Jabar International Marathon Jadi Ajang Promosi Pangandaran
›
Jabar International Marathon...
Iklan
Jabar International Marathon Jadi Ajang Promosi Pangandaran
Konsep pariwisata olahraga dari Jabar International Marathon diharapkan bisa menjadi daya tarik Pangandaran sebagai lokasi perlombaan. Untuk mencapai harapan tersebut, dukungan masyarakat dibutuhkan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Konsep pariwisata olahraga dari Jabar International Marathon 2019 diharapkan bisa menjadi daya tarik Pangandaran sebagai lokasi perlombaan. Dukungan masyarakat dibutuhkan untuk memberikan kesan positif sehingga berpotensi menambah minat perlombaan.
Perlombaan maraton yang masuk dalam kalender festival Jawa Barat ini berlangsung pada Minggu (1/12/2019). Terdapat empat nomor pertandingan dengan jarak tempuh berbeda, yaitu full marathon (42 kilometer), half marathon (21 kilometer), 10 kilometer, dan 5 kilometer. Rute ini melintasi Pantai Pangandaran dan beberapa jalan yang melintasi permukiman penduduk.
Direktur Perlombaan Jabar International Marathon (JIM) Safrita Aryana dalam konferensi pers di Gedung Sate, Bandung, Rabu (30/10/2019), memaparkan, jumlah peserta yang terdaftar mencapai 1.015 orang. Sebanyak 1.007 peserta di antaranya telah terkonfirmasi atau menyelesaikan registrasi. Target peserta ajang ini diharapkan menembus 2.500 orang.
Sementara ini peserta didominasi pelari dari Indonesia, yang mencapai 998 orang. Ada juga 14 pelari asal Kenya, 1 pelari masing-masing dari Etiopia, Australia, dan Amerika Serikat.
Safrita menuturkan, JIM tahun ini mengedepankan konsep pariwisata olahraga. Di samping pelari pendamping atau marshall, di beberapa sisi rute akan diberikan suguhan pertunjukan seni tradisional, seperti musik dan ronggeng gunung. Selain itu, setiap warga juga diminta memberikan dukungan di setiap jalur perlombaan.
Menurut Safrita, dukungan dari masyarakat ini menjadi satu standar dari perlombaan full marathon sekaligus memperkenalkan seni tradisional di Pangandaran. Partisipasi warga ini juga berpotensi memperkenalkan budaya sebagai salah satu daya tarik pariwisata.
”Sebisa mungkin pelari jangan dibiarkan sendirian, apalagi untuk nomor full marathon. Karena itu, harus ada marshall. Dukungan dari masyarakat dari pinggir lintasan juga memberikan kesan positif dari peserta,” ujarnya.
Tidak hanya itu, di area race village atau area pasca-pertandingan, para peserta akan disuguhi kesenian tradisional dan kopi asli dari Pangandaran. Di area tersebut juga tersedia stan yang menjual suvenir khas dari laut Pangandaran.
Dukungan positif ini, kata Safrita, menjadi potensi untuk menyelenggarakan kegiatan dengan target yang lebih besar di masa depan dan mampu mendongkrak kunjungan di daerah. ”Konsep ini akan kami bawa ke pertemuan berikutnya dengan perangkat daerah karena dukungan ini dibutuhkan sebagai syarat menjadi perlombaan level dunia,” ujarnya.
Selain dukungan masyarakat, Safrita berujar, sebuah pertandingan maraton bisa memasuki level dunia jika pesertanya melampaui 10.000 orang. Karena itu, jika perlombaan ini masuk ke level dunia, pariwisata di daerah perlombaan akan meningkat seiring jumlah peserta.
Sebuah pertandingan maraton bisa memasuki level dunia jika pesertanya melampaui 10.000 orang. Karena itu, jika perlombaan ini masuk ke level dunia, pariwisata di daerah perlombaan akan meningkat seiring jumlah peserta.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mendukung kegiatan yang berpotensi meningkatkan kunjungan pariwisata di Jabar, khususnya Kabupaten Pangandaran. Dia optimistis, kunjungan wisatawan di Pangandaran akan meningkat apabila JIM rutin diadakan setiap tahunnya.
”Kami menyiapkan Pangandaran sebagai primadona wisata di Indonesia dan dunia. Lari adalah cara tepat untuk mencapai tujuan itu, apalagi melintasi daerah pariwisata atau lokasi yang cocok untuk berswafoto,” ujarnya.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata berkomitmen mendukung kegiatan JIM dengan menyajikan suguhan seni dan produk daerah. ”Saya yakin, konsep ini akan menjadikan Pangandaran mendunia,” katanya.