Banyuwangi Tuan Rumah Seri Kejuaraan Dunia Selancar 2020
›
Banyuwangi Tuan Rumah Seri...
Iklan
Banyuwangi Tuan Rumah Seri Kejuaraan Dunia Selancar 2020
Banyuwangi untuk ketiga kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah seri Kejuaraan Dunia Selancar. Tahun depan, dipastikan satu dari 11 seri kejuaraan dunia selancar bakal digelar di Banyuwangi
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – World Surf League menunjuk Banyuwangi sebagai satu dari 11 tuan rumah seri Kejuaraan Dunia Selancar 2020. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyambut baik rencana tersebut dan siap mendukung persiapan pelaksanaan tersebut.
Sekretaris Jenderal Persatuan Selancar Ombak Indonesia Tipi Jabrik seusai bertemu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Kamis (31/10/2019), mengatakan, Banyuwangi dipilih karena memiliki G-Land yang menyimpan karakter ombak yang bagus.
“Ombak di G-Land cukup panjang dan tidak pecah, kondisi tersebut bisa menghasilkan barrel (trowongan). Ombak barrel merupakan ombak yang paling dicari peselancar dunia karena menyimpan poin yang tinggi untuk penilaian,” tuturnya.
Selain itu, rekam jejak Banyuwangi yang biasa menyelenggarakan sejumlah kegiatan termasuk kegiatan wisata olahraga juga menjadi pertimbangan. Banyuwangi setiap tahun rutin menggelar ajang olahraga bertaraf internasional antara lain, Balap Sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen, Banyuwangi BMX Internasional, dan International Kite Surfing.
Seri Kejuaraan Dunia Selancar hanya akan diikuti 36 peselancar pria dan 18 peselancar wanita. Kejuaraan tertinggi untuk peselancar professional ini terbatas bagi peselancar dengan kualifikasi tertentu.
“Tidak sembarang peselancar yang bisa tampil. Peserta kejuaraan dunia ini hanya mereka dengan standart kualifikasi khusus,” ujar Tipi.
Peselancar yang diharapkan dapat tampil antara lain, juara dunia tahun 2010 dan 2011 Kelly Slater, juara dunia tahun 2016 dan 2017 John John Florence, serta juara dunia tahun 2014 dan 2018 Gabriel Medina.
Tipi mengatakan, kejuaraan ini juga penting bagi perkembangan olahraga dan pembinaan atlet selancar di Indonesia. Pasalnya penyelenggara menyediakan kuota ‘wild card’ bagi peselancar tuan rumah.
“Beberapa tahun lalu saat diadakan di Bali, peselancar Rio Waida dan Oney Anwar bisa tampil diajang ini. Tahun depan, kalau dilaksanakan di Banyuwangi, mereka mungkin akan tampil lagi,” ujar Tipi.
Seri Kejuaraan Dunia selancar yang diselenggarakan World Surf League pernah diadakan di G-Land, Banyuwangi pada tahun 1995 hingga 1997. Selanjutnya penyelenggaraan dilakukan di Bali pada tahun 2008, 2013, 2016 dan 2017.
Regional Manager World Surf League (WSL) Asia Steve Robertson mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar 2,5 juta Dollar AS atau setara Rp 30 miliar untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hanya perlu memberikan sedikit bantuan dan izin untuk menyelenggarakan ini.
“Dana sudah kami siapkan. Kami hanya butuh izin dan dukungan infrastruktur untuk membangun tower juri dari bambu atau kayu, serta penyediaan jaringan listrik dan internet,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik hal ini dan langsung menyatakan kesediaannya. Ia juga segera menghubungi pihak terkait antara lain PT PLN, Taman Nasional Alas Purwo, dan provider penyedia internet untuk menyiapkan gelaran ini tahun depan.
Anas mengatakan, tawaran tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan. Pasalny,a tanpa membutuhkan anggaran yang besar, Banyuwangi dapat menggelar kejuaraan dunia selancar.
“Keuntungan Banyuwangi ialah, para peselancar dunia akan menjadi endorser bagi wisata di Banyuwangi. Kalau para juara dunia mengunggah sedang berselancar di Banyuwangi, harapannya banyak peselancar internasional juga datang ke Banyuwangi untuk merasakan ombak yang sama yang pernah ditunggangi para peselancara dunia” ujarnya.
Anas mengatakan, kegiatan tersebut juga dapat menjadi sarana promosi destinasi yang cukup menarik bagi turis manca negara. Selama ini wisatawan mancanegara ke Banyuwangi hanya untuk mengunjungi Gunung Ijen.