Kisah ”Mengganggu” Horor Iflix
Peluang yang didorong tingginya minat pasar Indonesia pada tayangan hantu lokal ditangkap oleh layanan hiburan Iflix. Untuk pertama kalinya, Iflix melahirkan serial horor orisinal pertamanya, Kisah Tanah Jawa: Merapi.
Sanggup membuat penasaran, penontonnya serial horor ini digaet untuk betah menonton maraton enam episode sekaligus secara gratis. Kengerian dalam serial yang bisa ditonton melalui streaming ataupun offline di aplikasi iflix atau iflix.com ini diciptakan dari munculnya hantu-hantu khas Tanah Jawa.
Serial orisinal horor baru ini juga akan tersedia di SHAREit dengan episode mingguan tayang setiap Kamis. Penayangan perdananya sengaja dibuat bertepatan dengan perayaan Halloween pada Kamis (31/10/2019).
Hantu lainnya yang muncul sudah bisa ditebak.
Dari awal episode, makhluk-makhluk astral dihadirkan dalam rupa yang sangat lokal. Perempuan berwajah seram yang berdandan ala pengantin Jawa sudah akan bisa ditemui dari awal kisah dimulai. Hantu lainnya yang muncul sudah bisa ditebak, seperti pocong yang kali ini berdandan dengan kain berwarna merah.
Ada pula genderuwo berbadan tinggi besar menakutkan. Hantu anak kecil berwajah pucat pun berseliweran di layar. Kemunculan mereka disokong dengan tata suara yang dijamin bakal bikin terkaget-kaget. Meskipun jenis hantunya sudah sangat bisa ditebak, kisah ini menjadi menarik karena alur ceritanya sangat sulit diprediksi.
Ujung cerita yang tak teraba inilah yang kemudian membuat penontonnya terpaku untuk menonton dari awal hingga akhir kisah. Padahal, serial horor yang diproduksi oleh Iflix dan Rapi Films ini terdiri dari enam episode dengan durasi per episodenya 30-40 menit.
Perjalanan mencekam
Serial horor Kisah Tanah Jawa: Merapi berlatar belakang pengambilan gambar di DI Yogyakarta. Kota wisata yang hampir pasti sudah pernah dikunjungi mayoritas masyarakat Indonesia ini memiliki sudut-sudut khas yang dieksplorasi dengan baik dalam setiap episode.
Selain hutan dan jalur pendakian di Lereng Merapi, hadir pula pemukiman padat di Yogyakarta dengan gang-gangnya yang hanya muat untuk pejalan kaki hingga keriuhan di Malioboro. Budaya Jawa juga kental terasa dengan hadirnya simbah juru kunci Gunung Merapi, tradisi sesaji, hingga tari-tarian Jawa.
Kisah dimulai dari upaya Andi (Deva Mahenra) dan Babon (Joshua Suherman) dalam misi menemukan teman mereka yang hilang saat pendakian di Gunung Merapi, Rio. Kedua sahabat Andi dan Babon lantas mendokumentasikan perjalanan pencarian mereka. Uniknya, Babon sebagai pemegang kamera selalu mendokumentasikan tiap detail hingga hal-hal sepele.
Dari lensa kameranya, Babon sebenarnya sudah berpapasan dengan para makhluk halus ini sejak pertama kali membuat film dokumenternya. Namun, bukannya lari terbirit-birit, Babon paling-paling hanya teriak-teriak kaget dan terus tinggal, baik di hotel yang dihantui atau di jalur pendakian yang jelas-jelas sudah ”ramai” hantu. Tekad keras kepala dua sahabat inilah yang kemudian memunculkan teror demi teror.
Budaya Jawa juga kental terasa dengan hadirnya simbah juru kunci Gunung Merapi, tradisi sesaji, hingga tari-tarian Jawa.
Ketika jalur pendakian Gunung Merapi sudah ditutup, mereka nekat naik gunung bersama tiga orang pendaki lainnya. Bertemu secara tak sengaja, pendaki yang bergabung adalah pasangan suami istri yang baru menikah yang memutuskan untuk berbulan madu di Merapi, Nadia (Laura Basuki) dan Dika (Wafda Saifan).
Selain Babon dengan karakternya yang mudah panik, kehadiran pendaki lain yang adalah seorang vlogger, Chitra, yang sanggup menceriakan suasana. Chitra pun terus-menerus merekam perjalanan pendakian yang dibumbuinya dengan drama-drama kocak. Pemandu dari tim pendakian ini adalah seorang warga lokal misterius bernama Suratno (Tyo Pakusadewo).
Sejak awal pendakian, Babon dan Andi tak mengungkapkan niat mereka kepada anggota tim pendakian lainnya bahwa mereka berniat untuk mencari Rio yang hilang lebih dari dua bulan di jalur pendakian. Semakin tinggi mendaki, mereka semakin dihantui dan dihadapi dengan kondisi ekstrem yang menguji kekuatan dan komitmen pertemanan.
Syuting siang
Meskipun mayoritas gambar di serial ini didominasi suasana malam, pengambilan gambarnya ternyata dilakukan pada siang hari. Efek malam lantas dimunculkan lewat kepiawaian sutradara Faozan Rizal (yang juga menggarap film Habibie & Ainun). Faozan menggarap serial ini dengan kualitas sama seperti film di layar bioskop.
Kisah Tanah Jawa: Merapi ditulis oleh Salman Aristo (penulis film Laskar Pelangi) sebagai adaptasi dari buku terlaris tahun 2019 karya Bonaventura Genta yang berjudul sama dengan serial ini. Rapi Films sebagai produser di balik suksesnya film horor laris Indonesia, seperti Pengabdi Setan, rupanya juga bertekat membawa jaminan pada kengerian horor yang diciptakan.
Kami sangat antusias dapat menghadirkan pengalaman horor jenis baru kepada penggemar.
Iflix Global Director of Original Programming, Mark Francis, mengaku sudah lama mencari tahu, untuk melakukan dobrakan inovasi bagi serial orisinal Iflix. Ia sengaja mengambil genre horor yang dianggap paling populer di Indonesia. Sebagian besar konten horor di Indonesia masih diproduksi untuk ditayangkan di bioskop dan upaya untuk menayangkannya di TV terhalang oleh anggaran rendah atau kode etik siaran.
”Kami percaya bahwa kami akhirnya melakukan gebrakan dengan menghadirkan serial horor orisinal enam episode yang layak ditonton maraton sampai habis dengan gaya baru yang berani, dan menampilkan deretan bintang papan atas. Kami sangat antusias dapat menghadirkan pengalaman horor jenis baru kepada penggemar,” kata Mark.
Sunil Samtani, Executive Producer of Rapi Films, berharap penonton di Indonesia mendapatkan pengalaman horor yang berbeda pada perangkat seluler mereka. ”Konsep yang sangat lokal dan mengganggu akan membuat mereka bangun sepanjang malam,” tambahnya.