oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Festival ini pertama kali diselenggarakan pada 2018 dengan tema “Sandbox” yang melambangkan gim digital.
“Tahun ini kami mengangkat tema “Machine/Magic” yang terisnpirasi oleh fiksi ilmiah, contohnya film dan komik. Fiksi ilmiah adalah ekspresi kebudayaan populer, bukan seni yang berasal dari museum atau galeri. Seni populer itu disebut oleh faktor ekonomi, tapi belum ada yang melihat sisi filosofisnya,” kata Direktur Artistik Instrumenta, Agung Hujatnikajennong, di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Sisi filosofis yang ia maksud antara lain adalah narasi akan masa depan, kecanggihan teknologi, dan imajinasi cerita. Hal ini yang ia nilai jarang digali oleh seniman dan publik. Padahal, sisi filosofis tersebut kerap beririsan dengan perkembangan seni media.
Ia menambahkan, tema ini menjadi menarik karena menyinggung aspek teknologi. Kemajuan teknologi ia nilai sebagai pedang bermata dua di masa kini.
“Di satu sisi, teknologi merupakan produk manusia yang bisa dikendalikan. Di sisi lain, kadang teknologi lah yang balik menguasai kita. Misalnya, kita jadi terikat dengan gawai,” kata Agung.
Ada 28 peserta yang berpartisipasi dalam festival tahun ini, tujuh di antaranya berasal dari luar negeri dan 21 lainnya seniman Indonesia. Beberapa seniman itu adalah Riar Rizaldi (Indonesia), Maulana Ahmad (Bandung), Hayashi Chiho (Jepang), Marjan Verstappen (Selandia Baru), KULTse (Indonesia), dan Rianti Gautama (Indonesia).
Seni media di Indonesia terpengaruh oleh munculnya televisi beberapa dekade silam. Televisi kemudian membentuk budaya media baru yang berpengaruh pada gagasan seni.
Seniman media Riar Rizaldi beranggapan bahwa masa depan bisa diimajinasikan secara beragam. Hal ini tak lepas dari gagasan teknologi yang variatif. Hal ini juga seragam dengan konsep variantology dan cosmoethnic.
“Usaha untuk melihat kembali masa depan dari perspektif yang lebih luas dan media teknologi diperlukan. Institusi formal maupun nonformal berperan besar dalam membangun dialog dan diskursus publik akan irisan seni dengan media teknologi,” kata Riar.
Sejarah seni media
Agung mengatakan, seni media di Indonesia terpengaruh oleh munculnya televisi beberapa dekade silam. Televisi kemudian membentuk budaya media baru yang berpengaruh pada gagasan seni.
“Seni media di Indonesia baru menonjol pada awal 1990-an. Seni itu bisa disebut sebagai respons terhadap budaya media baru, yaitu televisi. Seniman Indonesia yang bisa disebut sebagai perintis seni media dan yang menonjol serta konsisten berada di jalur itu adalah Krisna Murti,” kata Agung.
Menurutnya, posisi media seni di Indonesia tidak bisa disebut tidak menonjol. Sebab, media seni kini mudah dijumpai pada suatu pergelaran seni, contohnya instalasi seni yang menggunakan internet dalam proses penciptaan atau presentasi.
Ekosistem seni media pun ia nilai telah ada di Indonesia. Ekosistem yang dimaksud mencakup tiga pihak, yaitu produsen (seniman), distributor (mediator, galeri seni, museum, dan sebagainya), serta konsumen (apresiator, kolektor, dan publik secara umum).
“Yang harus diperhatikan agar ekosistem ini tetap berlangsung adalah memastikan setiap pihak meningkatkan “kecanggihan” mereka. Dalam hal ini, publik pun diharapkan bisa lebih memahami seni media, karya seni, dan seniman. Festival ini saya harap bisa mendorong itu semua,” kata Agung.