Akhir November 2019, Festival Musik Jazz Digelar di Waduk Jatiluhur
›
Akhir November 2019, Festival ...
Iklan
Akhir November 2019, Festival Musik Jazz Digelar di Waduk Jatiluhur
Festival musik jazz berskala internasional bakal digelar pada 30 November dan 1 Desember 2019 di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Festival musik jazz berskala internasional bakal digelar pada 30 November dan 1 Desember 2019 di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kegiatan berlatarkan pemandangan waduk ini diharapkan kian menjadi daya tarik untuk meningkatkan jumlah wisatawan.
Acara bertajuk ”Green, Water, and Life” ini bakal diadakan di tepi Waduk Jatiluhur menjelang matahari terbenam, sekitar pukul 16.00. Penonton diajak menikmati pemandangan alam Jatiluhur sambil bernyanyi. Beragam sajian musiknya digagas oleh Dwiki Dharmawan.
Komposisi musik jazz itu diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan Jatiluhur. Bahkan, melimpahnya jumlah air di waduk tersebut akan dimanfaatkan untuk membuat bunyi-bunyian air dengan kolaborasi alat musik tradisional khas Sunda. Bintang tamu yang diundang antara lain Java Jive, Marcell, Via Vallen, Krakatau, dan Mus Mujiono.
Ketua Tim Pelaksana The 1st International Jatiluhur Jazz Festival Rajab Harahap mengatakan, festival ini diharapkan semakin mendukung sektor pariwisata di Jabar. Ditargetkan setidaknya 10.000 penonton bakal memenuhi acara dalam dua hari. Harga tiket yang ditawarkan mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per orang.
Wisata Waduk Jatiluhur masuk dalam rencana pengembangan 2020 Pemprov Jabar. Pada tahun ini, Pemprov Jabar bersama Perum Jasa Tirta II, pengelola Jatiluhur, dan Pemerintah Kabupaten Purwakarta bersinergi mengoptimalkan wisata di Waduk Jatiluhur.
Sejumlah kegiatan pun disiapkan untuk mendongkrak sektor ini, yaitu The 1st Jatiluhur Heroes 5k Fun Run and Walk akan digelar pada 10 November 2019. Pada 13-14 Juli 2019, acara bertajuk The 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition sudah diadakan di Pantai Timur di kawasan Waduk Jatiluhur.
Daya tarik wisata Waduk Jatiluhur yang lebih dikenal antara lain Jatiluhur Water World, wisata perahu, dan wisata kuliner. Perairan Jatiluhur dapat dinikmati dengan menyewa kapal motor bertarif Rp 15.000-Rp 20.000 per orang. Pengunjung juga bisa menggelar tikar di tepi waduk sambil memancing dan minum air kelapa muda.
Deretan restoran di tepi waduk menawarkan berbagai menu ikan bakar. Pengunjung bisa menyantap hidangan sekaligus melihat pemandangan alam Jatiluhur.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer mengatakan, sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas meningkatkan promosi dan branding Waduk Jatiluhur. Menurut dia, potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
”Pemandangan di Waduk Jatiluhur begitu indah, sayang sekali jika banyak masyarakat belum mengetahuinya,” ujarnya.
Pemandangan di Waduk Jatiluhur begitu indah, sayang sekali jika banyak masyarakat belum mengetahuinya.
Berdasarkan data Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II, jumlah kunjungan wisatawan lokal selama tiga tahun terakhir di Jatiluhur menurun. Pada 2016 tercatat 221.761 kunjungan wisatawan. Namun, pada 2017 kunjungan berkurang menjadi 211.779 dan menurun lagi pada 2018 menjadi 183.551 kunjungan.
Menurut General Manager Unit Usaha Pariwisata dan AMDK Perum Jasa Tirta II Dindin Hendriana, daya tarik Jatiluhur perlu ditambah untuk mendongkrak jumlah pengunjung. Untuk itu, ia pun menyiapkan penambahan wahana wisata baru agar dapat menggenjot jumlah pengunjung.
Dari aspek wahana, pada 2018, Dindin bersama tim telah mengajukan konsep pembuatan jogging track sepanjang 1,5 kilometer di tepi Jatiluhur. Sisi kanan-kiri lokasi itu akan dilengkapi taman bunga dan kursi untuk bersantai. Proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2020.
”Melalui kegiatan itu, semoga branding Jatiluhur semakin dikenal luas. Kami menargetkan ada peningkatan pengunjung sebanyak 15 persen,” ujar Dindin.