Meski Sudah Hujan, Pembagian Air di Malang Tetap Berlanjut
›
Meski Sudah Hujan, Pembagian...
Iklan
Meski Sudah Hujan, Pembagian Air di Malang Tetap Berlanjut
Meski hujan sudah turun, bantuan air bagi warga terdampak krisis air di Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih diteruskan. Bantuan air dilanjutkan sampai debit sumber air kembali terisi dalam jumlah ideal.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Meski hujan sudah turun, bantuan air terhadap warga terdampak krisis air di Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih diteruskan. Bantuan air dilanjutkan sampai debit sumber air kembali terisi ideal dan kebutuhan air bersih warga tercukupi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiono, Minggu (3/11/2019), mengatakan, bantuan air diberikan karena sejauh ini hujan belum turun merata. Salah satunya terjadi di kawasan Malang selatan yang kondisi alamnya berupa pegunungan.
Selain itu, intensitas hujan juga masih terbilang kecil sehingga air belum terserap ke dalam tanah. ”Perkiraan kami, bantuan air akan terus diberikan paling tidak sampai pertengahan atau akhir November. Nanti akan kami evaluasi lagi mana saja desa yang masih perlu dibantu dan mana yang sudah bisa dihentikan,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang, ada 25 desa di 10 kecamatan yang masih mendapatkan bantuan air bersih. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan saat memasuki pekan keempat Oktober lalu, 16 desa di 8 kecamatan.
Desa-desa yang mendapat bantuan air bersih antara lain Druju, Sitiarjo, Klepu, Kedungbanteng, Sekarbanyu, Ringinsari, dan Sumberagung, semuanya ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Ada juga Desa Sumberejo dan Pagak di Kecamatan Pagak dan Karangkates di Kecamatan Sumberpucung.
Perkiraan kami, bantuan air akan terus diberikan paling tidak sampai pertengahan atau akhir November.
Desa yang mengajukan bantuan air pada musim kemarau 2019 ini juga meningkat dibandingkan dengan periode serupa tahun 2018. Tahun lalu, jumlah desa di Kabupaten Malang yang meminta bantuan air mencapai sembilan desa di sembilan kecamatan.
Disinggung soal antisipasi krisis air serupa di tahun-tahun mendatang, Bagyo menjelaskan, selain menambah jumlah truk tanki untuk melayani bantuan air bagi warga, BPBD juga akan memetakan daerah untuk pembuatan sumur bor. Program ini diinisiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Salah satu desa yang sudah membuat sumur bor adalah Wonorejo. Hasilnya, desa itu mampu mengatasi kebutuhan air warga yang setiap tahun krisis air akibat kemarau.
”Dinas Pengairan juga berupaya membuat embung. Kemarin, kami bersama USAID juga telah mencoba membuat sumur di sungai di Donomulyo. Kami menggali sumur sampai kedalaman 2-3 meter dan ada airnya. Ini sedikit banyak bisa membantu warga yang membutuhkan air,” ucapnya.
Kami menggali sumur sampai kedalaman 2-3 meter dan ada airnya. Ini sedikit banyak bisa membantu warga yang membutuhkan air.
Sementara itu, pembagian air juga masih dilakukan BPBD Kabupaten Kediri. Ada dua desa di Kediri yang masih mendapat bantuan air bersih, yakni Desa Sepawon di Kecamatan Plosoklaten yang berada di lereng barat Gunung Kelud dan Desa Kalipang di Kecamatan Grogol di lereng timur laut Gunung Wilis.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Randy Agatha mengatakan, ada 16.000 liter air bersih yang diberikan kepada warga Sepawon per hari dan 8.000 liter untuk warga Kalipang. ”Untuk lereng Gunung Kelud, hujan sudah turun, tetapi Gunung Wilis belum,” katanya.